#9.Lara backstory

212 20 6
                                    

Yahoo~~author kembali👋
Happy reading yaw(*´˘'*)♡






Kreeek~

Lara membuka pintu rumah nya perlahan lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

"WOI BANG**T!" Panggil seorang lelaki berumur 27 tahun.

Itu RAIDEN abang lara yang sepertinya saat ini sedang mabuk,itu sudah hal biasa.

"Kenapa lu balik sore hah?~,gua laper anj**g" Ucap raiden yang masih kempoyongan itu.

"I-itu lara abis bantuin du--" "HALAH BAC*T!!!" Raiden berteriak di depan wajah lara.

Lalu raiden menarik kerah baju lara yg tertutupi hijab nya itu dan menatap gadis malang itu dengan tatapan tajam seperti elang.

"Heh!,denger ya..kalo bukan pesan terakhir dari bunda,gua gak bakal ngebiayain hidup lu sampai sekarang"

Tubuh lara mulai bergetar air matanya juga sudah mulai tertampung di matanya.

BUGH!

Raiden membanting lara ke lemari yang ada di dekat nya,lara mulai meringis kesakitan.

"LU TUH BEBAN!!BEBAN!!!"

"L-lara minta maaf bang..." Sekarang dada lara terasa sesak,bukan hanya karena ia menangis,tapi karena rasa kecewa dan sakit hati oleh perlakuan abang kandung nya itu.

Raiden kembali menarik lara berdiri.

"BERANI LU SEENAK NYA LAGI HAH?!"

Lara menggeleng dengan cepat.

BUGH!!

Raiden kembali membanting tubuh lara ke lantai,raiden menatap lara dengan penuh kebencian.

Sementara lara?ia masih menunduk menahan rasa sakit di tubuh dan hatinya itu.

Raiden berjalan menghampiri sesuatu.

Itu vas mendiang ayahnya.

Mata lara membulat terkejut "B-BANG RAIDEN...L-LARA MINTA MAAF BANG..MAAF!!MA--"

PRAANG!

Raiden melempar vas itu tepat di depan lara dan pecahan vas itu mengenai lengan dan pipi lara.

Cairan merah itu mulai mengalir dari goresan bekas vas yang di lempar raiden,lara semakin ketakutan.

Rasa trauma nya datang.

Sekarang lara menangis sejadi-jadinya "k-kenapa bang??,hah?? Kenapa selalu kasar sama lara?!".

Sekarang raiden mulai naik pitam, wajah nya memerah karena emosi.

" LU YANG GAK TAU DIRI SIA**N!!"

Raiden langsung berjalan meninggalkan lara,dan lara buru-buru menuju kamar nya yang berada di lantai atas.

Dengan tergesa-gesa lara mencari obat penenang yg ada di lacinya lalu mepepas hijab nya asal,kepala lara mulai terasa sakit.

Entah berapa pil yang ia telan,nafas nya ter engah-engah.

Tapi tetap saja lara tak bisa menahan air matanya yang langsung meluncur deras.

"LARA JUGA GAK BERHARAP HIDUP!!"

Bugh!bugh!bugh!
Lara memukul dada nya berkali-kali.

"LARA JUGA GAK BERHARAP SELAMAT!!!LARA BENCI LARA SELAMAT!!"

Gadis bermata ungu itu sudah tidak terkendali,sudah berkali kali ia memukul dirinya sendiri.

Lara menatap diri nya di cermin yang tepat berada di depannya."lihat ayah...lara yang dulu di ratukan sama ayah..sekarang malah lebih buruk dari sampah" Lirih nya.

Tangis nya mulai pecah lagi,ia merindukan ayahnya.

Lara melirik ke arah cutter di mejanya,kalian pasti tau apa yang ia pikirkan.

Lara mengambil cutter berwarna biru itu,sejenak ia menatap lama cutternya lalu perlahan mengarahkan ke leher nya.

Ia berjalan ke hadapan cermin lalu mengatur nafasnya,ia sudah tak kuat lagi.

"Bunda,lara ikut ya" Batin lara lalu memejamkan matanya.

Tinggg!tiing!tingg!

Tiba-tiba ponsel nya berdering,nomor tak di kenal?.

"Hm....ini siapa?"
"Oh,eh...ini nomor duri"

Mata lara membulat.

"L-lho, dapat nomor lara dari mana?"
"Dari grup kelas"
"Oh iya,"
"Em, duri ganggu ya?maaf ya"
"Eh,gak papa duri"
"Lara,lu baik-baik aja kan"
"Hah?,kenapa?hahaha dasar duri,ya lara gak papa lah kan di rumah"
"Hm,begitu ya..yaudah sampai jumpa esok"
"Iy--" Off*

"Yah di matiin" Batin lara.

Lara mengusap wajah nya,"astagfirullah..aku ngapain tadi" Ia melempar cutter nya.

"Gak boleh,lara gak boleh nyerah.ayah bilang lara itu perempuan kuat" Ucap nya mantap lalu mengusap bekas air matanya.

Di Bawah Langit (BBBfan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang