Keadaan yang sempat membaik kini kembali memburuk, benar-benar buruk hanya karena peraduan mulut terjadi di antara keduanya; Kassa dan Jordan yang berakhir dengan amarahnya si Bashkala dan tangisnya Arudama.
pagi ini, sekuat-kuatnya menahan sesak juga sisa air mata yang kembali turun karena mengingat perdebatan dan kegiatan semalamㅡKassa juga tetap melakukan pekerjaannya, membantu Jordan mempersiapkan diri sebelum pergi ke kantor, ya, seperti kegiatan pada umumnya.
Jordan yang bersikap biasa saja saat menatap wajah Kassa yang memerah bukan karena merona malu melainkan menahan tangis.
"tidak perlu pergi ke kantor dulu, mata kamu keliatan sembab."
Kassa diam tidak menjawab sedangkan Jordan hanya menatap Istri-nya yang sedang membersihkan ranjang mereka yang berantakan karena ulah mereka semalam.
"Kassa." Jordan menatap kedua pergelangan tangan Kassa dengan rasa bersalah, amat. Terlebih punggung Istrinya itu yang saat ini dibalut dengan kaus kebesaran, pasti terasa sangat sakit dan kebas saat dalam posisi tidur terlentang atau pun bersandar.
Jordan masih berdiri di tempatnya sampai Kassa selesai mengganti sprei ranjang mereka dan hendak meletakkan sprei kotor ke dalam keranjang yang ada di dalam kamar mandi, tepat berpapasan dengan tempat Bashkala berdiriㅡlengan wanita itu ditahan dan menghasilkan ringisan kesakitan.
"aw, sakit!" Bahkan Kassa spontan menepis tangan Jordan dari lengannya, benar-benar sakitㅡia sampai mengusap pelan lengannya.
"maaf."
"maaf untuk yang mana, Jordan?"
s i l e n t
"semalem gue kelepasan."
Marlo menyeletuk, "ngapain? ke siapa?"
helaan nafas keluar, "Kassa." Bersalah ya?
"lo gila, Jo!"
"lo ngerti kelepasan gak?" Tekan Jordan saat Marlo mulai menghardiknya.
"gak cukup ke Soraya aja? maksud gue, Kassa gak sesanggup itu buat nerima perlakuan kasar kayak gitu dari lo, bajingan!" Hardik Marlo yang cukup kesal pada Jordan, "gimana kalo Kassa trauma? semalem lo apain aja?"
"kasar." satu kalimat yang sudah cukup mendeskripsikan apa yang selama ini Jordan lakukan pada Kassa.
"tanpa lo kelepasan pun menurut gue itu lo udah kasar, apalagi semalem lo kelepasan? pasti lebih dari kasar." Balas Marlo sengit, "lagian kenapa bisa sampai kelepasan?"
"dia gak jawab pertanyaan gue sesuai jawaban yang gue minta,."
"gue kalau mukul lo kira-kira hubungan kerja sama kita bakal putus gak ya?" Ujar Marloㅡkesabarannya habis, "coba lo ngaca! apa lo pernah jawab pertanyaan Kassa sesuai sama apa yang selalu Kassa harapin? gak pernah kan?"
s i l e n t
Kassa itu keras kepala, sangat dan luar biasa. Nyatanya saat ini ia berada di kantor bahkan di ruang kerjanya berkat keberaniannya tak menuruti ujaran dari suaminyaㅡya, terkadang pula Jordan itu menurutinya dan mengalah, terkadang pula memaksa tanpa bisa dibantah.
Kassa meringis kesakitan untuk yang kesekian kalinya, punggungnya benar-benar terasa kebas dan perih saat bersandar pada kursi kerjanya yang padahal tidak kerasㅡsepertinya salep pereda nyeri tidak berpengaruh pada beberapa semburat merah yang ada pada punggung.
Kassa menegakan punggung supaya tidak bersentuhan dengan sandaran kursinya, ia mengusap pelan pergelangan tangan yang sedikit sudah tidak semerah seperti semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
iii. SILENT
Short StoryKassa hanya diam, membiarkan Jordan bertingkah semaunya sampai surat gugatan singgah di meja kamar mereka.