Typo tandain
***
"Kapan aku merasakan pelukan Itu?,"———
Bang Cakra
|Lagi di mana?
Pantai|
Kenapa bang?||Tanya aja
|Papa gak ngapa-ngapain kamu kan?Engga|
Gak tau nanti setelah pulang||Abang pulang Minggu depan
Ya|
|Mau nitip ga?
Gak usah, Noe lagi gak butuh apa-apa|
|Oke
Read.Cakrawala Bimantara, kakak kandung Noe. Terkadang, Ia selalu iri dengan Cakrawala, dia selalu di perhatikan, di prioritaskan, tidak sepertinya yang malah sering mendapatkan pukulan tangan dari sang Papa, bagi papa, ia hanyalah anak pembawa sial bagi mereka.
"Laras, foto yuk," Ajak Noe pada Gadis berambut panjang yang sengaja di gerai, membiarkan angin laut menerpa rambutnya.
"Bolehh... Yuk. Di sana aja sunset nya lebih keliatan," Jawab Laras Gartiana. Siswi Nusantara yang kemarin berhasil menjuarai Lomba Paskibra.
"Ayuk," Noe menggandeng tangan Laras, kemudian mereka berselfie di pinggir pantai.
Entah Kesambet apa, sejak mereka foto bersama. Noe dan Laras menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Kemana selalu bersama, sampai mereka membuat istana dari pasir pantai.
"Wihh... Sejak kapan kalian jadi Bestie?," Tanya gadis berambut sebahu, Namanya Zura, salah satu teman yang lumayan dekat dengan Noe.
"Gak tau, Gue aja baru sadar," Sahut Laras.
"Tapi cocok loh," Kata Zura.
"Heh!, Kalo ngomong. Gue gak lesbi ya!," Sambar Noe.
Zura itu bergabung dengan Noe dan Laras, membantu merusak istana dari pasir itu, membuat Laras mendengus kesal. "Ah Lo mah!, Ngerusak doang!. Susah tau buatnya," Damprat Laras.
Zura menunjukkan deretan gigi putihnya tanpa dosa. "Udah jam 6 lewat 15 menit, suruh balik sama pak emuy,"
"Ya," Jawab Noe. Zura kemudian berlalu dari sana, meninggalkan mereka berdua. "Lo pulang sama siapa?," Tanya Noe terarah pada Laras.
"Sama Kezia," Jawab Laras.
"Sama gue aja yuk,"
"Boleh?," Laras mengangkat satu alisnya ke atas.
"Boleh lah, searah juga kan," Balas Noe. Ia menggandeng tangan Laras menuju motornya terletak.
***
"Pa?, Kapan pulangnya?," Noe bertanya saat di teras rumah sudah ada Randy yang sedang berdiri.
"Dari mana saja kamu?," Tanya Randy. "Bagus perempuan pulang malam-malam kaya gini!?," Tanyanya Tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Noe
FanfictionTentang aku yang tidak bisa mendefinisikan sebuah perasaan, entah suka ataupun kagum. Jika perasaan itu benar, aku sama sekali tidak berharap memiliki perasaan tersebut. Semuanya hancur, Teman yang sudah ku sebut sebagai 'rumah' harus hilang karena...