SEMBILAN

213 18 3
                                    

selesain dulu yang atas/samping

***

"Kata orang, cinta yang sesungguhnya itu cinta yang tanpa alasan, Dan aku merasakan itu pada diri kamu,"

———

Kamu tau? Malam ini begitu dingin, aku diterpah dingin berselimut rindu. Malam ini aku menatap bintang yang menjadi dirimu, begitu cantik namun begitu jauh dan di luar jangkauan.

Bulan sabit begitu indah malam ini, tapi tak seindah senyumanmu padaku. Kamu selalu membuat aku berfantasi tentangmu dan betapa bahagianya aku bersamamu.

Ahh... Sial, aku terjebak dalam halusinasi ku Sendiri.

Ini adalah kenyataan di mana aku jatuh hati padamu, pada mata teduh dan senyum manis mu membuat aku terpikat dalam sekejap.

Kamu tidak perlu khawatir tentang bagaimana caranya aku setia atau tentang bagaimana caranya aku bertahan. Setelah terpikat denganmu, manusia lain sama sekali tak pernah Manarik lagi.

Entah kamu percaya atau tidak, jika suatu saat ada yang ingin bersaing dengan mu, aku bisa memastikan bahwa, kamu menang tanpa melawan.

Dirimu adalah sosok pemilik Nayanika di bawah bantangan Bumantara, namun sayangnya tetap menjadi fatamorgana yang enggan menjadi nyata.

Aku adalah aksara tanpa makna dan kamu adalah metafora yang fana, layaknya bagasfora dan bentala kita adalah dua Atma yang tak di izinkan bersama.

Laras, apa kamu dan aku bisa bersama-sama?.

Aku telah berfikir jika aku benar-benar mencintai Laras, Dan perasaan ku pada Adrian masih sama, berharap cowok itu bisa aku miliki.

"Ngapain Lo di situ?. Udah malem, besok Lo sekolah,"

Tanpa menolehpun aku sudah bisa menebak siapa perempuan itu, Kak Alena. Gadis berumur 22 Tahun itu berdiri di dekatku. Pandangan nya menatap apa yang aku pandang.

"Lo sebenarnya suka sama siapa si no?, bikin gue penasaran aja," Kata Kak Alena.

Aku berdecak, lalu merebahkan diri di atas ranjang. "Lo gak harus tau kak. Kalaupun gue mau kasih tau, tapi bukan sekarang. Ada waktunya sendiri," Balas ku.

"Secret banget sih no," Kesal kak Alena.

"Biarin. Dari pada Lo kaget," Jawab ku lagi. "tutup pintunya kalo Lo mau keluar," Pesan ku yang langsung mendapatkan anggukkan dari kak Alena.

Aku menarik selimut sampai menutupi semua tubuh ku, lalu mencoba untuk tidur tanpa memikirkan Laras lagi.

***

"Ayo ikut gue, dari pada Lo harus nunggu grab," Kata ku terarah pada Nona yang masih sibuk mengutak-atik handphonenya.

"Sepuluh menit lagi bel masuk. Ayo naik," Kata ku lagi.

"Satu..,"

"Dua..,"

"Tiga..," Hitungan ke tiga Nona masih saja belum menaiki jok belakang motor ku. Aku menghela nafas pasrah, memang sangat sulit membujuk perempuan satu ini. "Oke, Gue duluan," Hendak segera menancap gas meninggalkan Area perumahan Kak alena, Tetapi urung saat ucapan dari Nona keluar.

"Iya, Gue ikut," Katanya.

Memberikan helm yang biasanya di gunakan oleh Laras, Nona lalu menaiki motor ku. Dengan segera aku pergi meninggalkan halaman rumah kak Alena.

Nona Berlian Sakina, Dia adalah perempuan beruntung dalam hal apapun, memiliki sifat dingin membuat beberapa Siswa kagum dengan beliau. Keluarganya masih utuh, Ayah dan ibu nya mencintai dia, aku menyebutnya, Si bungsu yang beruntung. Tidak seperti aku, aku hanya merasakan kasih sayang papa saat umur ku yang sudah 17 Tahun ini.

Sampainya di halaman sekolah, Aku dan Nona menjadi pandangan Anggi, Laras dan yang lainnya. Nona langsung memberikan helm berwarna Abu itu dengan cepat, lalu pergi tanpa pamit.

