𝟎𝟏

1.2K 77 0
                                    

"Pagi semua!." Sapa Felix namun di abaikan oleh semua nya

Felix yang melihat itu hanya tersenyum getir 'sudah biasa'

"Pagi." Sapa Lucas

"Pagi sayang, ayo sini sarapan nanti telat lho." Ucap Bulan mengambilkan Lucas sarapan

"Ngapain kamu berdiri di situ? merusak pemandangan aja!." Sentak Nichols

"Maaf pah." Ucapnya menundukkan kepalanya

"Apa? mau sarapan?." Tanya Bulan dengan nada remeh

"I-iya ma." Jawab Felix gugup

"Gada sarapan buat lo! udah sana berangkat!." Sentak Sabiru menatap Felix tajam

Felix yang mendengar itu hanya pasrah dan berlalu dari sana meninggalkan mereka.

"Aku sarapan di sekolah aja ya, aku lupa ada jadwal piket hari ini." Ucap Lucas beranjak dari sana meninggalkan semua nya

••••••••••••••••••

"Tunggu dek!." Panggil Lucas

"Kenapa kak?." Tanya Felix heran

"Berangkat sama kakak, kita cari sarapan dulu."

Felix yang mendengar ucapan sang kakak lantas menolak "Gausah kak." Felix merasa tidak pantas berangkat bersama sang kakak, apalagi di ajak sarapan bersama olehnya.

"Kamu nolak kakak?." Tanya Lucas tidak menyangka

"B-bukan gitu kak!." Ucapnya gelagapan takut sang kakak memarahinya

"Kakak ga bakal marahin kamu! sekarang masuk mobil kita cari sarapan. Keburu telat." Ucapnya dengan nada tak mau di bantah

Mau tak mau Felix menurutinya, ia memasuki mobil sang kakak dengan perasaan aneh, ia senang namun sedih juga. Ia berfikir 'Kakak kasian sama aku atau emang sayang sama aku ya...'

"Gausah ngelamun, masih pagi." Tegur Lucas melirik Felix sekilas

"M-maaf kak." Jawab nya lagi lagi dengan gugup

"Gausah gugup Lix, kakak ga akan marahin kamu." Ucap Lucas ingin mengelus surai Felix namun Felix malah menghindar

"J-jangan pukul Felix kak!." Ucapnya ketakutan membuat Lucas kaget

"Kakak ga mukul kamu dek, maaf kalo buat kamu takut." Ucap Lucas merasa bersalah

"N-ngga papa kak.." Jawab nya sembari memilih tali dari tas nya

"Nah, di depan ada bubur tuh. Kita sarapan bubur ya?."

"Iya kak, sarapan apa aja Felix terima kok!." Ucap Felix senang membuat Lucas tersenyum singkat

"Ayo turun, takut telat."

"Oke!."

Mereka akhirnya sarapan dengan bubur, sepanjang sarapan Lucas memandang wajah sang adik yang memiliki paras tampan sama sepertinya, adiknya mirip sekali dengan sang papa. Lucas teringat dengan sikap keluarga nya terhadap Felix, Lucas sendiri bingung apa kesalahan yang di perbuat oleh Felix sehingga keluarga nya terus menerus menyiksa Felix.

"Udah selesai?." Tanya Lucas dan dibalas anggukan ceria oleh nya

"Okay, ayo berangkat ke sekolah."

•••••••••••

Sesampainya mereka di sekolah, mereka berpapasan dengan Sabiru.

"Oh ini yang katanya ada piket tapi baru dateng?." Ucap Sabiru menyindir Lucas

𝐅𝐞𝐥𝐢𝐱 | 𝐄𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang