part 11

1K 64 0
                                    

Terhitung satu minggu lamanya, nani masih setia memejamkan matanya. Di luar ruangan sudah ada dew, khao, first dan mira serta sandi yang menunggu, mereka tak pernah putus asa karna keadaan nani yang dokter katakan tidak memungkinkan.

Khao mengusap bahu sahabat nya itu yang terlihat kelelahan, karna setiap harinya dew terkadang tak pernah tidur sama sekali karna menunggu nani yang sampai kini belum siuman.

"Lo harus istirahat, lo keliatan gak baik-baik aja... Biar nani gue yang jagain"ujar khao tak tega melihat dew.

" enggak, gue baik-baik aja kok. "

"Lo gabisa bohong ego, ayolah kalo lo sakit nani bakalan sedih" timpakan first

"ARGHHHHH!! "

Semua orang menoleh kearah ruangan nani setelah mendengar teriakan nani yang tiba-tiba terdengar keras. Membuat dew langsung berlari kedalam diikuti yang lainnya kecuali sandi.

dew terkejut melihat ceceran darah di lantai yang keluar dari tangan nani yang mencabut paksa infus.

"Nani! "

Nani tampak meringkuk di pojokan dengan tubuh bergetar dan terus menjambak rambutnya.

"pergii!! Nggak... Gue gak mau hiks... Pergi!! " teriak nani mendorong tubuh dew yang berusaha mendekat kearahnya.

"Ini gue nan, hei... Ini gue, buka mata lo liat gue nani" ucap dew memegang kedua pipi nani, nani menggelengkan kepalanya dan bahkan mencakar lengan dew.

" tenang oke... Tenang, "

Nafas nani terengah-engah, dew membawa nani kedalam dekapan nya dan tangis nya mulai mereda namun dew bisa tau seberapa besar trauma yang di Terima nani saat ini.

"Pergi... Hiks, pergi. Gue gak salah, gue gak salah... Tolong, tolong jangan pukul gue... Jangan" isak nani dengan ucapan tak jelas.

"Iya lo gak salah... Bukan lo yang salah jadi jangan nangis, "

Beberapa menit berlalu, dew merasakan tak ada pergerakan dari nani. Dia melepaskan pelukannya dan melihat nani yang pingsan. Dew segera mengangkat nani keatas ranjang nya.

"Dokter!! Panggil dokter sekarang! " titah dew.

First mengangguk cepat dan berlari keluar, mira tak bisa bergerak dari tempatnya, dia seakan tak mampu melihat keadaan nani seperti ini.

Tak lama kemudian dokter masuk dan langsung mengecek keadaan nani.

Dew menunggu nya dan melihat dokter yang membenarkan infus di tangan nani.

"Usahakan pasien ditemani seseorang di sini, karna kondisinya cukup mengkhawatirkan. Dia seperti nya mengalami trauma karna kejadian ini. Jadi pasien membutuhkan pendamping untuk membuat nya lebih tenang, " jelas dokter.

"Tapi semuanya baik-baik aja kan? " tanya dew.

Dokter mengangguk pelan, " kondisinya mulai membaik tapi tidak dengan kondisi mental pasien. Saya belum mengetahui dengan pasti. Tapi pasien terlihat mengalami serangan panik. "

"Saya akan menyuntikkan obat penenang, agar pasien dapat beristirahat kembali, terimakasih... "

Dew termenung seteleh dokter pergi darisana, Dia duduk di sofa yang ada disana dan menutup wajahnya menggunakan telapak tangan nya.

"Kenapa harus nani yang alamin ini semua? " batin nya menatap iba nani yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.

Khao memegang baju first dia tau, first juga sama seperti dew namun first tak memperlihatkan kesedihan nya pada siapapun, termasuk khao.

𝐓𝐑𝐀𝐔𝐌𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang