Saudara

47 6 0
                                    

[Sixth/6]
Enzi dan Haikal sudah kembali ke rumah Haikal. Sepi, sepertinya yang lain sudah pulang pikir Haikal.

"Kak Efra, lu di mana?"Panggil Haikal

"Gua cari ke dapur, lu ke kamarnya."Ujar Enzi

"Oke"

Enzi dan Haikal berpencar. Perasaan Haikal campur aduk rasa kesal, takut, dan sedih bercampur jadi satu saat ini.

"Haikal!"

Merasa di panggil,Haikal pergi ke dapur menghampiri Enzi. Saat sampai di dapur, jelas dia terkejut. Darah keluar dari mulut kakaknya namun sudah kering. Ia berjalan dengan lunglai kearah Enzi dan kakaknya yang sudah tak bernyawa, tak sadar air mata mulai membanjiri wajahnya. Ia bahkan baru dekat dengannya tadi,tepat tadi saat mereka datang.

"Gak, gua mimpi kan? Kak Efra? Kak!"Haikal merancau tak jelas

"Kal, gua nemu ini di sebelahnya."Enzi memberikan selembar kertas

Haikal mengambil kertas tersebut dan membacanya."Maafin Haikal juga, kak."

"Kal ... Gua hubungin orang tua lu ya?"Haikal mengangguk, ia tak mampu melihat keadaan kakaknya sekarang menyakitkan

Enzi menelfon orang tua Haikal untuk memberi tahu keadaan kakaknya. Orang tua Haikal yang terkejut langsung pergi ke rumah kedua putranya itu.

"Haikal, bagaimana bisa seperti ini?"Tanya Ayah Haikal yang baru sampai

"Haikal gak tahu, waktu Haikal ke sini sama Enzi, Kak Efra udah kaya gini."Ia cukup berusaha untuk berkata,sakit

"Gak papa, Haikal kamu nginep aja di rumah Enzi dulu. Gak papa, Enzi?"Ibu Haikal tetap berusaha kuat di depan anak bungsu mereka

"Gak papa,Enzi juga senang ada temannya,tante."Enzi tersenyum

"Biar Ayah sama Buna aja yang di sini ya?"Haikal mengangguk dengan lemah, ia lemas sekarang

"Enzi, gak papa kan kamu boncengin Haikal? Kayaknya dia masih sedih."Enzi mengangguk, ia mengerti keadaan Haikal. Walau tak seseram Arhan, tapi tetap saja melihat secara langsung keadaan seorang saudara.

"Yaudah,Enzi pamit dulu ya, Om, Tante."Ujar Enzi sambil merangkul Haikal

Ayah dan Ibu Haikal hanya mengangguk. Kedua anak itu keluar dari rumah.

"Zi, boleh antar gua ke apartemen gua aja? "Tanya Haikal

"Gak, Kal. Lu bakal lakuin selfharm pasti nanti."Tolak Enzi
"Lu nanti di kamar gua aja. Kamar Jeano berantakan, lu gak nyaman nanti"

Haikal hanya mengangguk, dia tak bisa membantah. Ia pernah lihat Enzi marah, bahkan lebih seram dari kakaknya.
Enzi membawa Haikal ke rumahnya, pintu di buka oleh Jeano. Jeano menyerinyitkan dahinya keheranan.

"Haikal kenapa ke sini?"Tanya Jeano heran

"Gua ceritain nanti dulu,matanya udah sembam gitu kasihan capek nangis."Enzi bukannya menjawab, tapi mengganti topik pembicaraan

"Di kamar lu aja?"Enzi mengangguk"

"Gua tunggu di dapur aja." Mendengar kata "Dapur" Haikal malah menangis, dia teringat kakaknya

"Gua taruh ni anak dulu bentar."Enzi bergegas membawa Haikal ke kamarnya sekalian menenangkan Haikal

"Lu diam di sini, jangan lakuin selfharm,gua tinggal ke bawah dulu."Haikal hanya mengangguk,melihat tanggapan Haikal, Enzi menyalakan kamera.

"Gua taruh kamera di sini buat jaga-jaga, gua pergi dulu."Enzi menutup pintu dan menghampiri Jeano

Haikal duduk dengan kedua kaki yang menekuk di jadi tumpuan kepala, dia meletakan kepalanya di atas lutut.

Baxtar Gang|| NCT XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang