"Ini gila, Arinda. Ini gila."
Kau menggelengkan kepala hingga poni rambutmu bergerak-gerak. Di hadapanku, kembaranmu membuang napas panjang.
"Ayolah, Ndi. Sekali ini saja. Lihat, dia lumayan tampan, kan? Ibu pun cukup akrab dengan keluarga cowok itu."
Kau masih kurang setuju dengan ide Nda. "Nda, ini bukan masalah cowok itu tampan atau bagaimana, tapi kalau kau menjalani hubungan dengan Resko, berarti nanti aku juga melakukan hal yang sama."
Nda mengangguk dengan wajah muram. "Ya. Aku sepenuhnya menyadari kemungkinan itu. Kalaupun tidak, ibu akan menjodohkan kita dengan sosok pilihannya. Resko baik, Ndi. Sejak bulan lalu ia rutin mengantar-jemputku pulang. Nah, sekarang kau hanya perlu berpura-pura menjadi aku dan membuat video untuknya."
Kau menggigit bibir. Butuh beberapa menit hingga kau mengoperasikan layar holo dan memulai rekaman. Perlu beberapa kali pengulangan sampai kau berkata dengan lancar.
"Um. Hai, Resko. Aku ingin berterima kasih untuk kado yang kau buatkan untukku. Video simulasi itu benar-benar indah. Cocok sekali dengan jiwa petualangku. Hahaha." Kau tertawa ringan. Pipimu bersemu merah. "Oh, ya. Aku tak ingin menganggu waktu kerjamu, jadi aku mengirim video ini. Maaf, ya. Teleponmu tadi tak keburu kuangkat. Terima kasih juga sudah mengabariku tentang perjalananmu ke Pulau Lota. Semoga menyenangkan dan semua urusanmu berjalan lancar. Selamat malam."
Nda lantas bertepuk tangan. "Kau berhasil, Arindi! Aku akan segera mengirim video ini ke Resko."
"Ka-kau yakin?"
"Ck. Tentu saja. Resko pasti mengira aku yang berterima kasih padanya. Lagi pula, love language kita memang mirip, kan?"
Kau mengedip pelan. Barangkali ragu. Namun, aku dapat melihat dengan jelas bahwa pipimu selalu bersemu merah tiap kali Nda menceritakan tentang Resko. Baguslah kalau kau memang memiliki perasaan pada laki-laki itu. Semoga Resko bisa menjadi pendamping terbaik bagi kalian berdua.
Eh. Terdengar salah, ya?
◊▷◁◊
Hoho. Kembali pada si kembar Nda dan Ndi.
Tema hari keempat belas: Buatlah tokoh cerita kalian sedang pdkt dengan crush-nya sesuai dengan love language kalian masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengamat
Fiksi IlmiahWinner DWC NPC 2024 ●●● Ketika aku utuh, aku sangat ramah. Namun, bila aku terbagi menjadi kepingan, aku bisa sangat membahayakan. Siapa aku? Aku hanya sang pengamat. ●●● [Karya ini diikutsertakan dalam Days Writing Challenge NPC 2024]