sëven

26 6 0
                                    

╭────── · · ୨୧ · · ──────╮Aishiteru Seong Yohan x Reader╰────── · · ୨୧ · · ──────╯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╭────── · · ୨୧ · · ──────╮
Aishiteru
Seong Yohan x Reader
╰────── · · ୨୧ · · ──────╯

» ⋆i love you 3000⋆ «
⩇⩇:⩇⩇ 〇────── ⩇⩇:⩇⩇
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

𔘓𓂃 ࣪˖ ִֶָ

Semenjak kejadian itu, Yohan dan (name) sedikit berjarak tetapi Yohan tetap memantau sang gadis kemana pun ia pergi. Yohan hanya tak mau sahabatnya itu berurusan dengan berandalan selain dia.

Disisi lain,(name) menyadari jarak diantara keduanya sedikit sedih ia takut akan benar benar kehilangan lagi. Di lain sisi juga ia tak bisa langsung menjauhi Gimyung, bagaimana pun gadis itu telah menganggap bahwa sang lelaki Kim itu temannya.

Kini disini pemeran utama kita, hamparan lautan di hadapannya terlihat tenang juga angin yang menerbangkan anak rambutnya. Ia kembali duduk di bibir pantai yang beberapa hari lalu ia kunjungi, kini perasaannya sedang tak baik baik saja. Dan setiap itu pula ia selalu datang ke pantai itu untuk sekedar duduk dan menenangkan pikirannya, bahkan jika sang laut bisa berbicara,ia akan berkata bahwa ia bosan melihat sang gadis yang selalu datang menghampirinya.

Helaan nafas panjang ia buang,entah sudah yang beberapa kali,itu saja yang sedari tadi ia lakukan sampai akhirnya ia memutuskan berbaring telentang di atas hamparan pasir putih itu. Sang Surya tak terlalu menunjukkan sinar nya kali ini membuat mata sanggup memandang nya.

"Ibu, bagaimana kabarmu disana?" Pertanyaan lirih ia lontarkan kepada sang Bumantara di hadapannya. Sorot matanya terbesit rasa rindu yang menyesak kan dada.

Gadis remaja ini terlihat sedang merindukan sosok yang telah melahirkannya kedunia suram ini. Sampai kapanpun ia tak pernah membenci sang ibu atau ayahnya, rasa cintanya terhadap dua sosok yang menimbulkan trauma yang telah ia lawan bertahun tahun lalu itu lebih besar dari rasa bencinya.

Tidak ada anak yang benar-benar membenci orang tua nya, anak tetap lah anak. Di hatinya pasti ia sangat menyayangi orang tua nya bahkan setelah mereka menggoreskan luka di hati kecilnya dan ternyata itu berdampak besar.

"Sudah dua tahun (name) tak melihat ayah di penjara Bu,rasanya (name) tak sanggup melihat ayah yang terus menangis setiap kali melihat ku,Bu " Ia bercerita seolah sang sosok yang di ajak bicara ada di depan mata indahnya.

"(name) tak tega melihat ayah menangis seperti itu, rasanya (name) ingin sekali membebaskan ayah tapi...tabungan (name) tak cukup untuk itu" Matanya mulai memanas saat kalimat itu terlontar dibibir yang biasa selalu menampilkan senyuman manis,tetapi tidak untuk kali ini.

"Tapi (name) akan tetap mengunjungi ayah nanti di hari spesial nya. Terhitung lima hari lagi Bu. (name) akan memberikan hadiah spesial untuk ayah supaya dia terus mengingat kita selalu. Hehe" Saat ini sang gadis sangat membutuhkan tempat untuk bercerita semua bebannya. Bisa saja itu ia lakukan bersama sahabat sahabatnya . Tetapi (name) tetap lah (name), ia tak mampu mengeluarkan kalimat keluhan itu yang pada akhirnya tersimpan sendiri.

Asyik dengan dunianya sendiri sampai tak mengetahui bahwa sedari tadi kalimat demi kalimat yang gadis itu ucapkan didengar oleh seseorang yang kini tengah memandangi sang gadis dengan tatapan sulit diartikan. Yohan adalah orang yang di maksud.

Niat hati ingin memperbaiki pertemanan nya malah berujung mendengar sesuatu yang membuat perasaan iba menghampiri. Ia baru sadar bahwa ternyata ia telah terlalu jauh melangkah meninggalkan sang gadis sendirian.

"(name)" Sahutnya membuat yang di panggil tersentak dan duduk seperti sediakala.

"Yohan?, kenapa kau disini? ada apa?" Pertanyaan beruntun itu ia abaikan dan segera duduk di samping sang gadis, membuat nya mengernyit heran.

"Ada apa?" Tanyanya sekali lagi.

"(name) apakah kau ingat,dulu ada dua orang anak yang selalu bermain bersama kapanpun dan dimana pun mereka berada, lalu sang gadis kecil berkata..."

"Yohan, jangan tinggalkan aku sendirian ya! aku takut sekali sendiri. Dan kita harus berjanji untuk saling terbuka satu sama lain" Ucap gadis kecil dengan kepang di rambut (h/c) miliknya.

"Iya tentu saja!, kita tak akan terpisah kan sampai kapanpun!. Bagaimana kau bersedia (name)?" Seru bocah itu.

"Tentu saja!,aku setuju!" Sahut sang gadis lalu tak lama mereka tertawa bersama.

"Itu lah percakapan mereka pada hari itu" Lanjut Yohan, membuat sang gadis menunduk kebawah menatap air laut tenang dihadapannya.

"Lalu?" Sahut (name) kepada insan disampingnya.

"Lalu. Kemana perginya janji sang gadis kecil itu?" Iris obsidian sang lelaki di bawa menatap kearah paras molek sang gadis,ia pandangi setiap inci wajah itu.

Selalu cantik sedari dulu. Sanubari sang lelaki pemilik surai coklat berantakan itu.

"Itu janji anak anak, dan untuk apa kau mengatakan itu?" Tanya balik ke sang tuan di samping nya.

"Janji tetaplah janji, tak ada yang bisa menyangkal nya barang sedikit pun.. (name) bicaralah,jangan terlalu menyimpan sendiri" Tuturnya lembut sembari mengusap pucuk surai panjang milik sang gadis.

"Aku kenapa memang?,aku tak apa apa. Kau saja yang berlebihan" Elak (name) menyingkirkan tangan sang lelaki menolak usapan lembut di surainya.

"Tertawamu mulai pelan. Senyummu mulai pudar. Dirimu mulai banyak diam, sejauh itukah dunia mengubahmu?" Sambung Yohan menyadari bahwa sahabatnya yang dulu selalu ceria kini lebih banyak diam dan memilih menyendiri.

Belum sempat menyahut suara dari telpon pintar milik (name) berbunyi, bangkit dari duduknya dan sedikit menjauh dari Yohan.

"Halo?"

"Ah, apakah benar ini (fullname) anak dari Taeyang dan Narumi?" Tanya seseorang di sebrang sana.

"Iya anda benar,saya (fullname). Anda siapa?"

"Ada yang ingin saya bicarakan , sebenarnya bisa saja saya bicara di telepon,tapi rasanya lebih baik kita bertemu saja"

"Tentang apa?"

"Ini tentang kedua orang tua mu, Perkenalkan nama saya Nakamura Akane"

"Jepang?,kau.. dari jepang?"

"Benar sekali (name)-chan, saya sahabat ibu mu yang menetap ke Korea seperti ibu mu"

"Baiklah, saya akan datang menemui mu"

"Aku akan mengirimkan alamatnya segera"

"Baik"

Tut-!

Kini pikirannya melayang kemana mana, memikirkan percakapan barusan. Sampai akhirnya sebuah suara menyadarkan nya.

"Siapa yang menelfon?" Tanya Yohan sembari menghampiri sang gadis.

"Tidak apa apa,tak ada masalah apapun. Ayo kita kembali segera sebelum malam " Ucap (name) sembari berjalan mendahului Yohan.

Helaan nafas Yohan buang melihat sikap keras kepala sang sahabat, dan mulai mengikuti langkah kecil itu.

***


















































Gatau cringe bngt.
Makin mls up kalo ga ada yang votee 👋🏻

Minggu/18 February/24

𝒜𝒾𝓈𝒽𝒾𝓉𝑒𝓇𝓊 | 𝐒𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧 𝐱 𝐟!𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang