Mimpi

23 2 0
                                    

[Pengacau Chapter][12]

"Bacot, Kal! Lu busuk ya ternyata." Seru Arhan penuh emosi

"Maksud lu apa sih, Han. Gue gak ngerti sama sekali lu ngomongin apa!" Sahut Haikal dengan kebingungan karena situasi saat ini

Pasalnya dia sedang ada di sebuah ruangan gelap dan ada keenam temannya yang terikat di tiang dan hanya Arhan yang terbangun.

"Lu kan yang rencanain pembunuhan kakak gue kan! Lu yang bunuh Zayta kan." Suara Arhan melemah karena liquid bening yang akan jatuh dari kelopak mata milik Arhan

"Lu gak kerja, Kal hari itu. Dan mata yang lu temuin itu masih baru bukan milik kakak gue." Arhan melanjutkan perkataannya
"Tapi gue nemuin bola mata milik Zayta di kamar lu, tepat di bagian meja lu." Lanjutnya

Haikal terdiam karena masih memahami kata demi kata yang dilontarkan Arhan.

"Kenapa diam? Karena semua itu kebenaran? Iyakan!" Nada Arhan meninggi sehingga seperti membentak

"Gak,Han! Kamar gue gak ada bola mata selain kotak itu." Ujar Haikal sambil menunduk tak mampu melihat kearah sahabat dekatnya itu

"Lu tahu gue benci pembohong kan? Kenapa lu bohongin gue sekarang?" Ucap Arhan dengan nada rendah, ia sudah tak mampu berkata kata lagi

Setelah Arhan mengatakan itu, tubuh Haikal terasa tertusuk. Saat ia melihat kebelakang, itu adalah Efra. Pandangannya gelap.

Kini Haikal terbangun disebuah ruangan. Ruangan putih, monitor, dan Brankar di bawahnya. Rumah sakit, ia yakin itu pasti rumah sakit.

Haikal meringis, "Perut gue diperban? Perih, itu mimpi?" Gumam Haikal

"Sudah bangun ya, tuan." Haikal membelalakkan matanya melihat sosol di depannya

Jeano Arganta Kinzarendra. Sahabatnya, ia tak mungkin salah mengenali orang, ingatannya itu kuat!

"Jeano?" Gumam Haikal

"Iya, tuan, ada apa?" Tanya Jeano dengan sopan

"Lu apa apaan sih? Tuan tuan apa?" Kepala Haikal benar benar pusing sekarang

"Bukankah sebagai asisten anda, saya harus memanggil anda tuan? Anda yang memintanya." Cukup, ini ada yang gak beres!

"Ambilkan air saja, jangan panas." Ujar Haikal singkat

"Baik." Jeano mengundurkan diri dari kanar Haikal

"Apa yang terjadi, gua bener bener gak ngerti sama semua ini." Gumam Haikal sambik menunduk
"Karma kah? Masa iya gua dihidupin lagi cuman buat nikmatin karma?" Lanjutnya

"𝘜𝘵𝘶𝘵𝘶𝘵𝘶, 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘯𝘪𝘩."

"Nyonya? It's you?" Tanya Haikal

"Benar sekali, gua di sini."

"Jangan potong gua sebelum gua selesai bicara."

Haikal hanya mengangguk, jelas dia memperlukan semua penjelasan tentang hal ini.

"Lu belum mati, Kal. Lu koma karena kecelakaan tunggal. Dan di alam bawah sadar lu ini, lu bermimpi tentang semua hal itu. Gua gak tahu mimpi lu bisa seacak itu sampai si Jeano jadi asisten lu, lebih cocok jadi bodyguard soalnya."

Baru Haikal mau berbicara sudah langsung diisyaratkan untuk tetap diam

"Lu kehabisan darah, tapi untungnya langsung dapat donor, beruntungkan lu? Hidup lu banyak banget plot twist nya ya, heran gua."

"Jadi, gua kecelakaan ya ... kok gua gak ingat apa apa?" Tanya Haikal dengan penuh rasa keinginan tahuan

"Ya karna lu mabok, orang gila lu mabok malah kendara motor, kecelakaan kan!"

"Lah, oh iya! Gua baru ingat, Jeano sialan." Umpat Haikal dengan kesal

3

2

1

Haikal melenguh pelan, sedikit meringis karna merasakan rasa sakit dibagian kepala dan kakinya. Ia perlahan membuka matanya, melihat ke sekeliling, satu orang yang ia temui. Kaira Efra Maheswara, sang kakak satu satunya. Efra terlihat sedang tertidur di sofa dengan keadaan yang tidak nyaman, pasti saat bangun nanti dia merasakan pegal disekujur tubuhnya.

Haikal hanya bisa melirik kearah kakaknya itu, ingin dia menghampiri Efra dan menyuruhnya tidur dibrankar saja, tapi sial seluruh tubuhnya masih lemah dan sakit. Haikal melihat kearah tangannya, penuh luka, untungnya tidak parah. Dia kemudian meraba bagian kepalanya, perban ia yakin kepalanya pasti terbentur.

"Untung gua cuman luka, iyakan cuman luka...?" Haikap bergumam dengan suara pelan karna itu gumaman dan dia tidak ingin membangunkan sang kakak

"Haikal?"

Suara Efra langsung menyapa indra pendengaran Haikal, lantas ia menoleh kearah sang kakak yang sudah ada didekatnya.

"Akhirnya lu udah bangun ... Gua nungguin lu empat bulan, Kal." Efra lekas memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Haikal

"Kak, lu pernah mati?" Dengan asal Haikal bertanya dan dihadiahi sentilan sayang didahi membuat sang empu meringis pelan

"Kagak lah, lagian lu pakai mabuk mabukan kenapa sih?" Tanya Efra dengan penuh rasa khawatir

Gak pernah? Berarti kematian Efra itu termasuk mimpinya... Anggota baru! Iya, mereka!

"Diajakin Jeano, oh iya. Baxsius ada anggota baru?" Tanya Haikal sesuai isi pikirannya

"Baxsius apaan sih?" Sialan, Haikal tidak mengerti...

"Anggota kak Efra masih lengkap?" Tanya Haikal lagi

"Masih lah! Kecuali Athan, bajingan kaya dia udah gak pantes di kelompok kita."Ujar Efra dengan kesal

"Kenapa emang?" Tanya Haikal dengan rasa penasaran nya

"Dia obsesi sama cewe dan ternyata udah 6 tahun, dia sampai naruh kamera tersembunyi diseluruh sudut rumah si cewe." Jawab Efra penuh emosi

"Gua gak nyangka dia sejahat itu..." Gumam Haikal dengan kecewa

"Aduh, pusing banget deh." Haikal kembali bersandar di sandaran brankar

"Yaudah lah, tidur lagi aja lu. Ayah sama bunda biar gua panggil dulu." Ujar Efra

"Iya kak..."

Tiga bulan berlalu, Haikal sudah pulang lima minggu lalu. Pagi ini Haikal pergi ke perusahaan seperti biasa menggunakan mobilnya. Jadwalnya hari ini cukup padat, ia harus me-interview calon karyawan baru.

Tak disangka, ia bertemu seseorang yang tak asing sebagai calon karyawannya.

"Ardian Agantara?" Tanya Haikal saat membaca berkas berkasnya

"Iya, benar." Jawab orang itu, Agan...

"Kamu langsung diterima, tidak perlu tahap lain." Ujar Haikal yang terdengar mutlak

"Tapi kenapa, Pak?" Tanya Agan kebingungan

"Not reason, silakan keluar, terima kasih." Jawaban Haikal membuat Agan kebingungan

"Ah, baiklah. Terima kasih, Pak." Agan membungkuk hormat sembari tersenyum hangat.

"Semangat bekerja ya, saya harap kamu bekerja dengan baik." Ujar Haikal dengan membalas senyuman hangat Agan.

"Pasti, pak! Saya akan lakukan yang terbaik yang saya bisa!" Seru Agan penuh semangat.
"Saya permisi ya, Pak. Sekali lagi, terima kasih!" Agan pergi meninggalkan ruangan Haikal setelah membungkuk hormat sekali lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baxtar Gang|| NCT XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang