part 24

696 52 0
                                    

Danu melihat kedua anak buahnya datang membawa first kerumahnya.

"Kenapa ini! Kenapa bukan dew yang kalian bawa? " tanya Danu marah.

"Maaf Pak, kami tidak bisa menemukan dew dan mobil yang kami kejar sejak awal hanya berisi anak ini" jelas nya.

"Hahh? "

"Maaf... "

Danu mendekat kearah first dan kedua anak buahnya.

"Cari lagi sampe ketemu!! Saya gak mau tau" perintah nya, kedua anak buahnya langsung mengangguk dan pergi darisana.

"First, kenapa bisa kamu? Dimana dew " tanya Danu pada first.

"Saya gak tau om,tadi dia pinjem mobil saya dan dia kasih mobil ini buat saya pulang" bohong first.

"Gak mungkin, pasti kalian bersekongkol iyakan?"

First menggelengkan kepalanya, "mana ada om, enggak aku gatau apapun sumpah, "

"Jujur! "

"First! Eh om... Hai, "

Khao datang kesana dengan berlagak tak mengetahui apapun.

"Kamu lagi! Kalian yang bantu dew kabur kan? " Danu menatap khao.

Khao menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu seolah-olah bingung.

"Emang dew kabur? " tanya khao.

"Ck, kalian! " geram Danu.

First hanya mengulum senyum nya melihat ekspresi stres Danu.

"Yaudah ayo pulang, " ajak khao menarik tangan first darisana.

"Hei! Kalian tunggu, kalo sampe kabur nya dew ada hubungan nya sama kalian! Saya pastikan kalian gak pernah lagi jadi temen dew! " ancam Danu.

Khao memutar bola matanya malas dan memilih pergi darisana.

Di dalam mobil...

"Dew udah sampe bandara? " tanya first.

"Udah, udah landing, " jawab khao, first mengangguk pelan dan menghela nafas.

"Semoga ini jadi jalan terbaik buat dew maupun nani," ujar first, khao tersenyum tipis dan mengangguk.

"Tapi menurut lo kenapa dew tadi keliatan sedih ya, apa nani gak mau maafin dia? " heran khao.

First tampak berpikir kemudian menatap khao.

"Bukannya lo bilang nani udah maafin dew? "

Khao menggelengkan kepalanya , "entahlah, nani emang punya cara biar kita gak kepikiran... Kan gak tau hatinya gimana, gue kalo ada di posisi nani mungkin udah nyerah sama hidup, di bohongin, jadi korban, di sebut pembunuh walaupun dia lakuin itu buat pembelaan diri, terlebih dia harus kehilangan nyokap nya karna si sandi dan itu di anggap kecelakaan karna gak ada bukti kalo tante mira meninggal karna di bunuh, " ucap khao.

First yang tengah menyetir hanya bisa mendengar kan, dia tak ingin memperlihatkan ekspresi berlebihan. Dia kini sedang belajar untuk menerima khao di hatinya dan melupakan nani, dia ingin menjaga perasaan khao. First tak ingin menyesal di kemudian hari yang dimana dia terjebak dengan masa lalunya dan melupakan akan seseorang yang mencintainya yang kini ada berdiri di sampingnya.

Khao menoleh dan melihat first yang hanya diam.

"Kok diem? Lo lagi mikirin apa " tanya khao.

"Enggak, gue lagi dengerin lo ngomong... Gue gak ngelamun" jawab first.

"Enggak, mata lo keliatan beda lo lagi mikirin sesuatu kan" curiga khao.

"Udah jangan banyak omong, tuh dah sampe " ucap first memberhentikan mobilnya.

Khao melihat kebelakang dan ternyata sudah sampai di gedung apartemen nya.

"Ih gak kerasa dah sampe aja, yaudah gue pergi dulu dadah" pamit nya membuka pintu mobil.

"Yaudah, kalo ada apa apa hubungin gue aja "

Khao mengangguk dan menutup pintu mobil, setelahnya mobil first pergi darisana.

------

First sampai di rumahnya dan dia menyimpan jaket nya di sofa, lalu meraih ponsel nya dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuknya.

Dia melihat-lihat isi fotonya bersama khao, selama satu tahun ini khai lebih saling terbuka l
Pada dirinya,first sendiri juga mencoba melakukan hal yang sama seperti khao.

"Gue bisa ngerasain perasaan khao buat gue, tapi kenapa gue enggak? Kenapa rasanya susah, pedahal selama ini gue udah nyoba dan berusaha nerima khao " ujarnya pelan.

First menoleh kearah samping dan melihat sebuah box yang berisi segala hal tentang nani.

Dia menyimpan ponsel nya dan berjalan kearah kotak itu lalu membukanya.

Begitu di buka, banyak foto foto masa sma nya bersama nani yang tersimpan rapih.

First mengeluarkan foto-foto itu dan tersenyum.

"Ternyata selain kehilangan lo, gue kehilangan senyuman ceria elo Nan, " lirih nya mengusap foto nani yang tengah tersenyum kearah camera sembari memegang kue ulang tahun kecil.

"Bohong kalo gue gak kangen masa-masa kita dulu, " ucap first sembari melihat satu persatu foto itu.

Lama menatap foto nani, bayangan khao tiba-tiba muncul di kepalanya dan membuat nya tersadar dan menghela nafas, first tidak ingin egois.

"Tapi ini dulu, kita bukan lagi first nani yang dulu, " ujarnya, membawa semua foto itu dan keluar dari kamarnya.

First menatap tong sampah yang berisi korbaran api kecil yang kini perlahan mulai membakar semua foto yang ada di dalamnya, dia kemudian masuk lagi dan membiarkan seluruh kenangan yang sudah di simpan nya selama bertahun-tahun hilang di lalap oleh api.

------

Dew berdiri di dekat jendela yang memperlihatkan lampu-lampu kota yang menyala saat malam hari.

Di tangan nya dia memegang foto nani, dia menatap wajah cantik yang tersenyum kearah camera, dia mengusap nya perlahan.

"Bahkan dia gak mau janji,apa peluang gue buat bisa sama nani lagi udah gak ada ? " lirih nya.

Nani meringkuk di atas mantras keras yang selalu di gunakan nya untuk tidur, dia mengingat ucapan dew. Dia tak ingin mempercayai lagi dew karna tak ingin lagi melukai hatinya. Cukup untuknya selalu bertahan dan memberikan kesempatan demi kesempatan untuk apa yang telah di lakukan dew padanya.

"Sakit, kalo harus gue ungkapin semuanya... Semua yang udah pernah lo lakuin, gue terlalu egois dan lebih gunain hati dibanding logika sampe akhirnya gue sadar, ternyata cinta gue buat lo perlahan bunuh gue secara gak langsung," batin nani, bulir bening jatuh dari pelupuk matanya nani segera mengusap nya dan duduk lalu bersandar di dekat ukiran gambar ibunya.

"Mah, seandainya aku nyerah mamah gak bakalan kecewa kan? Aku terlalu cape nahan semuanya sendirian... " lirih nya.

Nani menyentuh ukiran itu dan terkekeh pelan, "nani butuh mamah disini, hiks... Nani butuh mamah "

Akhirnya nani terisak sendirian disana, dan malam adalah waktu yang tepat untuk nani melampiaskan semua yang ada di hatinya. Disaat semuanya tertidur, nani akan bergelut dengan isi kepalanya yang terus menerus menganggu tidurnya.

Nani beralih mengambil alat tulis yang ada di sampingnya dan menuliskan sesuatu yang kini dirasakan nya.

"Aku tidak mati, namun jiwaku sudah terbunuh"

Setelah menuliskan kata itu, nani langsung merobek nya dan meremas nya hingga tak berbentuk lalu meringkuk di sana sama seperti malam-malam sebelumnya.

-----

𝐓𝐑𝐀𝐔𝐌𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang