Korban

70 8 0
                                    

[Fifth/5]
Tangisan yang menyakitkan terdengar jelas di ruangan. Lelaki tampan ini sedang bersedih karena sesuatu. Ia terus merancau memanggil nama seseorang. Efra? Hey itu berarti dia Haikal! 

"Efra, lu kenapa gak kaya Jeano yang jadi seorang kakak yang baik buat Enzi,gua juga mau ngerasain di sayang saudara gua!"Haikal terus merancau mengacak kasar rambutnya

Kacau,keadaannya benar benar kacau matanya sembab rambutnya berantakan,bahkan ada beberapa helai yang tercabut karna terlalu keras dia menarik rambutnya. Tanpa Haikal sadari,seseorang tengah memperhatikannya

"Maafin gua, dek. Gua gak bermaksud buat lu kaya gini, gua bakal coba jadi kakak yang lebih baik buat lu, Kal." Orang itu tersenyum lembut, lalu orang itu mengetuk pintu kamar Haikal dengan pelan

Haikal yang mendengar ketukan itu reflek menghapus sisa air matanya dan meminum segelas air di nakas sebelah kasurnya lalu membuka pintu kamarnya.

"Kenapa, Kak Efra?" Efra terkejut sedikit mendengar Haikal memanggil dirinya dengan embel embel "kak"

"Ada teman lu di bawah,kasihan mereka nunggu. Rambut lu benerin, berantakan banget."Lekas Efra merapihkan rambut Haikal

Haikal tentu terkejut dengan itu,apa permintaannya di wujudkan? Ia mimpi atau tidak, jika tidak dia tidak ingin bangun!

"Ah, makasih kak. Haikal ke bawah ya."Haikal menutup pintu kamarnya dan menuju ke bawah

Terlihat di sofa ruang tamu terdapat enam lelaki, ya itu anggotanya. Sepertinya mereka sedang libur juga,ya ini tanggal merah sih, Jeano kok juga? Eh kan cuti.

"Tumben kalian datang, kenapa gak ngasih tahu gua dulu?"Haikal duduk di kursi empuk yang kosong

"Main aja, di sini juga sama enaknya kaya di rumah Jeano."Jawab Mahen

"Oh iya, tunggu bentar gua ambil sesuatu dulu di atas."Baru juga duduk dia langsung berdiri dan menaiki anak tangga dan lari je kamarnya
Semuanya heran tapi gak ada gunanya heran,namanya juga Haikal.
Saat kembali, Haikal membawa selembar kertas berwarna hitam.
"Ini gua dapat dari penjaga perusahaan gua,katanya tiba tiba ada di depan pintu."

"Tulisannya jelek banget jujur. Gua pusing buat baca."Ujar Enzi yang ingin membaca tulisan tersebut

"Ngaca, Zi. Tulisan lu juga jelek."Ejek Jeano

"Tulisan Enzi masih lebih mending ya!"Enzi tak terima bahwa tulisannya sejelek itu

"Zi, kayaknya lu seberharga itu ya sampai hanyak banget yang mau lu."Ujar Arhan yang sudah selesai membaca isi kertas itu

"Enzi punya data penting kita,jadi pasti mereka ngincar dia. Kalau mereka dapat Enzi, ya pasti di jual dengan harga yang tinggi."Ujar Jeano dan berhasil mendapatkan gebukan kasih sayang dari Enzi

"Gak usah ngada ngada gak jelas."Enzi kesal saat ini,kakaknya benar benar membuatnya kesal

"Kal, lamunin apa lu?"Tanya Arhan yang sadar Haikal terus menatap kearah bawah

Yang di panggil lantas langsung sadar. "Eh gak, gak papa." Entah mengapa perasaan terasa tidak enak

"Oh iya, gua belum ngasih satu lagi. Jadi kerja dua kali gua."Haikal langsung berdiri dan menghentakkan kesal kakinya sambil berjalan ke arah tangga untuk mencapai kamarnya

"Kemana lagi tu bocah?"Arhan mulai bingung dengan sikap anak itu,yang lain hanya menggelengkan kepalanya dan kanjut mengobrol tentang rencana selanjutnya

"Gua dapat ini juga, gua mual lihatnya."Haikal melempar kasar sebuah kotak ke meja

Atensi para member kini beralih menuju kotak di meja itu.

Baxtar Gang|| NCT XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang