"Solar?"
Si pemilik nama menoleh, ia melirik sang kakak pemilik kuasa angin itu melangkah masuk ke ruang laboratorium miliknya.
"Lagi ngapain?" tanya Taufan. Manik birunya ia arahkan kesetiap meja yang ada di ruangan itu, semuanya penuh dengan bahan percobaan lengkap dengan alatnya.
"Lagi bikin ramuan supaya para fusion punya tenaga lebih lama." jawab sang adik dengan tangan lincahnya yang mengotak-atik setiap hologram yang ada.
Taufan hanya dapat melihat sang adik yang sedang sibuk bekerja itu, ia sama sekali tak bergerak akibat rasa takut dimarahi oleh sang adik.
"Kak Upan, tolong ambilin tabung yang ada cairan warna biru disana dong." ucap Solar yang mengejutkan si pemilik manik biru itu.
"Oh? Iya, Upan siap membantu!"
Dengan sigap Taufan melangkahkan kakinya ke meja yang di tunjuk oleh Solar, ia menimang wajahnya sendiri saat melihat betapa banyaknya tabung berisi cairan dengan warna biru disana.
"Ini tabung yang mana satu ya?" gumam si biru pelan.
"Kak? Cepetan, aku kebelet nih."
"Iya bentar, tabung yang cairan warna biru banyak. Yang mana satu?" tanya Taufan lagi, ia sungguh takut jika melakukan kesalahan di lab milik Solar.
"Yang tabungannya panjang kak." sahut Solar.
"Duh, tabung panjang ada dua ... Yang mana satu?" lirih Taufan frustasi, "Tau ah, pusing."
Dengan itu, Taufan membawa sebuah tabung panjang dengan isi cairan biru tua yang tanpa dilihat oleh Solar langsung dicampurkan kedalam ramuan barunya itu.
"Nah, biarin gini dulu. Yok kak kita keluar, aku udah kebelet." ajak Solar dengan wajahnya yang menahan sesuatu.
"Gitu doang? Bjirlah.."
.
.
.
.
.
."Misi kali ini cukup berbahaya bagi kalian, jadi saya harap kalian dapat menyiapkan stamina kalian dengan cukup. Mengerti?"
"Mengerti komender."
"Baiklah, kalau begitu saya udur diri." ucap sang komender setelah memberi salam disertai gerakan khas di organisasi mereka.
Halilintar, Gempa, dan Ice kembali melakukan gerakan salam yang sama, setelahnya mereka menghela nafas sesaat sambungan dimatikan.
"Hoaaaamm.. kalau gitu aku nyambung tidur dulu ya, kak Gem." ucap Ice dengan matanya yang sudah terbuka tertutup itu.
"Ga boleh, kita harus diskusi sama yang lain dulu." tolak Gempa mentah-mentah pada sang adik.
"Yah.. aku ngantuk kak." rajuk Ice sambil memeluk boneka pausnya yang hampir menyamai besar tubuhnya.
"Dasar polar bear." ejek si sulung dengan wajah datar khas miliknya.
"Apa kakak bila-
"KAK GEMPAAA HUWAAAA"
Dapur kembali bergetar akibat teriakan cetar milik salah satu kembaran elemental ini, Blaze. Si pemilik nama menoleh, ia menghela napas yang sangat panjang untuk menghadapi adik apinya ini.
"Kenapa lagi Blaze?" tanya Gempa lembut sambil mengusap kepala sang adik yang sudah memeluk dirinya dengan erat.
"AYAM KU MATI KAK, HUWAAAA"
Gempa tersenyum pasrah sambil membatin saat sang adik kembali berteriak dalam pelukannya, "Ugh... Poor my ear."
"Coba kamu tenangin diri dulu, baru kamu cerita ke kakak." pujuk Gempa dengan lembut, diiringi senyuman manis yang menenangkan.
Blaze menurut, remaja kelebihan semangat itu mulai menenangkan diri dan berbicara dengan nada tersedu-sedu, "Hiks.. jadikan tadi tuh aku lagi ngasi makan ayam hiks.. terus ada satu ayam aku yang malah lari ke jalan hiks.. terus ada mobil yang tiba-tiba lewat, terus ayam aku ketabrak, teru-
"Terus ayam kamu jadi ayam geprek, 'kan?" sambung Halilintar yang terlihat mengusili sang adik.
"Hiks.. HUWAAAA AYAM AKU JADI AYAM GEPREK KAK HUWAAAA"
Dan akhirnya, sore itu dihabiskan oleh Halilintar yang membujuk Blaze akibat amukan Gempa pada dirinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Loh? Kok aku disini? Kapan mereka gabung ya?"
TBC..
Ehehe :v
Tes ombak dulu, kalau rame peminat bakal lanjut sampai 100000 part hehe...

KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental parents and fusion? [OG]
خيال (فانتازيا)Setelah terjadinya penyerangan dari sang penguasa elemental legenda, Retta'ka. Boboiboy memutuskan untuk berpecah menjadi tujuh selamanya, ia membiarkan para elemental mengambil alih tubuh aslinya. Sedangkan para elemental mendapatkan sebuah cara me...