Kassa bukan tipikal wanita yang bergantung sepenuhnya pada prianya, bukan bahkan sangat mustahil dilakukan apabila ia sendiri dibesarkan oleh keluarga yang sering ditinggalkan oleh sang kepala keluarga; Ya, Ayah Kassa adalah seorang pilot yang nyaris tidak pernah pulang karena jadwal penerbangan yang cukup padat bahkan sampai detik ini juga. Sedangkan sang Bunda adalah seorang desainer ternama yang memiliki butik sendiri.
Kassa sendiri merupakan mahasiswa lulusan arsitektur dan bekerja disalah satu perusahaan kontraktor yang ada di Jakarta, ia sudah belasan kali merancang gedung bersama arsitektur lainnya.
Kassa memang tak sering masuk kantor, tetapi ia sering dihubungi atau menghubungi pihak kantor melalu email-email, sebab ia lebih suka bekerja di rumah, lebih fokus karena rumahnya cukup sepi; Hanya ada dirinya dan pelayan rumah jikalau suaminya sedang pergi bekerja atau singgah di rumah selingkuhan.
pagi ini Kassa sudah bersiap dengan pakaian rapi sebab semalam ia mendapat panggilan dari pihak kantor jika ada garapan gedung yang harus dibicarakan hari ini. Selesai dengan urusannya sendiri, Kassa turun untuk menyiapkan sarapan selama menunggu suaminya menyelesaikan persiapannya sendiri.
selang beberapa menit, suara pantofel terdengar dari arah tangga membuat Kassa melirik sekilas sebelum duduk di kursinya dan disusul si pemilik pantofel yang kini menatap penuh ke arahnya.
"kamu mau ke kantor? ada panggilan?"
tanpa menoleh, "ya." Jawaban singkat Kassa berikan sembari menyajikan sarapan pada piring sang suami.
"mau aku antar?" Bashkala kembali membuka topik, padahal dulu jarang sekali berbicara saat sedang akan mulai makan.
Kassa menghentikan aktifitasnya secara spontan, ia membalas penuh tatapan suaminya.
"aku antar ya? nanti aku jemput."
Tawaran yang dulu pernah dilontarkan suaminya yang pada akhirnya tidak ditepati karena Kassa pulang ke rumah menggunakan taxi setelah selama satu jam tidak kunjung mendapatkan balasan pesan atau panggilan yang diangkat, tidak dijemput sesuai perkataan suaminya.
"Kassa?"
Kassa tersentak sadar dari lamunannya lalu langsung mengalihkan tatapannya dari sang suami. "Gak perlu, aku bisa menyetir sendiri." Tolaknya sebelum memulai dan menyelesaikan sarapannya tanpa suara, mengabaikan kebingungan suaminya atas penolakan yang ia berikan.
s i l e n t
"kamu masih selingkuh dari Kassa?"
Jordan menatap tidak suka pria Bashkala lainnya yang tiba-tiba datang mengunjungi ruang kerjanya. "Bukan urusanmu, kak." Ketusnya menghasilkan desisan kesal dari yang lebih tua.
"gila kamu, nantang Ayah ya? kamu bisa-bisa dikeluarkan dari kepengurusan perusahaan, Sat!"
"come on." Dengus Jordan, "aku gak akan dikeluarin hanya karena masalah itu."
"bodoh! Ayah pasti malu punya anak seperti kamu, gak gentle."
"berisik."
"apa kurangnya Kassa, Sat? bilang sama kakak biar kakak bisa bela kamu kalau ketahuan selingkuh sama ayah." Desak si Bashkala yang lebih tua.
Jordan menghela nafas, "gak ada kurangnya."
"terus kenapa kamu selingkuh?"
s i l e n t
"Kassa, ini proyek yang akan kamu kerjakan bersama arsitek Sella."
Kassa menerima sebuah map yang sudah menggambarkan bangunanㅡrumah sakit yang tertera di halaman depan map. Ia melirik Sella, si rekan kerjanya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
iii. SILENT
Short StoryKassa hanya diam, membiarkan Jordan bertingkah semaunya sampai surat gugatan singgah di meja kamar mereka.