⋆ prolog

391 19 4
                                    

────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────

Raka pov

“Mas Raka, bisa minta tolong tanda tangan dokumen ini dulu bisa?”

“Taruh di ruangan dulu ya, saya mau ke toilet dulu.”

“Mas, hari ini meeting jam dua ya.”

“Oke siap. Jangan lupa konsumsi di cek lagi, jangan kayak meeting kemarin malah gak dikasih minum.”

“Kali ini aman, mas.”

Raka menghela napasnya setelah keluar dari kamar mandi, hari ini cukup melelahkan sebagai budak korporat. Hari ini ia sibuk dengan meeting dengan beberapa klien dan rasanya kepalanya mau meledak karena pembahasan kali ini cukup menguras otaknya itu.

Ia mengecek jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima sore, sudah saatnya dia untuk pulang ke apartemen tercintanya dan makan malam bersama kekasih hatinya.

Tampak seperti rencana yang baik.

Raka merapikan tas kerjanya dan tidak lupa berpamitan dengan karyawan lain. Ia juga tak lupa menyapa satpam yang bertugas dan berterima kasih karena sudah menjaga keamanan kendaraannya di parkiran.

“Halo, sayang. Kamu jadi ke apart aku kan?” Raka menelpon kekasihnya sebelum berangkat dengan motornya.

“Iyaa, jadi kok aku ke apart kamu.”

“Oke. Kita dinner di apart aja ya sayang?”

“Iyaa bolehh sayaangg, udah lama juga gak makan di apart kamu.”

“Kayak biasa aja nanti ya, sandinya belum diganti.”

“Iyaa oke, aku sebentar lagi selesai kok. Udah dulu ya.”

Sambungan pun dimatikan bahkan sebelum Raka membalas. Ia pun memilih untuk langsung memakai helmnya dan mulai mengendarai motornya. Perjalanan dari kantor ke apartemennya tidak cukup jauh, hanya 40 menit.

Untuk orang yang tinggal di ibukota, menurutnya itu masih dekat.

Berdoa saja ia hari ini menemukan jalan pintas sehingga tidak perlu bertemu dengan lautan manusia budak korporat lainnya yang juga pulang dari tempat kerjanya.

────────────

0945—Tiit.

Raka menaruh tas kerjanya di sofa dan menyibukkan dirinya untuk minum sebentar sebelum membersihkan diri. Sepertinya, dia butuh berendam hari ini. Pikirannya butuh ketenangan. Ia harus memesan makanan yang lezat supaya rasa lelahnya ini tidak berakhir dengan sia-sia.

Ia keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk di bagian pinggang dan di lehernya, mengusak rambut hitamnya yang basah. Raka meraih ponsel miliknya yang ada di nakas, jarinya berselancar menuju aplikasi makanan online, ia mencari makanan berat yang cocok untuknya dan Abizar malam ini.

second chance ★ jikyu (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang