WHY??

17 3 0
                                    


Gua udah ngejalan-in kehidupan sekolah gua. Rasanya udah lebih dari satu minggu sekarang. Tapi, ketika gue berbincang dengan mereka, gua ngerasa percakapan kita tu kurang serasi. Serasa, kami memiliki perbedaan humor yang lumayan berbeda. Fifi, Raya dan Emily, mereka terkadang ninggalin gua sendiri bersama Richar.

Terkadang Richar bisa mengikuti alur mereka, namun gua rasa, Richar kurang nyaman dengan mereka. Kalo gua?, huh kalo gua maahh gua kagak bisa ngikutin merekaa... Apalagi mereka terlalu berisik dan, honestly gua kurang suka kebisingan.

Hingga ketika jam pelajaran PpKN, pembentukan kelompok. Gua terpisah dari kelompok mereka. Dan mereka sama sekali tidak memedulikan gua ketika gua beda kelompok dengan mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang mau pindah ke kelompok gua, karna gua menganggap kita teman baiiik banget.

Jujur, hati gua tu serasa hancur berkeping-keping. Gua kira semakin lama kita temenan, semakin bisa gua ngikutin alur mereka. Namun nyatanya, gua di buang begitu aja.

Gua berdiri dari kursi dan menuju meja guru.

"Buk, bole saya pergi ke toilet, sebentar?"

Dia mengangguk menandakan gua boleh pergi ke WC. Gua keluar kelas sesegera mungkin. Menyembunyikan mata yang berkaca-kaca, mulut yang bergetar, wajah merah tomat menandakan gua lagi menahan tangis dan amarah.

Selama di koridor, gua mencoba buat ga mengeluarkan suara tangisan sedikit pun. Gua ga mau, orang lain tau, gua lagi nangis. Gua berjalan cepat, sesegera mungkin menuju toilet sekolah. Semua kelas diributkan dengan suara penjelasan guru dan suara ributan murid. Gua berharap, tidak ada satupun yang bakal liat gua.

Di WC, gua menangis sekencang-kencangnya. Mengeluarkan rasa sedih yang gua tahan ketika di dalam kelas. Meluapkan semua rasa marah yang gua rasain. Dalam hati terulang-ulang kata ini.

"Why they did it to me? am i the worst friend ever? am i not to talented so they don't wanna be my friend? I wanna turn back the time and meet Nagie again"

Setelah puas menangis, gua mencuci muka, dan memasang topeng senyum lalu kembali ke kelas. Bersikap seolah tidak ada hal buruk terjadi.

***

Bel istirahat berbunyi, dan tetap meraka tidak mengajak gua buat bicara atau apapun. Sebenarnya hati gua masih sakiit banget. Tapi lebih baik gua pake topeng dulu untuk sekarang.

Richar datang ke kelas gua dan ngajak gua pergi ke kantin. Gua ngangguk dan keluar kelas bersama Richar lalu berjalan menuju kantin.

"Saarah... Taadi aku liat kau jalan cepat di koridor. Aaku liat muka kau seedih. Kau kenaapa Saraah?"

Mendengar perkataan Richar, sontak gua langsung berhenti berjalan di tengah ramai nya koridor. Mata gua berkaca-kaca kembali, rasanya mata gua tu memanas karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Richar mungkin merasa bingung dan langsung menarik tangan gua. Melewati orang-orang, terkadang Richar ga sengaja menabrak orang yang ia lewati karena tergesa-gesa. Dia bawa gua ke belakang sekolah, tempat yang sunyi, tiada satupun oarng kecuali kita berdua.

"Kau bisa cerita sama aaku Sar...."

I WISHWhere stories live. Discover now