Di jalan Zahra yang masih menggunakan seragam sekolahnya, berjalan sendirian dengan memeluk kedua tangannya. Karena cuaca malam yang mendung membuat angin bertiup begitu kencang, sehingga seketika sekujur tubuh Zahra merasa menggigil kedinginan.
***
"Huf, dingin banget yaampun" lirihnya, dengan tubuh gemetaran disertai bibir yang kering. Karena suhu yang mencapai 21°C.
"Huh coba aja tadi aku tidak keluar, tidak akan kedinginan seperti ini, mana masih pake baju sekolah lagi!" Desis Zahra sambil melihat kedua kakinya yang sudah mulai keluar bintik-bintik disertai reaksi menggigil kedinginan.
"Tapi... jika aku tidak keluar, pasti sampai sekarang aku masih melihat pemandangan mesum itu! Ih tidak-tidak lebih baik aku mati kedinginan saja daripada harus melihat pemandangan berdosa itu".
Oceh Zahra dengan sempatnya walaupun sedang menggigil kedinginan dan dengan suara terbata-bata.
"Hu..h sumpah dingin banget, rasanya aku ga sanggup lagi" ujarnya yang seketika langsung memberhentikan langkahnya. Dan memutuskan untuk berjongkok.
"Ya tuhan kenapa semakin dingin seperti ini... Mana ni taksi gaada lewat juga"
Sambil memeluk kedua tangannya Zahra menghangatkan tubuhnya yang begitu menusuk-nusuk. Di karenakan suasana dingin yang semakin sejuk membuat tubuh zahra semakin melemah. Lalu dengan perlahan kedua matanya pun tertutup.
"Hem.. semoga saat aku membuka mata nanti, seseorang datang kepadaku dan membawa ku pergi dari tempat dingin ini".
Isaknya yang tanpa sadar meneteskan air mata.
***
"Selamat malam tuan muda, mobil yang anda suruh siapkan kini sudah saya siapkan! dan sudah saya letakkan di parkiran".Ujar William dengan suara tegas melapor kepada Canva.
"Hem thanks wil, saya akan segera ke parkiran tolong suruh anak buah mu yang lain untuk menjaga area sekitar hotel ini sampai saya membawa Zahra kembali!".
Perintah Canva yang dengan langsung mendapatkan tundukkan kepala dari William sebagai rasa hormat dan mengabdi kepada tuan mudanya.
"SIAP! Perintah tuan muda akan segera saya laksanakan".
"Hm terimakasih sekali lagi Wil, kau memang bodyguard ku yang terbaik" senyum Canva sambil memegang pundak Wiliam. Lalu dengan cepat bergegas pergi menuju parkiran.
***
HUS...Hus...Hus...
Hembusan angin yang semakin bertiup kencang. Dan air hujan yang sudah mulai turun, seketika membasahi kaca mobil Canva yang sedang mengemudi.
"Sial! kemana sebenarnya dia pergi".
Kesal Canva sambil mengacak-acak rambutnya dan memukul lingkar stir menggunakan tangannya."an*j" dengan cepat Canva melajukan kecepatan mobilnya walaupun di tengah deras hujan.
Di sisi lain Zahra yang masih dalam posisi jongkoknya pun tiba-tiba terhuyung jatuh ke aspal, karena derasnya hujan. Membuat kepalanya pusing dan wajahnya yang sangat pucat. Dan tubuh yang sudah semakin menggigil kedinginan. "Huh ay..yah" lirihnya seketika.
Canva dengan kelajuan maksimum pun, tiba-tiba dibuat mengeram mendadak."Zahra" ujarnya yang melihat dari balik jendela seorang wanita tertidur di pinggir jalan, di tengah derasnya hujan. Dengan cepat Canva membuka sabuk pengamannya dan keluar dengan bergegas tanpa memedulikan hujan yang begitu deras.
"ZAHRAA!" Serunya sambil menepuk pelan pipi Zahra agar segera sadar.
"Ha..h kak can..va" buka Zahra perlahan matanya dengan suara gagap dan sedikit serak.
"Ding..in" cicitnya yang seketika membuat Canva semakin khawatir. Dan dengan langsung menggendong tubuh mungil zahra ala bridal style ke arah mobil.
Dengan begitu hati-hati Canva meletakkan tubuh mungil zahra di kursi belakang supir. Dengan posisi terlentang dan meletakan kain penghangat di perutnya.
"CK ini semua gara-gara wanita sialan itu!" Decak Canva lalu mengambil ponselnya, mengubungi bodyguard pribadi yaitu William.
"Halo selamat malam tuan muda".
"Ya malam Wil"
"Ada apa tuan muda, apakah ada tugas yang harus saya lakukan".
"Hem, tolong siapkan air hangat dalam bathtub sekarang!" Tegas Canva menelpon William.
"Di hotel yang tadi tuan?".
"Tidak! Di apartemen saja, akan aku Sherlock sekarang".
"Baik tuan muda, tugas akan saya laksanakan".
"Hem, thanks Wil" dengan cepat Canva mematikan telponnya, dan menoleh ke bawah memandang wajah cantik Zahra yang matanya sedang tertutup.
"Bertahanlah Zahra, kau akan segera ku hangatkan dari dingin ini" elus Canva lembut rambut dan pipi Zahra.
***
Cuplikan BAB selanjutnya....
:
:"CK apa aku harus membuka bajunya?" Cicit Canva sedikit ragu untuk membuka pakaian Zahra.
"Hah, sepertinya memang harus" .
Dengan hembusan nafas,Canva mengelus pelan pipi Zahra. Lalu dengan perlahan Canva membuka satu persatu kancing baju seragam sekolah Zahra yang seketika mulai terlihat bra berwarna putih dan kulit yang putih mulus tanpa lecet sedikit pun.
"GLEKKK" keringat Canva sambil menelan ludahnya kasar, melihat pemandangan indah tubuh cantik Zahra.
"CK rasanya aku tidak bisa tahan lagi!".
KAMU SEDANG MEMBACA
CANVA PLAYBOY [On Going]
Teen FictionCanva Assegaf pemimpin geng motor di kota Newcastle yang dikenal cowok playboy seorang keturunan Tionghoa dan inggris memiliki saham paling besar di keluarganya termasuk seorang paling kaya di kota Newcastle dan bisa dibilang anak mantan mavia. Tanp...