bagian 36

2.4K 179 45
                                    

Zafran turun tangan sendiri. Anak buah yang dirinya kirim ke New York untuk mencari istrinya Berlian ternyata tak mendapat hasil apa-apa.

Bahkan wujud Javier pun raib entah kemana. Orang tuanya saja tak tau dimana Javier. Tentu saja tante Ayla dan om Damian mana pernah memperhatikan anak-anaknya.

Dan anehnya Javier juga berani meninggalkan pekerjaannya. Perusahaan sepupunya itu hanya diurus orang kepercayaan yang membuat Zafran heran. Demi menyembunyikan Berlian, Javier seolah rela meninggalkan dunia demi wanitanya.

Dan itu bahaya. Bisa-bisa otak Berlian dicuci yang akhirnya berpaling pada Javier.

Makanya sekarang Zafran beserta PA tercintanya Satya berada di pesawat yang membawa mereka ke New York. Tentunya dengan Joshua dan Jeremy yang sedang dalam misi penting mencari istri sang penguasa bumi.

Setelah rundingan keempatnya dua hari lalu.
——–——
"Bodoh! Gak becus! Anak buah gue emang gak pernah kerja dengan benar. Mencari satu perempuan saja mereka kesusahan sampai mengundurkan diri. Itu artinya gue juga yang harus turun tangan." Rasanya segala umpatan ingin Zafran keluarkan.

Orang suruhannya yang mencari Berlian menyerah setelah mengobrak-abrik New York, itu pun selama satu hari lamanya. Mereka bilang Javier sepertinya berhasil menemukan tempat aman yang tak terjamah manusia. Menyembunyikan Berliannya.

"Kalau gue ikut angkat tangan aja Bang. Maksudnya bermunajat sama Tuhan Yang Maha Esa agar istri bang Zafran segera ketemu. Bantu doa aja gue mah," kelakar Satya yang mendapat sorotan tajam atasannya itu. Zafran sedang tidak dalam mood untuk bercanda.

"Bacot! Kali ini gue minta tolong sama lo untuk tolong diam. Otak gue pening denger lo ngomong tapi semuanya ampas doang." Mulut tajam Zafran bersabda berhasil membuat Satya kicep. Gak lagi-lagi nyenggol macan yang kehilangan istri.

"Gimana Josh, lo ada solusi buat rencana pencarian Berlian? Kira-kira cara apa yang membuat kita berhasil mencari persembunyian Javier, menurut lo?" Zafran meminta saran Joshua. Yang berada tepat di samping kanannya. Samping kiri Jeremy dan dihadapannya ada Satya yang sekarang benar-benar memasang wajah serius.

Mereka berempat sekarang sedang duduk melingkari meja bundar tempat Joshua dan Jeremy mencari strategi dalam menyelesaikan kasus. Lampu remang seolah menambah kesan tegang di ruangan milik Joshua itu. Apalagi hening menyelimuti karena otak mereka berpikir keras.

"Menurut gue kita harus mancing Javier keluar. Salah satu cara ya, acak perusahaannya. Acak data perusahaannya. Permasalahan internal akan membuat Javier harus turun tangan sendiri dan akhirnya keluar kandang. Tapi, membuat Javier keluar dari persembunyiannya pun lokasi Berlian tak akan mudah kita dapatkan. Pastinya penjagaan lelaki itu akan semakin ketat bagi Berlian. Dan kalau lo Zafran maksa Javier mengembalikan Berlian, gue gak yakin sepupu lo itu bakalan ngasih tau dimana istri lo itu. Gue rasa Javier memilih babak belur daripada memberitahu Berlian dimana."

Penjelasan Joshua segera dicerna otak Zafran. Ya, rencana itu juga sempat terlintas di otaknya. Menghancurkan perusahaan Javier. Pengeksekusian itu sebenarnya mudah saja bagi Zafran, tapi benar, Zafran kira tak semudah itu mendapat lokasi Berlian ada dimana.

"Mending kita coba aja cara itu. Javier tak mungkin kan benar-benar rela perusahaannya hancur?" Zafran akhirnya angkat suara setelah terdiam lama.

"Kalau gue boleh ngasih saran...." Itu Jeremy yang ikut untuk menyuarakan pendapat. Mendapat seluruh atensi sampai Zafran mengisyaratkan agar Jeremy lanjut untuk memberitahukan rencananya.

"Saran gue ada di orang kepercayaan Javier. Maksudnya kita harus curi data di ponselnya yang pasti kita akan tau dimana Berlian. Ponsel itu pasti menyimpan semua rahasia Javier. Tau sendiri kan dimana lagi Javier mengontrol perusahaannya selain lewat ponsel. Tentu pembahasan Berlian pasti tak akan terlewat di ponsel itu. Tapi mencuri secara terang-terangan akan menimbulkan kecurigaan. Javier pasti akan mengira itu pasti ulah lo Zafran." Semua terdiam mendengarkan dengan cermat perkataan Jeremy sampai lelaki berkacamata itu melanjutkan kembali pembicaraannya.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang