bagian 37

2.7K 237 58
                                    

𝐑𝐈𝐈𝐙𝐄 - 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝟏𝟏𝟗
-------

Sepuluh menit yang lalu........

"Anda sepertinya terlalu terburu-buru tuan." Satya duduk dengan cemas. Setelah memasuki ruangan dengan interior penuh akan ornamen berwarna gelap. Hanya ruangan biasa dengan meja yang dikelilingi banyak sofa empuk. Tapi, berhasil membuat tubuh Satya mengeluarkan keringat dingin.

Syukur tak ada tempat tidur berupa ranjang. Mungkin Satya sudah lari terbirit-birit meninggalkan rencana gila ini. Sialan! Satya beneran terjebak di kandang pria suka sesama jenis.

Jordy hanya diam. Tak mengeluarkan suara apapun. Berdiri angkuh setelah menutup pintu. Dan Satya memastikan pintu itu tak terkunci.

Lalu berjalan mendekat ke arah Satya. Duduk di sampingnya. Menatap tak biasa. Pria berkulit tan dan matang itu lalu tersenyum menyeringai. Mengundang kekhawatiran pada jantung Satya yang sekarang berdebar keras. Apa ini akhir keperjakaannya?

"Saya hanya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Lagipula, lebih cepat lebih baik," tangan kekar itu dengan lancang mulai menggenggam tangan putih milik Satya yang sudah berkeringat parah.

"Oh. Ruangan ini pasti terlalu panas sampai Anda berkeringat banyak. Atau Anda sudah terangsang?" Pertanyaan tolol Jordy ingin sekali Satya umpati dengan keras. Jingan! Gue takut sama lo!

Satya hanya bisa menanggapi dengan senyum yang meringis. Otaknya juga berpikir keras supaya bisa mengulur waktu. Dan berharap bisa terlepas dari pria ini. Dan ponsel itu, bagaimana Satya mengambilnya? Posisinya saja sudah terancam.

"Eum, bagaimana kalau kita minum-minum dulu. Seret juga dari tadi ngomong mulu," usul Satya yang mengundang tatapan tak biasa Jordy.

"Minum? Semua yang tersedia disini hanya berupa minuman alkohol tingkat tinggi. Lagipula...." Terdiam. Jordy tak melanjutkan ucapannya.

"Alkohol ya? Ide bagus. Lagian saya suka minuman itu. Apalagi untuk seseorang yang kuat minum. Saya akan sangat menyukainya. Dia terlihat hot dan sexy. Heum, dan perkasa," wajah menggodanya benar-benar seperti sihir bagi pria belok ini. Satya juga melebih-lebihkan ucapannya. Padahal ucapannya hanya spontan tapi nyatanya berhasil mempengaruhi lelaki yang sekarang segera membuka botol berupa minuman keras yang memang tersedia banyak di atas meja.

Terburu-buru lalu menegak minuman itu secara brutal di hadapan Satya. Oh, terlihat sekali ingin memikatnya.

Dan sekarang Satya ketar-ketir sendiri begitu ditawari minuman haram itu. Yang seumur hidupnya saja belum dirinya coba. Ucapan spontan nya berbalik menyerangnya.

"Kamu mau langsung dari sini atau mau dituang ke gelas?"

"Hah? S-saya dari gelas saja." Jordy segera menuangkannya dalam gelas kecil. Menyerahkannya pada Satya. Dengan tangan gemetar Satya berupaya menyamarkan kegugupannya dengan wajah yang tersenyum sumringah.

Menatap lama minuman alkohol itu. Ragu-ragu untuk meminumnya. Yang Satya takutkan dirinya nanti akan mabuk. Lalu ada hal yang bisa saja terjadi di luar kendalinya. Seperti hilangnya keperjakaan misalnya.

"Minum. Itu minuman terbaik di tempat ini," suruh Jordy dengan mata yang mulai memerah. Sesekali pria itu menggelengkan kepalanya. Menghilangkan pening yang mulai datang. Sepertinya dirinya melupakan bahwa dirinya payah akan minuman dengan alkohol kadar tinggi itu. Terdistrak perkataan pria asing di depannya membuat Jordy terjerumus dalam hal yang merugikannya.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang