BAB 14 {Sandaran bahu}

1.5K 32 2
                                    

"ZAHRAA!".

Panggil Canva begitu keras sambil celingak celinguk melihat sekeliling area hotel mencari keberadaan Zahra.

Dengan masih memakai bathrobe dan rambut yang belum di keringkan tanpa rasa malu sedikit pun walau dilihat beberapa orang yang lewat disana, yang lebih anehnya mereka yang lewat malah bukanya tertawa melihat Canva yang hanya memakai bathrobe melainkan terpana melihat tubuh seksi dan kekar Canva yang begitu menggoda terutama para wanita-wanita yang tidak berkedip sama sekali saat melihat Canva dengan wajah tampan dan tubuhnya yang tampak seksi terutama di bagian dada yang begitu terbuka.

"Cih kemana dia pergi"

dengus Canva sambil mengusap wajahnya dengan bibir yang mengkerut disertai kedua Alis yang kedutan.

***
"HUAAA demi apa tu cowok seksi banget gila aaaaa".

"Tampan banget lagi kayak lee jongsuk".

"Rasanya pengen banget gua sentuh tu dada cowok pasti ada roti sobek dibawahnya hwaaaa"

Bisik ketiga wanita yang lewat sambil cengengesan tidak jelas dengan bola mata yang membulat besar tanpa berkedip sedikitpun.

"CK dasar ban*s*t"

Desis Canva kesal yang mendengar ketiga wanita sedang membicarakannya dengan menatap serta melihat tubuh kekar dan seksi miliknya yang sangat jarang dimiliki oleh banyak lelaki pada umumnya.
Dengan raut wajah tersenyum paksa Canva menoleh ke arah ketiga wanita itu sambil memberikan satu kedipan mata dan bibir yang tersenyum tipis membuat ketiga wanita itu tiba-tiba berteriak begitu kencang sambil melompat-lompat kegirangan lalu mengambil ponsel untuk memotret Canva.

CEKREK...

"HUAAA gua dapat fotonya gila".

"Astaga gua juga dapat lihat ni seksi dan handsome banget lagi beneran kayak oppa Lee jongsuk banget".

Teriak ketiga wanita itu yang malah salah tingkah saat menatap foto Canva yang sedang menoleh ke arah mereka yang begitu terlihat seksi dan gentleman, ditambah Canva juga yang tersenyum sambil mengedipkan matanya membuat jantung ketiga wanita itu berdebar-debar tidak aman.

"CK An*j memang ni cewek-cewek Kirain bakal pingsan tadi" desis Canva kembali.

"keknya lebih baik gua segera cepat pergi dari sini deh sebelum foto gua makin banyak nanti diambil sama tu tiga cewe brengsek" Dengan cepat Canva berbalik badan lalu berjalan begitu cepat menuju kembali ke kamarnya.

"Yaah mau kemana tu Abang tampan belum lagi minta nomor telpon".

"Oppa Lee jongsuk TUNGGU JANGAN PERGI!".

"Oppa Lee jongsuk TUNGGU JANGAN PERGI!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:

CKLEKKK...

"Canva" panggil Luna terkejut yang dengan langsung beranjak dari sofa melangkah menghampiri Canva.

"Van lu kemana aja sih kok lu tega tinggalin gua sendirian kan gua jadi takut" ujar Luna manja sambil mengusap-usap lembut pipi Canva.

"Emmm plisss lun minggir bentar gua mau ambil ponsel dulu".

"Ga boleh! siapa suruh kamu pergi-pergi gitu aja ngejar tu cewek ga jelas bahkan gara-gara dia permainan kita tadinya jadi berhenti" cecar Luna dengan sorot mata tajam.

"Tapi lun dia itu" seketika perkataan Canva terpotong saat ingin mengatakan jika Zahra itu adalah perinya karena seseorang yang tiba-tiba datang yang sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Canva sambil mengetuk pelan pintu kamarnya yang memang sudah terbuka.

"Selamat malam Tuan muda saya ingin melaporkan bahwasanya saya melihat nyonya Zahra pergi keluar dari hotel dengan berjalan kaki dan saya sudah memerintahkan kepada anak buah saya yang lain untuk mengawasinya".

"Jika tuan muda ingin apakah kami bawa paksa saja nyonya Zahra kembali ke sini".

"Tidak perlu! Biar saya sendiri yang urus intinya awasi saja dia dulu" ujar Canva dan diberi tundukkan kepala oleh Wiliam yaitu bodyguard paling kuat pribadi Canva.

"Baik tuan muda kalau begitu saya permisi".

Tanpa berpikir panjang Canva dengan langsung melangkah mengambil pakaiannya yang ia gantungkan di hanger dekat Cupboard lalu berjalan menuju kamar mandi mengacuhkan Luna yang menatapnya heran.

"CANVA!" Panggil Luna keras membuat langkah kaki Canva terhenti.

Melihat Canva yang mendengar panggilannya dengan langsung Luna berlari dan memeluk erat Canva dari belakang seolah-seolah tidak ingin Canva pergi meninggalkannya.

"Plisss Van jangan pergi gua gamau kamu pergi jangan tinggalin gue" bujuk luna berharap Canva mengurungkan niatnya untuk tidak pergi dan tetap bersamanya.

"Tidak bisa, maaf" ujar Canva lalu melepaskan paksa tangan Luna yang memeluknya dan membalik badan menghadap Luna.

"Tapi kenapa!".

"Apa hubungan mu Van dengan perempuan ja*ang itu hah" cecar Luna sambil memukul dada bidang Canva dan mata yang berkaca-kaca.

"Jaga bicaramu Luna dia bukan perempuan ja*ang seperti yang kau katakan" ujar Canva menatap datar.

"Hah, jadi apa perempuan L*nte yang kau sukai karena sudah memuaskan mu".

PLAKKK

"Auhhh" ringis Luna mendapatkan tamparan keras dari Canva.

"Sudah ku bilang jaga bicaramu bukan! Coba kau berkaca siapa yang l*nte sebenarnya" cicit Canva dengan sorot mata tajam lalu menggenggam pergelangan tangan Luna dan menariknya keluar.

"Keluar sekarang dan jangan pernah datang kepada ku lagi Zahra adalah peri kecilku dan dia yang akan menjadi wanita ku seumur hidup ingat itu".

BRAKKK...

Tutup keras Canva pintu lalu kembali melangkah untuk mengganti pakaian.

"Cih kau kira dirimu suci".

"Dasar playboy" decih Luna sambil meludahkan pintu kamar Canva dan meninggalkan hotel.

***
"Jangan pergi Zahra aku sangat me".

"Kak Canva ada apa denganmu" Panik Zahra melihat Canva yang tiba-tiba menyender tepat di bahunya dengan kedua mata yang tertutup dan bibir yang sedikit menempel di telengkuk lehernya.

"Kak Canva plisss bangun" ujar Zahra sambil menepuk-nepuk pelan pipi Canva agar Sadar.

Bersambung....

CANVA PLAYBOY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang