09 › Pengkhianatan.

489 39 1
                                    

"maaf, Kassa.. aku tidak bisa menemani kamu karena setelah makan siang ada rapat yang harus aku hadiri."

Kassa menghela nafas samar. "Ah.. begitu ya, Kak.." Benar-benar definisi ia harus merepotkan salah satu teman dekatnya; Wilona atau Giesa yang sudah pasti akan mengomel.

"Tapi, kamu bisa pakai mobilkuㅡ"

Ting

Dokter Harlan
makan siang denganku

Kassa terdiam sebelum pamit mengundurkan diri dari hadapan Sella, ia kembali ke ruangannya dengan pikiran penuh akan membalas pesan dari Harlan.

Dokter Harlan
Today

makan siang denganku.

maaf, aku tidak bisa.

sekali aku antar ke rumahnya, ya?

??

mengambil iPadmu yang
tertinggal di rumahnya

dari mana kamu tahu?

15 menit aku sampai, bersiaplah

tidak salah kan jika Kassa menerima tawaran Harlan?

Kassa menggeleng berulang kali, ia memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu merapikan pakaiannya sebelum keluar ruangan dan segera memasuki lift untuk menuju lantai satu bangunan kantornya.

siang ini Kassa menyetujui ajakan Harlan untuk makan siang berdua. Tapi, jika dipikirㅡbagaimana bisa pria berprofesi Dokter itu bisa semena-mena keluar dari rumah sakit hanya untuk makan siang? bukankah seorang Dokter selalu memiliki pasien yang setiap menitnya harus diperiksa? bukankah Dokter 24 jam harus selalu siap sedia di dalam rumah sakit? jadi, Harlan ini benar-benar Dokter atau hanya omong kosong saja? entahlah, selain DokterㅡHarlan kan juga merupakan Direktur rumah sakit dan mungkin saja ada dokter sejurus dengannya sehingga bisa menggantikan tugas Harlan yang ditinggalkan secara semena-menaㅡpikir Kassa seperti itu.

tin.. tin..

Kassa tersentak, ia menoleh ke arah depan di mana mobil Pajero putih berhenti dan disusul si pemilik keluar dengan senyum sumringah saat bersitatap dengannya yang sedari tiga menit lalu sudah berdiri tak jauh dari pintu utama kantor.

"Nunggu lama ya?"

Kassa menggeleng sebagai jawaban pria yang sudah berdiri di hadapannya.

"ayo berangkat sekarang, Lan."

s i l e n t

"

dia siapa? pacar aa?"

Kassa membelak sempurna atas pertanyaan gadis yang membukakan pintu rumah yang sama sekali tidak ia ketahui rumah siapa sebab Harlan secara tiba-tiba menghentikan mobil setelah memasuki gerbang rumah besar yang saat ini mereka berdua singgahi, Kassa benar-benar tidak tau sebab Harlan sama sekali tidak memberitahu.

"bukan."

"oh?" Gadis itu menatap Harlan dengan tatapan tidak percaya, "terus siapa?"

"calon aa."

"Harlan." Lirikan malas Kassa berikan pada Harlan yang tersenyum tipis.

"kenalin, Yejiaㅡadek aku."

Kassa beralih menatap gadis di hadapannya yang ia sadari jika cukup memiliki kemiripan dengan Harlan. "Salam kenal, aku Kassa." Kenalnya dibalas senyum ramah.

iii. SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang