-Fifty One-

0 0 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat hingga Natalha dulu hanya gadis yang tubuh dari harta warisan keluarganya, kini Natalha juga mempunyai perusahaan sendiri yang bergerak dibagian pertambangan emas.

Namun Natalha tak lepas tangan dari perusahaan Nadhir, setelah dipimpin Natalha sekarang perusahaan itu semakin banyak memiliki kantor cabang hingga ke penjuru dunia.

Hanya butuh 6 tahun Natalha membangun itu semua dengan segala usahanya.

Licha kini juga membantu pekerjaan Natalha, dia juga memiliki berbagai butik terkenal dibeberapa negara.

"Mama" Teriak anak kecil memanggil Licha.

"Hello boy, bagaimana sekolahnya?" Licha menggendong anak tersebut.

"Sangat melelahkan dan juga menyenangkan" Ucap bocah umur 5 tahun tersebut.

"Sudah makan?" Tanya Licha diberi gelengan oleh anak itu.

"Dimana Bunna dan Mily?" Tanya anak itu.

"Ada apa sayang mencari Bunna?" Natalha datang menghampiri mereka.

"Bunna aku mau bercerita kepadamu" Bocah itu berontak dari gendongan Mommy nya.

"Ada apa ini, hy boy sudah pulang kamu?" Lyly mendekat kearah mereka.

"Seperti yang Mily lihat Xagara sudah disini" Jawab bocah itu.

Xagara Safanio Melvinno, anak yang dikandung Licha dulu kini sudah berusia 5 tahun dan sangat pintar.

Xagara dibesarkan ditengah keluarga Nadhir, karna waktu Licha mau pindah Omanya Natalha tidak memperbolehkannya, jadi mereka sampai sekarang ada disini bahkan saat ingin membuka butik pertama kali miliknya Licha dibantu oleh keluarga Natalha.

Lyly? Lyly sudah menikah dengan Liam dan memiliki satu orang putra bernama Althair Atmajaya Nadhir berumur 2 tahun.

"Adekku dimana?" Tanya Xagara kepada Lyly.

"Tidur dikamar" Jawab Lyly.

"Xagara mau cerita apa ke Bunna nak?" Natalha mengelus rambut Xagara.

"Tadi ada teman Xagara yang bilang kalau Xagara tidak memiliki Papa" Xagara sebenarnya tidak begitu sedih tidak memiliki sosok Papa karna dia memiliki banyak Om yang sayang kepadanya seperti Om Liam, Om Nauval dan masih banyak lagi. Tapi teman-temannya selalu mengejeknya tidak punya Papa.

Natalha dan Lyly menatap Licha yang terdiam, lagi dan lagi rasa bersalah itu muncul.

"Xagara tidak perlu sedih, disini banyak yang sayang Xagara bukan?" Ucapan Lyly diberi anggukan oleh Xagara.

"Tapi Xagara tidak suka mereka terus mengejek Xagara!" Xagara itu tidak suka diganggu.

"Siapa yang mengejek cucu Oma?" Litha datang menghampiri mereka.

"Mereka Oma, jahat sekali mulutnya, pengen Xagara hantam aja" Adu Xagara kecil kepada Litha.

"Besok kita hajar bersama saja" Kini Liam datang dengan Althair digendongannya.

"Piam" Teriak Xagara memeluk kaki Liam.

"Ngga boleh sedih oke? Nanti kita beri pelajaran mereka" Liam berjongkok menyetarakan tingginya dengan Xagara dan menurunkan Althair.

"Iya Abang nda boye cedi" Sahut Althair kecil.

"Ngga aku ngga sedih, nanti kalau aku sedih Mama juga pasti sedih" Xagara tersenyum senang.

"Nah gitu dong, anak Piam jangan cengeng" Sahut Liam.

Licha tersenyum haru, keluarga Natalha sangat begitu baik mampu menerima dirinya dan Xagara. Mungkin jika dulu Licha tidak ikut bersama Natalha hari ini dia akan terus menerus mencari anaknya yang dibawa oleh Malvin.

"Hari ini kita ada meeting ya" Ucap Natalha menatap Lyly dan Licha.

"Biar Mama yang ngurus mereka, kalian berangkat saja" Ucap Litha.

"Hello guys ponakan-ponakan lucu Uncle datang" Panggil Alex sambil membawa bebarapa paper bag ditangannya.

Natalha yang tadinya akan berangkat dan membawa roti ditangannya langsung membungkam mulut Alex dengan roti tersebut.

"Jahat lo Nat" Alex mengeluarkan roti yang menyumpal bibirnya.

"Kalo dateng salam dulu, lo langsung teriak-teriak, ini mansion bukan hutan!" Natalha langsung pergi disusul Lyly dan Licha.

"Mau kemana mereka?" Tanya Alex pada Liam.

"Rapat" Jawab Liam seadanya.

Alex baru ingat sesuatu. "Heh rapat itu udah dirancang Albar, Malvin, Rizky, Abim sama Axel untuk ketemu mereka!" Perkataan Alex membuat mereka terdiam.

"Udah saatnya mereka bertemu, udah 6 tahun berlalu semenjak kejadian itu dan mereka sudah berdamai dengan iti semua, jadi biarkan mereka bertemu" Ucap Radit.

Radit tau tentang rencana itu karna Albar yang memohon kepadanya untuk bertemu Natalha.

Dia sebenarnya tidak mau karna takut Natalha akan hancur lagi, namun melihat umur dan cara berpikir Natalha yang sekarang membuatnya yakin bahwa Natalha tidak akan terpuruk lagi.

Natalhanya sudah berubah, tidak seperti Natalha 6 tahun lalu, mulai cara bicara, cara berpakaian dan cara menghadapi lawan bicara.

Natalha juga lulusan jurusan Psikologi dan beberapa gelar lainnya sudah Natalha kantongi, jadi dia yakin Natalha sudah bisa mengetahui apa rencana selanjutnya.

***

Natalha, Lyly dan Licha telah sampai ke restoran tempat mereka akan meeting kali ini.

Mereka berjalan dengan anggun memasuki restoran ternama dinegara Amerika ini.

"Permisi Nona apa sudah reservasi?Atas nama siapa?" Ucap pelayan itu dengan bahasa inggris.

"Sudah, atas nama Lyly Atmajaya" Sahut Lyly menunjukkan bukti reservasi diponselnya.

"Baik Nona silahkan" Pelayan tersebut membawa mereka bertiga menuju ruangan VIP dengan pemandangan yang begitu indah.

"Silahkan ditunggu Nona" Pelayan tersebut keluar dari ruangan itu.

Tak lama ada lima orang yang masuk, mereka menggunakan jas dan sangat rapih.

Lyly, Natalha dan Licha menatap mereka tak percaya. "Kalian?" Tanya mereka kompak.

"Sudah lama tak berjumpa, apa kabar kalian?" Tanya salah satu diantara mereka berlima.

***

Hayo ketemu siapa yaaa???

Terus baca ayo!!!!

AlTa (S E L E S A I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang