part 14

875 50 0
                                    


Keesokan harinya....

" nan... "

Nani menoleh setelah mendengar dew yang memanggilnya, dia melihat raut wajah dew yang tiba-tiba berubah, setelah menerima panggilan dari seseorang.

"Hm? Kenapa " tanya nani.

"  tante mira... "

"Hah? Mamah, kenapa "

"M... Meninggal, "

Ucapan dew sontak membuat nani mematung, dia tak berkata apapun. Dan menatap dew lekat "polisi nemuin tubuh dia ada di kolam renang dalam keadaan gak bernyawa "

*bruk

Tubuh nani runtuh dan terduduk di lantai, dengan ekspresi wajahnya yang shock, dia menggelengkan kepalanya.

"M.. Mamah" lirih nya.

Dew langsung mendekat kearahnya, dew memegang kedua pipi nani dan menenangkan nya.

"Nan, tatap gue Nan! Jangan... "

"GAK!! GAK MUNGKIN MAMAHHH!! " teriak nani histeris.

"Mamah gak mungkin pergi! Mamah gak mungkin ninggalin gue dew! Gakkk! Mereka bohong mamah gak bakalan pergi! Dia udah janji hiks! Dia janji " isak nya memegang lengan dew dengan erat.

Dew menggelengkan kepalanya dan membawa nani kedalam pelukan nya, nani menangis histeris disana. Dew terus menahan tangan nani yang berusaha melukai dirinya sendiri. Tak ada satu patah katapun yang mampu dew katakan untuk nani. Dia mengerti nani tidak mungkin bisa mendengar kan nya.

~~~~~~~

Nani terduduk di samping sebuah gundukan tanah yang masih terlihat basah, dia tak berhenti menatap foto sang ibu yang kini telah meninggalkan nya.

Di sampingnya ada dew yang setia memeluknya dan berusaha menguatkan nya.

Sandi tampak menjalankan drama nya dengan totalitas, dia terlihat menangis dan di tenangkan orang lain yang ada disana, dia terlihat menjadi seseorang yang paling rapuh dan kehilangan atas meninggalnya mira.

" kenapa secepet ini mah, aku masih butuh mamah sekarang... Kenapa mamah pergi disaat aku belum bisa jadi siapapun"lirih nani.

" semuanya udah takdir, lo gak sendirian ada gue disini nan "

Nani menoleh kearah dew, dan menggelengkan kepalanya, "tapi gue butuh mamah... "

"Gue ngerti, gue paham... Lo masih belum bisa nerima kenyataan ini " ujar dew.

" kenapa bukan gue yang mati, kenapa harus mamah? "

"Jangan bilang gitu, nan gue mohon"

Nani memejamkan matanya saat rasa sesak yang begitu dalam terasa di dada nya, sesakit ini kehilangan sosok yang sudah melahirkan dan membesarkan nya? Kejadian dimana dia kehilangan ayahnya kini kembali terulang.

"LO BANGSATT!! "

Semua orang yang hadir di pemakaman itu terkejut saat mendengar teriakan nani, sembari menghampiri sandi dan mencengkram baju nya.

" LO YANG BUNUH MAMAH! IYAKAN! NGAKU LO! GAK MUNGKIN TIBA-TIBA DIA MENINGGAL! LO PELAKUNYA KAN!! "bentak nani lagi, sandi menggelengkan kepalanya seakan tak mengetahui apapun.

" JAWAB GUE! LO PELAKUNYA IYAKAN! "

"Buat apa saya bunuh mira? Saya cinta dia, dan saya gak mungkin lakuin hal sekejam itu nan" ucap sandi dengan penuh dusta.

" bohong! Gak mungkin bukan lo pelakunya... Lo... Lo.. "

"NAN!! "

dew dengan cepat menangkap tubuh nani yang tiba-tiba ambruk disana, dew melihat nani yang tak sadarkan diri dia segera mengangkat nani pergi darisana menuju mobilnya.

Khao dan first saling menatap satu sama lain, saat melihat kericuhan itu. Mereka berdua langsung pergi darisana meninggalkan sandi.

"Menurut lo dia yang bunuh nyokap nani? " tanya khao

"Kok nanya gue, lo pikir gue peramal " jawab first.

"Ck anjirr kalo sampe bener dia yang bunuh sumpah biadap banget tuh manusia, udah hancurin hidup nani dia buat nyokap nya juga meninggal, gue gabisa bayangin ada di posisi nani... Mungkin gue bakalan mati bundir " ucap khao.

"Nani gak selemah yang lo bayangin, dia korban bullying semasa sekolah. Gue saksi nya, gue ngeliat dimana dia di perlakuin layaknya binatang. Gue bisa liat mereka semua buat nani ada di kondisi yang bener-bener down. Yang gue tau dia jadi korban bullying karna penampilan nya yang cupu. Tapi ternyata, ternyata selama ini gue gak tau kalo masalalu nani yang buat nani trauma mereka jadiin bahan candaan dan bahan buat ngebully nani. Sialnya gue gak tau itu semua, gue tau disaat semuanya udah terlambat... " first dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Di hadapan khao, khao menatap first yang kini menitihkan bulir bening di pipinya, dia memegang pipi first dan tersenyum.

" lo boleh ceritain semuanya, gue ngerti lo pasti ngerasa bersalah dan lo ngerasa gagal. Tapi ini semuanya bukan salah lo, " ucap khao.

First langsung memeluk khao dan menangis disana, khao tak merasa marah lagi. Karna dia sadar dia tak bisa memaksa kan hati seseorang untuk mencintai nya. Jika first masih mencintai masa lalunya maka khao akan menerimanya dan ada di sampingnya hingga rasa itu menghilang dan first akan mencintai nya.

"Gue bakalan nunggu sampe kapanpun, buat lo bilang kalo hati lo udah jadi milik gue... Selama apapun itu, " ujar khao.


"Nan, "

Dew menggenggam tangan nani, sejak dia membuka matanya. Nani tak mengatakan sepatah katapun atau mendengar kan nya berbicara.

Dew menatap iba keadaan nani, " Nan, liat gue Nan... "

Dew memegang kedua pipi nani, dan menghapus air matanya yang terus turun membasahi pipi nya.

" lo boleh nangis, lo boleh teriak sepuas lo. Tapi gue mohon jangan gini. Jangan nyakitin diri lo sendiri, " ujar dew.

Nani beralih menatap dew dan menggelengkan kepalanya perlahan, "ini mimpi... " lirih nani.

"Ini mimpi kan? " tanya nya lagi, dew menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis.

" ada gue disini, "

Dew kembali memeluk nani, nani tak mengatakan apapun lagi. Dan bersandar di dada dew dia masih tak percaya jika mira secepat ini pergi meninggalkan nya. Nani tak bisa menerima takdir atas dirinya.

Ingatan bersama ibunya kembali berputar dalam ingatan nya, dia akan merindukan segalanya dari mira. Dia akan merindukan suara tawa dan juga senyuman nya. Dia akan merindukan bagaimana cara mira memanggil nya. Meskipun mira sudah membuat nya kecewa, tapi tak ada satupun di dunia ini yang rela kehilangan sosok ibu yang telah membesarkan nya sama hal nya dengan nani. Rasanya nani ingin tertawa menertawakan dirinya sendiri.

-------

𝐓𝐑𝐀𝐔𝐌𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang