Rasa cemas, bisa membuat siapa saja lenyap?
Aura mengotak-atik ponselnya, mencari kontak yang ingin dia hubungi.
"Hari ini gue libur, ada urusan"
"Gabisa gitu dong au, ini-"
Klik
Belum sempat orang itu melanjutkan omongannya, telfon itu sudah di tutup oleh aura.
Aura benar-benar kacau kali ini, dia bahkan tidak bisa fokus ke semua hal yang dia lakukan. Mengingat bahwa luka di lengannya masih saja berbekas meski sudah di bawa kesana-kemari untuk di obati.
Aura menghela nafas berat, perlahan dia membuka kaos abu-abu pendeknya. Dia meringis merasakan sakit, saat perban tipis yang menggulung lukanya itu di tarik lepas.
"Bangsat! Gila tu dokter, bukannya sembuh malah bikin makin perih"
Lalu aura menarik kotak p3k yang dia taruh di meja, dan mengambil kain perban beserta obatnya.
Tetes demi tetes, obat itu terjun ke luka aura, dia menggigit bibirnya, merasakan perih itu datang secara tiba-tiba.
Perlahan dia lilitkan perban putih itu ke lengannya, dibantu dengan mulut.
Setelah selesai. Aura kembali melihat ke arah ponselnya, dia menekan nomor seseorang disana. Lalu dia meletakan ponsel itu di telinganya.
"Surat nya udah jadi?"
"Udah bos, bisa diambil sekarang."
"Oke, gue kesana sekarang."
Bab 9
.
Luka goresTin tin!
Thalita menyambar tasnya dengan cepat saat mendengar klakson motor di depan. Dengan mulut yang mengigit roti, Thalita berlari menuju depan rumah.
"Lemot banget si lo!"
Varo sudah terduduk manis di atas motornya, dengan satu helm yang menyantol di pergelangan tangannya.
"Sabar kek!"
Setelah selesai dengan tali sepatunya, Thalita langsung menghampiri pria yang sedari tadi mengoceh di sana.
"Udah cepet naik ah, gue tinggal juga nih lama-lama!" Sambung varo.
Thalita hanya mendengus, lalu menaiki motor varo dengan cepat.
"Nih, helm pake."
Tanpa menjawab apapun, Thalita menerima helm warna coksu yang biasa dia pakai kalau berangkat bersama varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death for death
Teen FictionLuka yang sudah terperban rapih, dibuka paksa oleh orang lain? Aku bukan karang, yang selalu diam saat gelombang ombak menerkam.