"Benar, Kau dan aku tak bisa bersama,"———
Mataku menetap pada satu titik, ciptaan Tuhan yang membuat aku merasa kagum padanya, entah mencintai dia atau kagum, aku hanya bingung dengan perasaan ini, semuanya menjadi satu, membuat aku bingung dengan perasaan ku sendiri.
Sebenarnya Adrian atau Laras yang ada di hatiku?.
Adrian atau Laras yang benar-benar aku cintai?.
Ya Tuhan... Aku bingung dengan perasaan ku sendiri.
"Liatin sapa si Lo?,"
Aku menoleh saat mendengar suara Noey, cewek itu menatap ku dengan penuh tanya. "Engga, kepo Lo jadi orang," Balas ku se-kena nya.
"Liatin dhamar ya Lo?, atau Daniel?. Dia kan pernah jadi anak pramuka waktu itu," Ujar Noey penasaran.
Ya, mereka masih belum bisa menebak siapa yang aku sukai, jujur aku sendiri saja belum bisa menebak antara Adrian atau Laras. Dan mereka menuduh dua laki-laki itu, Dhamara Adytama dan Daniel dhafian. Salah satu laki-laki yang pernah mengikuti ekstrakulikuler Pramuka kala itu.
Masalah aku menyukai atau tidaknya Adrian, Noey sama sekali tidak tahu tentang itu, aku menyembunyikan semuanya dari mereka. Karena aku sadar, yang menyukai Adrian tidak hanya Noey saja, tapi banyak plus mereka cantik semua.
"Gue gak suka sama mereka, gak usah nuduh!," Jawab ku ketus.
Enak saja menuduh yang tidak-tidak.
"Ayo ah ke kantin, laper gue," Ajak ku yang langsung mendapatkan anggukkan semangat dari Noey.
Se-tibanya kita di kantin, suasana kantin sudah sangat ramai, Untung saja yang lain menyisakan tempat untuk kita. Aku duduk di sebelah Laras, bedanya jantung ku biasa saja, tidak kosidahan seperti biasanya.
"Lo mau apa no?," tanya Anggi pada ku.
"Hah?," Tanya ku, bukan karena budek ataupun apa. Kurang jelas saja yang di katakan oleh Anggi tadi, juga dengan keadaan kantin yang berisik. "Ohh... Batagor sama es teh aja nggi," Jawab ku beberapa detik kemudian.
"Kalian?," tanya Anggi pada mereka. Kezia, Noey, Laras, Zura, serta 5 yang lainnya.
Ya, teman ku memang banyak. Mangkanya aku semangat sekolah karena banyak teman dan satu lagi, kebahagiaan ku hanya ada pada mereka.
"Samain aja sama Noe gue mah, biar gak ngantri banget, yang ada jam istirahat malah kekuras banyak," sahut perempuan berbanda biru itu, Elmira Ezira, kelas XII IPA D sebelumnya aku dan dia hanya sekedar kenal saja, tidak lebih. Tetapi, setelah acara ke pantai kemarin, kita menjadi satu circle.
"Iya, bener kata El," Sahut gadis di sebelahnya, Sheren Shavenna, kelas XII IPA D, si ketua paskibra SMA Atmajaya. Sudah sejak sekolah dasar, aku dan sheren kenal, bahkan dulu kita sempat sahabatan sebelum akhirnya Sheren menemukan teman lainnya dan hanya menganggap aku teman biasa, Bukan sahabat lagi.
"Gue ngikut Lo pada," sahut Laras Gartiana, nama yang berhasil membuat aku bingung setengah mati.
"Udah samain aja semua, Ya?," Tanya Kezia Athaya, kelas XII IPA C, teman sekelas Laras, sebangku Laras, sahabat Laras sedari orok. Mereka itu masih saudara, Juga dengan rumahnya yang saling berdekatan, membuat hubungan keduanya sudah seperti adik-kakak.
"Iya. Cepet nggi, gue udah laper banget ini," Kata Zura Nadhira.
"Iya-iya," sahut Anggi Thalia, kelas XI IPS A, teman satu kelas Zura. Mungkin aku dan Anggi tidak akan sedekat ini jika bukan karena ekskul Basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Noe
FanfictionTentang aku yang tidak bisa mendefinisikan sebuah perasaan, entah suka ataupun kagum. Jika perasaan itu benar, aku sama sekali tidak berharap memiliki perasaan tersebut. Semuanya hancur, Teman yang sudah ku sebut sebagai 'rumah' harus hilang karena...