"Sepupu Lo dingin banget No," Ucap Anggi yang tengah duduk di motor Vario putihnya.

"Gue aja gak tau," Balas ku acuh.

"Tapi, Tumben banget Lo berangkat sama Nona, Biasanya sendiri," Tanya Laras.

Aku beralih menatap Laras, Cantik, sangat cantik. Bulu matanya yang lentik, Matanya yang indah, hidungnya yang tidak mancung, serta bibirnya yang tipis membuat aku sangat kagum pada perempuan itu. Entah perasaan cinta atau kagum yang aku rasakan pada Laras.

"Heh," Laras menepuk pundak ku, membuat aku kaget. "Lo kenapa ngelamun?," tanya Laras.

"G-gapapa," Balas ku sedikit gugup.

Kemudian, kita berjalan beriringan menuju kelas masing-masing.

Laras, Cewek itu menggandeng tangan ku, membuat jantung ku berdetak tidak karuan. "Ras, Kenapa Lo bisa suka sama Reza?," tanya ku membuka topik.

"Gue mencintai dia, Tanpa alasan," Jawab Laras. Aku mengangguk-angguk faham.

"Sama, Gue juga mencintai Lo tapa alasan. Gue gak tau ini perasaan suka atau kagum," Batin ku.

***

Pukul 13.00, KBM tidak di lakukan lantaran hujan turun sangat deras, Juga dengan para siswa-siswi yang berhamburan ke lapangan, sekedar bermain hujan.

Juga dengan aku dan teman-temanku yang lainnya, Ikut bermain hujan dengan sangat senang. Namun tiba-tiba...

Bruk..

Laras menarik tangan ku membuat aku terjatuh di atas tubuhnya. Alih-alih langsung berdiri, aku malah menatap manik itu dalam. Mungkin sekarang Anggi berteriak histeris dalam hatinya lantaran adegan di depan matanya ini.

1 detik

2 detik

Sampai detik ke lima, Kita masih saling menatap. Sebelum akhirnya, Teriakan dari Zura membuat aku tersadar. "Anjir Lo, bikin kaget aja!," Pekik Ku kesal.

"Lagian ngapain si pake ada adegan begituan?, kaya pacaran tau gak?," Tanya Zura kesal.

"Yaudah sih wir," Ucap Laras melerai.

Bukannya marah dengan adegan tadi, Laras malah terlihat biasa saja. Membuat hati ku berharap bahwa perempuan itu mencintai aku juga.

Seperti ucapan Ku tadi malam. jika ada yang ingin bersaing dengan Laras, maka aku langsung menjawab, Dia memang tanpa melawan.

Perempuan itu sudah abadi di hati ku.

Entah sampai kapan perasaan ini ada.

Entah sampai kapan aku bisa melupakan sosok itu.

"Gue jadi curiga kalo Lo belok no," Sahut Noey membuat aku langsung menatap tajam perempuan itu.

"Jahat banget mulut Lo Noey," Balas ku memegang dada, mendramatis.

"Lo aja suka banget sama series Thai, jadi ya bisa aja," Kata Noey lagi.

"Gue udah gak nonton begituan, Gue cuman suka aktornya aja. Gak lebih,"

"Suka Thai yang identik dengan LGBT bukan berarti gue kaya mereka. gue masih tau batasan sebagai seorang muslim, Gue tau mana yang bener dan mana yang salah. Gue, Cuman suka sama Aktornya aja, Lo jangan mikir aneh-aneh tentang gue," sambung ku, lalu melangkah pergi.

Kenapa setiap orang selalu menilai buruk tentang Negara Thailand?.

Aku tau, Negara itu yang membuat film berbau LGBT, tapi tidak semuanya dari Thai kan?, Ada juga dari negara lain.

Banyak ucapan bohong yang aku ucapkan pada Noey tadi. Tidak sepenuhnya benar karena aku juga masih memiliki rasa dua puluh persen kebingungan ku dengan Laras.

Tapi, aku sudah tidak peduli lagi dengan itu. Jika memang aku dan Laras tidak bisa bersama. Pasti Tuhan akan membuat rasa ini hilang. Aku percaya itu.

***

Makasih mau baca cerita ini...

Votmen nya man teman...

IG: _noeayas.12
TikTok: _noeayas.12


Cerita NoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang