two

126 17 0
                                        




Malam ini Jongin menepati peraturan keluarganya untuk makan malam dikediaman Tuan Oh. Memasuki area Mansion yang lebih besar dari tempat tinggalnya, ia didampingi oleh kepala pelayan mansion tersebut. Mereka terus berjalan dalam keheningan hingga sampai pada ruang tamu keluarga Oh. Disana sudah ada ayah, ibu Sehun serta pria pucat itu juga.

"Selamat datang Kim Jongin. Kau sudah sebesar ini ternyata" sambut Tuan Oh.

"Yaa seperti yang paman lihat" jawab Jongin dingin.

"Terima kasih sudah bersedia datang makan malam kemari nak" ucap Nyonya Oh lalu memeluk Jongin. Saat pelukan terlepas, Jongin membalas ucapan wanita paruh baya itu dengan senyum tipisnya.

"Sehun-aa berkediplah.." goda Nyonya Oh. Sedari tadi Sehun terpukau melihat penampilan Jongin malam ini.

Pria tan itu memakai jas dan dalaman serta celana bahan berwarna merah. Membuat aura pria tan itu terpancar dan terlihat sangat seksi dimata Sehun. Jongin yang melihat Sehun menatapnya sedari tadi itu berusaha acuh.

"Baiklah bagaimana kalau kita makan malam segera?" Ujar Tuan Oh.

'Ck kenapa tidak dari tadi?!' Batin Jongin jengah.

Mereka akhirnya menikmati makan malam dengan khidmat. Sehun yang posisi duduknya diseberang Jongin terus melirik pria tan itu. Jongin sedari tadi bersikap tidak peduli, yang ia pikirkan hanya datang, menikmati makan malam, lalu pulang ke asrama.

Setelah menikmati hidangan penutup, Tuan Oh banyak bertanya soal kabar keluarga Jongin dan hanya dijawab seperlunya oleh Jongin. Merasa kehabisan topik, Tuan Oh menyarankan untuk Sehun mengajak Jongin ke taman mansion. Tujuannya agar mereka lebih dekat lagi. Walaupun sedari kecil mereka sudah saling kenal dan sering bertemu, tapi sikap Jongin yang seperti tidak menyukai keberadaan Sehun membuat mereka tidak sedekat itu.

Dan disinilah mereka, di taman mansion keluarga Oh. Mereka duduk di gazebo yang menghadap ke kolam ikan taman tersebut. Hening menjadi suasana yang terjadi cukup lama hingga suara Sehun yang bertanya membuat Jongin semakin jengah.

"Jongin.. aku senang kau mau makan malam dengan keluargaku. Bagaimana denganmu? Apa kau senang? Aku harap kita bisa menjadi lebih dekat dan akrab"

"Heh.. senang? Aku kesini hanya untuk memenuhi keinginan konyol keluargaku. Oh Sehun.. apa kau tidak bisa membaca raut wajahku? Dan lagi, jika kau ingin dekat dan akrab denganku, tidak dengan cara seperti ini." Ucap Jongin sinis.

"Tapi.."

"Dengar Sehun.. kau tahu kan aku tidak menyukaimu? Bisakah kau bilang pada kedua orangtuamu untuk membatalkan perjodohan kita? Kita bisa berteman Sehun, tapi jika untuk hubungan lebih aku tidak bisa" Ucap Jongin menatap Sehun serius, sedangkan Sehun mengerutkan alisnya tidak terima dengan lontaran ucapan Jongin. Tanpa Jongin sadari, tangan Sehun terkepal.

"Kenapa begitu?" Tanya Sehun dengan masih mengontrol emosinya.

"Karena aku memang tidak menginginkan ini. Jadi bisakah kau membatalkan perjodohan ini?"

"Maaf Jongin. Jika kau ingin membatalkan perjodohan ini, kau saja yang mengatakannya"

"Jika aku bisa sudah aku lakukan!" Bentak Jogin frustasi.

"Aku juga tidak akan membatalkan perjodohan ini. Dengar Kim Jongin! Aku mencintaimu dari dulu. Kau cinta pertamaku. Dan aku tidak akan melepaskan cintaku!" Balas Sehun sengit membuat Jongin yang semakin marah itu memilih pergi meninggalkan mansion keluarga Oh.

Kepergian pria Kim itu tak luput dari pandangan Sehun. Hingga punggung itu menghilang dari penglihatannya, seseorang menepuk bahunya dari belakang. Ayahnya.

HURT ON LOVE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang