05

47 5 1
                                    

Tanpa Dave tau, seseorang sedang menatapnya tajam di balik lorong. Jemarinya mengepal saat melihat pemandangan menjijikan barusan.

Dia tersenyum tipis.

"Ternyata bukan cuman songong, dia juga berani nantang gua,".

Pria itu menatap Dave yang tersenyum melihat Thalita berjalan. Dadanya bergemuruh, bom nya sebentar lagi akan meledak.

Dia menggigit bibirnya dengan keras, rasa amis itu terasa di dalam mulut Alvaro.

Bab5
.

"Lo pulang sama siapa re?" Tanya Laras.

Kini keduanya sedang berdiri di pinggir gerbang sekolah. Sedangkan Nathali, dia masih harus ambil kelas piano hari ini, jadi dia akan pulang sore nanti.

Rea dan Laras sudah menawarkan diri untuk menemani dan menunggu Nathali sampai selesai, tapi bando pink itu menolak. Dengan alasan, dia akan pulang di jemput dengan kakak sepupunya.

"Sama ayah," Ucap Rea tersenyum.

"Ohh. Yaudah gue duluan ya re, udah nungguin soalnya,"

"Huhh, iya deh yang lagi bucin-bucinnya,"

Rea menyenggol bahu Laras pelan, sedangkan yang di senggol hanya bisa nyengir.

"Yaudah, gue duluan ya re, muach"

Satu kecupan dari Laras mendarat di pipi Rea. Lalu dia berlarian sambil melambaikan tangan ke arah Rea.

Rea hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Ohh tuhan.

Rea tidak menyangka bisa mendapatkan teman seperti mereka berdua. Mereka bukan hanya asik, tapi mereka juga baik, perhatian, dan selalu menjadi pertolongan pertama saat Rea ada masalah di sekolah. Rea betul-betul bersyukur di pertemukan dengan mereka, meski setiap hari harus melerai keduanya karena selalu saja ada yang diributkan oleh mereka berdua.

Rea terkekeh saat mengingat kelakuan mereka berdua.

Tiinn!

Sampai suara klakson mobil di depannya berbunyi nyaring di telinga Rea, dia pun tersadar dan melihat ke arah mobil itu.

Pemilik mobil hanya tersenyum melihat wajah panik Rea dari kaca mobil yang terbuka.

Rea mendengus kesal. "Ayahh, ngagetin aja!".

Pria paru baya itu pun turun dari mobilnya, menghampiri Rea yang sedang memanyunkan bibirnya.

"Maaf sayang" pria itu mengelus-elus kepala rea. "Abis anak ayah senyum-senyum sendiri di pinggir jalan," .

"Lagi jatuh cinta yaaa?"

Pria itu menunjuk ke arah putrinya sambil tersenyum meledek.

"Ayah apaan si! Ngga lah," Rea memukul pelan lengan ayahnya.

"Ayo pulang,"

Pria itu berjalan, membuka pintu mobilnya, lalu melihat ke arah Rea.

"Nanti cowok kamu marah liat kamu berduaan sama ayah_"

Pria itu langsung masuk ke dalam mobil dengan cepat.

Death for death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang