Cowok bermata sipit

14 3 0
                                    

Hi guys, jangan lupa vote dulu🔥
Selamat membaca❤️

-🌹-

"Lo sedih ga sih re? tiba-tiba aja besok kita udah hari terakhir di flamboyan."

"Pake nanya lagi lo Grez, ya sedih lah. Gua tuh udah nyaman banget di sana, isinya orang baik semua, merangkul dan suka ngasih hal baru. Dan yang paling penting itu masnya cakep semua bjir. Padahal rasanya baru aja kemarin kita di sana, eh tiba-tiba udah 2 minggu aja."

Kini Rere dan Grez sedang berjalan menuju rumah sakit, karena lokasinya sangat dekat dengan kos jadi semua temannya memutuskan berjalan saja.

"Iya gak kerasa banget, gua jadi galau jadinya. Pokoknya Flamboyan itu ruangan paling asik dan enak menurut gua." Final Grezia.

"Flamboyan enak sih, tapi lebih enak lagi di jasmine sih kata gua. Eh lo tau gak, gua ada info." Rere menghadap sepenuhnya ke arah Grezia.

"Lo tadi malem denger gak? Angel di marahin sama ibu kos gara-gara izin mau keluar tapi dia boong sama ibu, lo kan tau sendiri ibu kos itu cenayang bjir ya pasti kalo masalah begini doang mah gampang lah buat dia."

"Anjir mau kemana dia? Kok sampe berani boong sama ibu? Emang rada rada si dia itu."

"Katanya sih mau kerumah siapa gitu lupa gua, tapi ternyata enggak. Dia mau ketemuan sama pak Robert tapi gua ga tau juga sih mau ketemu di mana."

"Robert flamboyan 1?"  Tanya Grez mengkerutkan dahinya.

"Iyalah, siapa lagi kalo bukan dia. Robert ada 2 sih satunya dokter tapikan ga mungkin."

Grezia menganguk paham "Tapi emang dia itu gatel banget njir jadi cewek, kayak dih banget. Gua liatnya aja geli pengen gua tendang aja rasanya liat dia jalan kaya bebek gila."

"Kok ada gitu manusia modelan kaya dia, ga tau diri banget. Dibaikin gatau terimakasih, malah ngelunjak, emang si anjirr tu orang." Lanjutnya lagi.

"Terus lo pasti udah tau juga kan kasus di ruang sebelumnya? Kemarin kan dia dirawat juga di ruang itu, tapi gatau sih sakitnya apa, lo tau juga?"

"Taunya cuma dia dirawat aja, tapi penyakitnya gatau juga. gapenting banget ngepoin. Hamil kali!" Celetuk Grez asal lalu mendapatkan geplakan kuat di bahunya.

"Pelan-pelan goblok, ini udah sampe area rumah sakit."

"Sakit njir, tapi fakta! Dia minta di usg juga, padahal gaada indikasi buat usg, udah tu emang dia hamil. Hamil mah hamil aja kali, gausah di tutup tutupin orang kita juga udah tau kelakuan dia yang asli tu kaya gimana."

"kalo ngomong suka bener lo." Rere merangkul pundak Grez lalu berjalan menaiki tangga.

"Tapi kalo dia beneran hamil gimana ya?" Tanya Rere yang masih saja memikirkan hal itu.

"Ya gak gimana-gimana, paling di keluarin kan? Udahlah biar dia tau diri."

Angelina adalah teman sekelas mereka, tapi tidak ada satupun orang yang sudi berteman dengannya. Karena tingkahnya yang sok pinter, playing victim dan suka mengadu domba membuat semuanya muak berdekatan dengannya. Dan siapapun yang berteman dengannya pasti akan mental seiring berjalannya waktu, karena dia suka melebih lebihkan semua hal dan menonjolkan dirinya sendiri. Intinya, tidak boleh ada yang menandinginya. Walaupun itu menjelak jelekan temannya sendiri di hadapan orang lain, ia tega melakukan itu hanya demi membuat namanya unggul dari orang lain. Tanpa terkecuali.

-🌹-

"Menurut lo mahasiwa yang dari Sulawesi kemarin ada yang ganteng gak?" Tanya Rere menaik naikan alisnya.

Grez berfikir sejenak "Gatau sih, gua ga ngeliatin soalnya."

Kini mereka sedang berjalan berputar mengililingi rumah sakit, tadinya habis dari radiologi. Karena mereka gabut jadinya jalan jalan saja sambil ber-ghibah ria, mereka santai karena semua tindakan pagi sudah mereka lakukan, kini tinggal bersantai.

"Eh ada yang ganteng tau kemarin itu, dia tinggi terus manis yang duduknya paling pinggir. Udah gua keep pokoknya, ga boleh ada yang ambil." Ucap Rere heboh kemudian tertawa.

Grez menatap heran "Ya gila aja, dia aja ga kenal lo. Apalagi ngelirik, waras dikit napa sih lo re."

"Gapapa dong, kan gua bisa pepet dia selama gua masih di sini. Udahlah gua itu ahli dalam gaet menggaet cowo, lo cukup diem dan tunggu kabar baiknya aja okey." Rere terdiam dan tersenyum manis karena membayangkan bagaimana nantinya kalau dia mempunyai cowo seganteng yang dilihat kemarin, satu profesi, di tempat yang sama pula.
Pastinya nanti akan seru, sering ketemu, makan ke kantin bareng, papasan di tempat yang sama pula. Dan masih banyak lagi hal hal random yang menggelitik isi pikiran Rere.

Grez kini berjalan dengan pikiran kosong, ingatannya menerawang jauh ke kejadian 5 bulan lalu yang tiba tiba saja orang yang ia selalu andalkan memilih untuk meninggalkannya demi sang pujaan hati. Padahal sebenarnya Grez tau endingnya akan seperti ini, namun tetap saja dia belum bisa menerima sepenuhnya. Sebenarnya dulu Rafael sudah bilang kalau dia sedang dekat dengan seorang perempuan, namun sampai saaat ini dia tidak mau memberi tau siapa perempuan itu, kalau ditanya pasti saja bilangnya nanti akan tau sendiri.

Dan yang paling membuat Grez sebel adalah Rafael sudah tidak pernah mengabarinya lagi semenjak official dengan yang baru ini. Itu sudah sangat di luar dugaan Grez. Padahal dengan kekasihnya yang dulu, Rafael tetap mengabari dan menjahili kehidupan Grezia. Kalau boleh jujur, Grezia sangat merasa kehilangan,  namun mau bagaimana lagi?

Saat hendak menaiki tangga, Grez dan Rere heran karena disini sangat ramai. Saat mendekati kerumunan, ternyata pembagian ruangan mahasiswa yang dari Sulawesi.

"Katanya pembagiannya besok?" Tanya Rere berbisik pelan.

"Iya juga ya, padahal pelatihannya mereka baru dua hari kan?" Balas Grez ikut heran.

"Gatau gua gess."

Sesampainya di ruangan, ternyata sudah ada mahasiswa dari Sulawesi yang mendapat ruangan yang sama dengan mereka. Grez sungkan menatap ke arah sekitar, ia lebih memilih melangkahkan kakinya ke belakang membantu perawat menyiapkan peralatan untuk tindakan selanjutnya.

Setelah semua peralatan siap, kini Grez menarik troli ke depan dan mengode rere untuk mengikutinya. Ia sungkan dan malu mengajak mahasiswa dari Sulawesi, jadinya ia lebih memilih diam saja.

"Dek kalian ikut mereka ya, satu kamar satu nanti gantian. Biar kalian nanti di jelaskan kamar berapa dan pasien apa di kamar tersebut oleh dek Grez dan dek Rere."Ucap pak Joko salah selaku kepala ruangan kepada mahasiswa Sulawesi.

Mereka mengangguk paham,kemudian salah satu dari mereka mengikuti Grez dan Rere ke kamar pasien.Tindakan yang mereka lakukan cuma mengecek tekanan darah, sirkulasi oksigen dan denyut nadi. Siswa yang pertama bernama alfa, yang kedua sandra, yang ketiga keisya, keempat Audy, kelima Amora, dan kini giliran yang terakhir namun orang itu tak kunjung datang membuat Grez berdecak pelan, karena dia tidak suka menunggu.

Karena sudah tidak sabar, kini Grez keluar ruangan mencari sosok murid terakhir yang akan mereka orientasikan. Saat baru saja kakinya melangkah ke luar kamar, tiba tiba ada sepasang badan yang menghalangi langkahnya. Saat mendongak ke atas, dia terkejut. Karena ini adalah cowok yang sempat menatapnya intens kemarin. Mata sipit itu kembali menatapnya dalam, dan mata itu kembali melengkung karena si pemiliknya tersenyum.

-🌹-

See you next part❤️

GreziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang