14 Februari 2024 [Adira]

26 8 3
                                    

Buatlah tokoh cerita kalian sedang pdkt dengan crushnya sesuai dengan love language kalian masing-masing

*゚+ 500 kata *゚+

Belakangan aku merasa ada yang aneh dengan Bara. Biasanya dia akan mengomel padaku dan Altair kalau kami terlambat atau salah meletakkan barang. Tetapi minggu ini, anak itu sepertinya kerasukan tuyul.

Seperti hari ini. Pagi-pagi buta kusadari Bara mengendap ke kamarku dan meletakkan sesuatu di depan pintu. Sebuah kotak kayu sederhana dengan alat bantu pendengaran khusus di dalamnya. Dia tahu benar telingaku terlalu sensitif terhadap suara, sebelumnya dia juga pernah memberiku benda seperti ini. Namun, kali ini alat itu terkesan lebih spesial dengan warna pink dan "sentuhan Adira".

Aku mulai berpikir apakah Bara jatuh cinta padaku, tetapi itu sangat tidak mungkin. Kemudian Altair datang padaku dengan pertanyaan serupa.

"Anak itu lagi kesemsem atau gimana, sih?" ujar Altair di satu siang, saat kami sedang berdua di teras samping tanpa Bara. "Kamu dikasih apa?"

Kupamerkan earpiece itu pada Altair. "Cantik, 'kan? Aku nggak nyangka Bara bisa bikin alat kayak gini." Beberapa detik, kupandangi terus benda itu sambil mengaguminya. "Kamu dikasih apa?"

Altair menarik sebuah benda dari sakunya. "Nih. Keren, sih. Tapi ... dia nggak belok, 'kan?"

"Enggak, lah!" sanggahku cepat. "Mungkin dia mendadak sadar kalau dua temannya ini berharga." Kulirik jam tangan kayu di tangan Altair, kemudian memutuskan untuk duduk di sebelahnya dan melihat lebih dekat. "Kok bagus, sih?"

Anak itu membusungkan dadanya bangga. "Bara bener-bener tahu seleraku." Dipakainya jam tangan itu. "This is three years."

Satu yang menarik tentang jam itu, adalah suara detiknya yang lebih halus. Biasanya saat tidak menggunakan earpiece buatan Bara, telingaku akan kesakitan mendengar suara tajam seperti detik jam, logam beradu, dan beberapa suara lain. Namun, kali ini tanpa earpiece pun, aku bisa mendengar detik jam tangan Altair dengan baik.

Altair mengutak-atik jam tangannya, kemudian hologram muncul di sana. Matanya langsung melebar takjub. "Gila, sih!"

Aku ikut melotot dan mendekat. "Sudah tiga tahun hidup sama Bara, tapi aku masih nggak tahu otaknya terbuat dari apa."

"Dir, apa nggak kedeketan?"

Kemudian aku sadar bahwa tubuhku benar-benar tak memiliki celah dengan Altair. Cepat-cepat kutarik bahuku dan duduk seperti biasa. "Sori, keren banget soalnya."

Kami berdua masih mengagumi pemberian Bara. Altair mulai menyandar pada bahuku dan bergumam, "Gimana jadinya kalau waktu itu kita bertiga nggak ketemu?"

"Kenapa jadi bahas itu?"

Satu tangan Altair merangkul pinggangku. "Kita mungkin udah kuliah di tempat yang berbeda. Ketemu cuma waktu reuni kelas."

Aku membalas mengusap kepalanya. "Hidupku pasti flat, sih. Meski lebih normal dari ini."

Tubuh kami kemudian merosot dan merebah. Langit tampak begitu biru tanpa awan. Altair menawarkan lengannya untuk kujadikan bantal leher. Kami sama-sama diam hingga suara pintu dan alas kaki menyadarkan kami atas seseorang yang baru saja datang.

Bara mematung beberapa langkah dari kami di ruang tengah. Tanpa sepatah kata, aku merentangkan tangan, mengundangnya ikut rebahan di lantai. Tidak ada satupun dari kami yang berbicara, Bara hanya mendekat dan ikut merebahkan diri di sebelahku sambil menawarkan coki-coki.

"Makasih, lho, earpiece barunya cantik," pujiku. Bara hanya diam dan mengangguk sambil makan coki-coki.

Aku tidak tahu sampai kapan ketenangan ini akan bertahan. Terutama di tangan seorang Aes.

[]

Mereka bertiga punya love language yang beda-beda. Boleh nggak sih modelan gini? Mereka tuh vibesnya "teman hidup" dan "partner in crime" banget (╯°□°)╯︵ ┻━┻  aku nggak bisa bikin romance di antara mereka. Mereka tiap hari PDKT, bonding satu sama lain. Aduh aku cinta banget sama mereka.

Adira: "MINIMAL HAPPY ENDING!"

Aes: "KAPAN KALIAN NGGAK HAPPY ENDING?!"

Bara: (melampirkan bukti)

Aes: "MENURUTKU ITU HAPPY ENDING, KOK! BAHAGIA ITU, KALIAN AJA YANG KURANG BERSYUKUR!"

Altair: (bawa rantai)

Hole-and-CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang