***
CRUKKK..."Huuh lapar banget" Lirih Zahra terbangun dari tidurnya sambil memegang perutnya yang berbunyi.
"Yaampun sudah tengah malam ternyata, apakah ayah sudah pulang?".
Zahra yang melihat ponselnya sudah menunjukkan pukul 12:30 mencoba untuk beranjak dari kasur untuk melihat ayahnya yang sudah pulang atau belum.
Dengan hati hati Zahra berjalan menuju pintu tanpa sedikit suara sampai dimana Zahra sudah sampai depan pintu dan membuka sedikit pintu dengan begitu hati hati yang pada akhirnya Zahra melihat lampu ruang tamu yang hidup.
"Sepertinya memang ayah sudah pulang" ujar Zahra lalu memutuskan untuk membuka pintu sedikit lebih lebar dan keluar dari kamar.
"Ayah pasti sudah tidur, ini kesempatan aku untuk ke dapur" dengan cepat Zahra melangkah menuju dapur dengan begitu hati hati karena takut jika tiba-tiba ayahnya terbangun sampai tiba-tiba Zahra tidak sengaja menginjak sesuatu yang begitu tajam.
"Auhhh" ringis Zahra yang ternyata terpijak beling membuat kakinya berdarah.
Dengan menutup mulutnya Zahra pun bersembunyi di belakang sofa sambil melihat melihat sekeliling ruang tamu yang terdapat banyak botol wine yang menandakan seseorang habis minum minum.
Zahra pun kembali dibuat terkejut saat mendengar suara seorang wanita yang menjerit yang berasal dari kamar ayahnya.
"Suara siapa itu apakah ada wanita yang bersama ayah?"
Dengan penasaran Zahra memutuskan untuk kembali berdiri dan melangkah pelan pelan menuju kamar ayahnya tanpa memedulikan kondisi kakinya yang berdarah dan dimana tepat saat ini Zahra sudah berada tepat di depan pintu kamar ayahnya.
Zahra dengan menelan ludahnya dan menghela nafas pun memutuskan menempelkan telinganya untuk mendengar apa yang terjadi di kamar ayahnya sebenarnya, sampai tiba-tiba Zahra mendengar hal yang membuat Zahra ketakutan dan sedih.
***
"Ahh... auhh pelan pelan sayang" suara wanita yang sedang mendesah sedikit begitu keras yang terdengar oleh Zahra.Zahra dengan wajah lesu langsung kembali menutup mulutnya dengan wajah yang berkaca kaca dan begitu tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya, dan langsung memutuskan untuk lari menuju kamarnya tanpa berhati hati rasanya hati Zahra sudah begitu hancur mendengar ayahnya yaitu darah dagingnya sendiri yang sedang bermain cinta dengan wanita lain tanpa rasa malu.
Dengan cepat Zahra langsung menutup pintu kamar dan menguncinya, Zahra dengan wajah yang berkaca kaca pun terduduk di lantai sambil menangis.
"Hiks kenapa ayah begitu tega dengan ku" nangis Zahra sambil menunduk.
"Kenapa ayah jahat sekali, selama ini Zahra selalu memaklumi dengan apa yang buat dan lakukan pada Zahra tapi kenapa ayah hari ini begitu jahat dan tega kepada Zahra dan ibu" tangis Zahra yang begitu terisak Isak.
"Hiks... hiks..."
Zahra dengan air mata yang menetes begitu deras rasanya tidak bisa berhenti untuk menangis karena hatinya yang sudah begitu hancur mendengar ayah kandungnya sendiri sedang bermain cinta dengan orang lain tanpa rasa malu, bahkan Zahra tidak memedulikan kakinya yang berdarah terkena beling dan perutnya yang lapar rasanya rasa sakit di kaki dan perutnya tidak lagi terasa yang cuma terasa adalah rasa sakit di hati.
***
Di sebuah castle Canva yang tadinya tertidur tiba-tiba terbangun karena perutnya yang berbunyi.KRUKKK...
"Hoooh" nguap Canva sambil mengusap wajahnya.
"CK lapar banget an*j" dengus Canva lalu beranjak dari sofa menuju dapur.
Canva lalu membuka kulkas dan mengambil satu bungkus ramen kuah dan telur satu biji lalu memasukkannya ke dalam panci.
"Huf tumben lapar biasanya jarang gua laper malam malam" ujar Canva kembali menguap dan menggaruk kepalanya.
DRTTTTT...
Canva yang sedang mengaduk mie pun tiba-tiba dibuat terkejut dengan suara ponselnya yang kembali berdering lalu memutuskan mengambilnya dari saku celana.
"CK siapa lagi yang menelpon malam malam" decak Canva dengan kesal.
"CK dasar ba*i kenapa si tua bangka ini menelpon lagi" kesal Canva lalu kembali mematikan telpon yang tidak lain dari ayahnya.
"Untuk apa dia menelpon ku bahkan aku sudah tidak lagi menganggap dia ayah".
Canva dengan wajah kesal langsung mematikan kompor dan mengambil panci lalu menuangkan mie ke mangkuk.
"Huf sabarkan diri Lo Van ngehadapi si tua bangka itu".
Canva dengan langsung duduk disebuah kursi dekat dapur dan menyantap mie kuahnya tanpa meniup terlebih dahulu.
"Hah enak banget, emang ramen makanan paling the best".
Canva yang begitu lahap menyantap mie sampai ke kuahnya sekalipun, Canva yang mendengar suara notifikasi dari ponselnya memutuskan untuk mengambil ponsel dari sakunya dan melihat WeChatnya.
Begitu banyak notifikasi masuk di ponsel canva bahkan banyak sekali wanita tidak dikenal mengechat Canva, Canva Yang badmood memutuskan untuk mengalihkan semua chat wanita yang masuk dan melihat chat yang dikirim ayahnya.
"Besok pulang lah ibu mu khawatir tentang mu Canva" ujar ayah Canva dalam chat membuat Canva tersenyum menyeringai.
"CK an*j dasar tua bangka bau tanah ga sadar diri tu orang sama kaya istri barunya" ejek Canva sinis dan Langsung mengskip pesan dari ayahnya itu.
"Hem selama ini aku biarkan tapi kau semakin menjadi jadi tua bangka".
Dengan mode wajah yang sinis dan tajam Canva memutuskan untuk mengabaikan pesan dari Sang ayah dan beralih melihat pesan dari para wanita wanita yang mengechat nya.
Terimakasih untuk bagi yang sudah membaca dan vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANVA PLAYBOY [On Going]
Teen FictionCanva Assegaf pemimpin geng motor di kota Newcastle yang dikenal cowok playboy seorang keturunan Tionghoa dan inggris memiliki saham paling besar di keluarganya termasuk seorang paling kaya di kota Newcastle dan bisa dibilang anak mantan mavia. Tanp...