-Five-

1 0 0
                                    

Makan malam sudah selesai sekarang mereka semua berkumpul di ruang tamu. Avril dan Litha yang asik bercerita, Albar, Malvin, Radit dan Liam sedang asik membahas bisnis keluarga sedangkan Natalha dan Nauval asik memakan cake yang dibelikan Liam tadi.

"Natalha kamu besok kan akan mengurus induk perusahaan, kamu bisa belajar dari sekarang, seperti Albar sudah siap untuk mengurus bisnisnya" Kata Radit membuat Natalha sedikit tidak senang.

Natalha kurang suka dalam hal bisnis, dia mempunya cita-cita menjadi psikologi dan membantu mereka yang tidak mempunyai tempat cerita. Namun dia tidak bisa, karna mau tidak mau dia harus mau. Sedari kecil Natalha tidak diperbolehkan memilih jalan hidupnya sendiri soal pendidikan. Semua sudah diatur oleh keluarga besarnya, jadi Natalha tak punya kesempatan menyalurkan apa yang dia mau.

"Iya besok Natalha datang ke kantor untuk mengecek seperti biasanya" Jawab Natalha matanya menatap cake didepannya dengan tidak semangat.

"Kamu juga harus membantu kalau ada meeting, biar nanti kamu tidak kaget kalau sudah terjun ke sana" Sahut Litha.

"Iya" Natalha sungguh tidak minat, bagaimana dia bisa melanjutkannya coba?.

Sabar ya dik, Abang tau kalau kamu tidak minat ke situ, tapi ini demi kebaikanmu~ Batin Nauval. Nauval tau adiknya tidak berminat kesana, tapi itu demi masa depan adiknya sendiri.

"Minggu depan ada rapat investor, Papa mau kamu yang datang" Kata Radit tak terbantah kan.

Di SMASL memang banyak murid-murid yang sudah disiapkan untuk menjadi pemimpin perusahaan keluarga, SMASL menjadi salah satu sekolah terbaik di ASIA. Fasilitasnya juga sudah bukan kelas menengah melainkan kelas atas, banyak barang-barang canggih dan robot pintar disana.

Itulah mengapa Radit dan Litha menyekolahkan anak-anaknya disana. Selain sekolah itu milik rekan kerjanya mereka tau anak-anak yang bersekolah disana akan diberi pembelajaran sesuai apa yang akan mereka jalani setelah lulus SMA. Sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya.

"Om Tante dan semuanya saya mau pamit pulang dulu karna bunda sudah nyariin" Pamit Albar dengan sopan.

"Iya Om saya juga" Sahut Malvin.

"Oh iya, kalian hati-hati, sampai bertemu dirapat investor minggu depan" Jawab Radit.

Albar dan Malvin menyalimi Radit, Litha, Liam dan Nauval. Tiba dihadapan Natalha, Albar menatapnya dan tersenyum. Lalu Albar mengacak-acak rambut Natalha dan berkata. "Semangat ya lo pasti bisa, kalau ada apa-apa kasih tau gue, gue bakal bantu, mulai sekarang kita sahabat okey?!".

Ucapan Albar membuat Natalha mematung. Apa ini baru kenal juga sudah mau menjadi sahabat? Tapi tidak apa lha, toh juga mereka rekan bisnis. "Iya" Natalha mengangguk. Membuat Albar tersenyum manis.

"Gue pulang dulu ya?" Albar berpamitan langsung kepada Natalha.

"Iya hati-hati!" Natalha tersenyum senang.

Disatu sisi Malvin menatap Avril. "Lo ga pulang?" Tanya Malvin ke Avril.

"Iya Malvin ini Avril nunggu jemputan" Avril memandang ponselnya yang tidak mendapat jawaban dari orang rumahnya.

"Mau gue anter?" Tawaran Malvin langsung mendapat tatapan binar dari Avril.

"Malvin beneran mau anter Avril? Avril ngga mimpikan?" Avril menatap Malvin tidak percaya. Ya tidak percaya lha, kan meski baru pertama kali masuk namun sapa yang tidak tau kalau Malvin itu kulkas berjalan dan tidak pernah perhatian kepada siapapun!.

"Kalau ngga mau yauda" Jawab malvin dengan santai.

"Eh mau mau, Avril mau banget!" Avril sangat excited mendengar tawaran itu.

"Yauda pamit sana" Titah Malvin dan diberi anggukan oleh gadis kecil itu.

"Natalha, Avril juga mau pulang dulu yaa, dianter Malvin soalnya orang rumah ngga ada yang jawab chat Avril" Terang Avril sudah menggendong tasnya.

"Yauda lo hati-hati, kalo ada apa-apa buruan chat gue!" Natalha sebenarnya agak takut Avril bersama Malvin. Takutnya tengah malam begini ditengah jalan Malvin menurunkan Avril dan berujung Avril hilang kan jadi ga estetik!.

"Iya Natalha yang cerewet!" Natalha mendelik tak terima dikatai cerewet! Dia kan takut kalau Avril diculik, kalau diculik orang mah gapapa bisa diberi tebusan, lha kalau diculik hantu gimana? Eh tapi emang hantunya kuat sama Avril? Yang ada hantunya stress sama Avril.

"Malvin tolong anterin anak bontot Tante ini dengan selamat sampai tujuan ya!" Kata Litha. Sebenarnya Litha juga takut kalau Avril diturunkan pinggir jalan, Litha tau bagaimana anak satu-satunya keluarga Dirgantara yang sangat dingin dan kejam ini.

"Iya tante tenang aja" Jawab Malvin dengan sopan.

"Yauda kalian hati-hati, besok main ke sini lagi, Tante buatin brownies coklat nanti" Diberi anggukan oleh teman-teman Natalha.

***

Hyyy semuanya, saksikan terus part selanjutnya. Kalian ngga usah nunggu cuunao up lagi karna kalau kalian liat part satu berarti sudah lengkap partnya, karna cuunao ga nunggu vote, komen atau lainnya kok hehehe. Cuunao disini mau berbagi cerita aja, buat kisahku dan dia abadi disini. Ada yang mau baca cerita kami aja aku sudah senang.

Cerita ini mau aku up semua dihari ulang tahun dia yang ke-18 sebagai hadiah buat dia secara diam-diam. Semoga bener-bener sudah selesai saat itu yaa hehehe.

Jadi terima kasih semuanya!!! Terus baca sampai akhir yaa!!

AlTa (S E L E S A I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang