Malam semakin larut. Orang-orang mulai membubarkan diri. Namun, Tyara masih semangat mencari pundi-pundi rupiah.
Berharap mendapatkan uang lebih
banyak lagi dari biasanya. Rasa ngantuk
dan lelah, Tyara abaikan.Tyara menghitung jumlah uang hasil jerit payahnya dari siang hingga malam ini. Walaupun pendapat kecil tak masalah baginya yang penting tidak merugikan
orang lain dan tidak tindakan kriminal.Terutama tujuan Tyara ingin melihat orang tertawa dan melupakan sejenak masalah hidup, terhibur.
Merasa uang sudah lumayan, ia melangkah pulang, sebelum menuju rumah. Tyara singgah ke supermarket membeli coklat
untuk kedua orang tuanya.Malam ini tanggal 14 February hari valentine, hari kasih sayang. Biasanya orang-orang memberikan coklat untuk orang yang dicintai dan Tyara ingin merayakannya juga.
Dia melewati rumah Elnath, melirik sekilas rumah yang mewah dan megah dikelilingi pagar tinggi.
Bayangan senyuman si pengisi hati muncul
di pelupuk mata Tyara, senyuman yang
menciptakan perasaan tiba-tiba ada.Tyara jatuh cinta pada pandangan pertama.
Pertemuan tak sengaja menciptakan
perasaan tak terduga."Semoga kita bertemu lagi ...." gumam Tyara. Mendadak wajahnya bersemu merah. Terlintas nama Elnath saja sudah membuat Tyara senyum-senyum sendiri. Maklum orang sedang jatuh cinta!
Sejak bertemu Elnath, gadis manis ini merasa lebih semangat untuk menjalani hidup.
Kehidupannya yang penuh luka.Bayangan Elnath masih enggan pergi dari ingatan Tyara, wajah berbentuk V, hidung mancung dan rambut tebal panjang hampir menutupi mata dan memiliki warna kulit
sangat putih, rambut dan alisnya pun putih alami. Seperti namanya 'Elnath ' nama salah satu rasi bintang yang bercahaya dan menakjubkan."Unik dan tampan." Tyara bergumam lagi sertai senyuman manis melengkung indah.
"Kenapa senyum-senyum?" pertanyaan bernada tinggi dari seorang membuat Tyara terjingkat kaget.
Tak sadar, ia sudah masuk pintu pagar rumah dan berhadapan dengan macan buas.
Seorang wanita berusia 32 tahun, memakai daster berwarna hijau bermotif bunga janda bolong dan rambut diikat asal-asalan.Gena, Ibunya Tyara menanti kedatangan anaknya dengan tatapan tajam dan rotan
siap mengukir lukisan ditubuh manusia
di hadapannya sekarang.Tyara meneguk ludah kasar dan jantungnya berdetak bertalu-talu. Dia tidak menyangka ibunya menunggu, tetapi hal biasa untuk sekarang. Pasti ibunya menunggu karena butuh uang. Bukan karena ia pulang kemalaman. Tak ada yang perduli ia pulang dan entah dimana. Selain neneknya
yang telah tiada.Gena langsung menyambar keranjang Tyara mengambil semua uang hasil jerit payah putrinya. Dia mulai menghitung jumlah pendapatan Tyara malam ini.
Nafas Gena berubah ... memburu.
"KENAPA CUMA SEGINI?!!"
Tyara menunduk, tidak berani menatap wajah Gena. Dadanya semakin berdetak hebat. Ibunya tidak puas menerima uang Tyara malam ini. Sudah pasti tubuhnya akan mendapatkan pukulan.
Gena mengangkat kasar wajah Tyara, lalu mencengkeramnya kuat.
"APA KAU HANYA BERMAIN-MAIN TIDAK BERKERJA?!"
"JAWAB!?"
"Ma-af, Bu. Tya be-li cok-lat."
Plak! satu tamparan pedas mendarat di pipi
Tyara. "UNTUK APA B*G*?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Evening Day
Teen FictionTyara Trisha, gadis manis yang berhati peri dibalik badut kelinci imut. Suka menolong dan menghibur orang lain. Terlahir di keluarga yang kejam dan ringan tangan, terutama Gena, ibu Tyara dan tidak dianggap atau lebih tepatnya tidak pedulikan Anom...