-Thirty Nine-

0 0 0
                                    

Selama seminggu Natalha hanya berdiam diri didalam kamarnya, melamun dan selalu menolak jika disuruh makan.

Wajahnya sudah jauh dari satu minggu lalu, mata yang menghitam dan bengkak karna terlalu sering menangis.

Setiap malam Natalha selalu menatap bulan yang ada diluar jendela, menitipkan rindu pada Albar yang tak kunjung temu.

Kini dirinya benar-benar kehilangan Albarnya, dunianya sekaligus rumahnya. Dulu kalau Natalha menangis ada pundak Albar yang selalu menjadi sandaran, namun sekarang? Natalha hanya sendiri dan terpuruk didalam kamar.

Keluarganya sudah melakukan apapun untuk Natalha seperti dulu lagi, namun nyatanya sebanyak apapun usaha mereka lakukan Natalha tetap tidak bisa bangkit.

Sekarang Natalha ditemani oleh para sahabatnya yang memutuskan untuk menginap di mansion Natalha.

"Nat lo tau ngga, gue kemarin habis dihukum anjir, gegara gue ngga sengaja buang sampah dan kena Pak Lucas" Mereka selalu berusaha mengajak ngobrol Natalha, tapi tidak pernah ada jawaban dari Natalha.

"Nat berapa lama lo mau kaya gini terus?" Lyly kasian dengan Natalha, dulu Natalha selalu tampil cantik walaupun Natalha tidak memakai make up tapi sekarang hanya ada Natalha dengan mata panda dan bengkak.

"Gimana gue mau bangkit kalau ngga ada Albar Ly?" Natalha selalu memikirkan saat dia bahagia dengan Albar.

"Nat kita tau, tapi lo sendiri pernah bilang kan, lo bakal pergi kalau Albar yang nyuruh? Dan Albar udah nyuruh lo Nat" Licha paham apa yang dirasakan Natalha tapi dia tidak mau Natalha selalu ada dalam keterpurukannya.

"Natalha sama Albar itu sama-sama terpuruk, salah satu dari kalian harus bangkit untuk membangkitkan yang lain, kalau kalian kaya gini terus gimana masa depan kalian?" Avril juga tau dari Malvin tentang keadaan Albar yang buruk sama seperti Natalha.

"Bener itu kata bocil, salah satu dari kalian harus bangkit kalau kalian ngga mau hancur nantinya" Sahut Lyly.

"Gimana caranya bangkit?" Natalha tidak tau gimana caranya melupakan orang yang dulu setiap hari mengisi hidupnya.

"Lupain rasa sakit itu Nat, semakin lo ingat rasanya semakin lama lo sembuhnya" Benar ucapan Licha, dia harus melupakan rasa sakit itu, dia ingin membangkitkan Albar dan dirinya, mereka masih punya kesempatan dan Natalha akan mencari benerannya.

"Gue akan bangkit!" Natalha mengembalikan dirinya yang dulu, dia tidak mau terlambat memberikan bukti, walau semua sudah hancur setidaknya dia masih berusaha memperbaiki.

"Kita pasti dukung lo Nat" Mereka berpelukan, satu sakit maka semua sakit dan satu bangkit maka semua harus bangkit bukan?.

***

Sedangkan ditempat lain kamar Albar penuh dengan pecahan kaca, Albar juga tak kalah terpuruk dari Natalha.

Badannya juga ada luka goresan karna pecahan kaca yang mengenai tubuhnya.

Ibu dan Ayahmya sangat sedih melihat Albar yang seperti ini. Albar yang dulu kuat, Albar yang dulu selalu punya semangat untuk Natalha sekarang menjadi Albar yang lemah tak berdaya.

"Kita harus gimana lagi buat bangkitin Albar?" Tanya Dita pada Bagas.

"Ayah juga bingung Bu harus bagaimana lagi, semua sudah kita lakukan tapi Albar tetap seperti itu, satu-satunya cara membawa Natalha kesini tapi Natalha sediri juga hancur seperti Albar" Bagas sudah tau keadaan Natalha dari Radit karna Radit juga menanyakan keadaan Albar.

Ternyata cinta Albar dan Natalha begitu besar, saat mereka berpisah bahkan keduanya sama-sama hancurnya.

"Mereka saling mencintai, jadi wajar jika salah satu dari mereka hancur maka yang lain akan hancur" Sahut Bella tiba-tiba datang.

"Bella kamu belum tidur?" Bella hanya menggelengkan kepalanya.

"Bella kecewa sama Abang yang udah nuduh Kak Natalha didepan umum, tapi Bella juga ngga bisa liat Abang sehancur ini Bu" Bella meneteskan air matanya.

Jika bella disuruh memilih antara Albar yang terus menjahilinya atau Albar yang sekarang, Bella lebih memilih Albar yang dulu. Bella rindu berbicara dengan Abangnya, Bella pastikan nanti orang itu akan mendapat pelajaran darinya.

Bella sekarang mencari bukti kejahatan gadis itu dan akan mempermalukan dirinya.

Bella tidak terima gadis tersebut telah menghancurkan dua orang yang tidak bersalah karna sifat irinya, Bella pastikan gadis itu akan lebih hancur dari Abang dan Kakaknya!.

***

Sedangkan disisi lain Ardika merasa bersalah karna waktu itu dia yang menjadi alasan Natalha dan Albar sampai seperti ini.

Ardika tau dari teman-temannya karna banyak yang menyalahkannya atas kasus ini. Ardika tau dia salah, tapi dia tidak bermaksud membuat Natalha sampai seterpuruk itu.

Bagaimanapun Natalha adalah cintanya, Natalha masih menetap dihatinya entah sampai kapan.

Bisa kah kelak dia yang akan bersanding dengan Natalha? Ardika ingin menebus semua kesalahannya kepada Natalha namun sepertinya semua terlambat, karna Natalha sudah sangat jauh untuk digapai.

"Ya Allah salah kah hamba meminta dia?" Ardika menatap langit malam yang tampak mendung.

Sepertinya langit juga tau bahwa sedang ada tiga orang yang sedang hancur disaat yang bersamaan.

Cinta itu tidak salah, tapi cinta lebih rumit dari pada rumus fisika, cinta itu tidak sepasti matematika tapi cinta lebih menyenangkan dari pada mengamati hasil kerja cairan kimia.

***

Permisi hehehe, waduhh gimana cerita kali ini?

Sabar bro yang nunggu konfliknya, cuunao masi ragu buat nulis konfliknya, soalnya nangis hehehe. Kalian pernah nangis karna alur cerita yang kita bikin sendiri? Soalnya inget sama ornagnya terus.

Gagal move on beneran ini mah cuunao, tapi gapapa demi kisah ciaba cuunao dan Albar abadi hehe, siapa tau jodoh nanti anak-anak kita suruh baca ini, kisah cinta orang tuanya.

Ini alurnya rill ya, yang aku tambahin cuma dari segi keluarga aja biar ngga monoton gitu.

Oke terus baca yaaaa!!! Lopyuu guyssss

AlTa (S E L E S A I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang