Six

57 8 0
                                    

 Flashback 1984

Sudah berjalan satu bulan setelah kejadian diacara makan malam kala itu, Jongin tidak mendapati lagi paksaan dari keluarganya tentang perjodohannya dengan Oh Sehun. Hal itu tentu saja membuatnya lega. Ia berpikir jika Sehun sudah menyerah karena penolakan yang ia katakan kala itu. Jongin begitu yakin karena memang ia tahu Sehun dan keluarganya begitu menjunjung tinggi harga diri mereka.

"Hyung.. kau benar-benar hebat sudah membuat Oh Sehun menyerah untuk mendapatkanmu" puji Taeyong. Kini mereka berada di asrama dan tidak ada jadwal kuliah apapun. Mereka hanya bersantai menikmati waktu kosong dengan mengobrol atau sekedar menonton bersama di televisi kamar.

"Yeah.. aku juga lega karena si pengganggu itu tidak lagi mengusikku" ucap Jongin bangga. Ia tersenyum menang karena merasa Sehun sudah menyerah.

"Hyung.. bagaimana dengan hubunganmu dan Chanyeol hyung?" Tanya Taeyong membuat senyum diwajah Jongin berubah menjadi wajah sendu.

"Entahlah, Taeyongie.. jujur aku masih belum bisa menyukai Chanyeol. Hingga saat ini aku hanya menganggapnya alatku agar bisa terbebas dari aturan konyol itu" Jawab Jongin membuat Taeyong menghela nafas keras. Kakaknya ini begitu besar tentang ambisi bebasnya dengan melakukan segala cara.

"Tapi, hyung.. apa kau tidak merasakan nyaman saat bersama Chanyeol hyung?" Tanya Taeyong lagi membuat Jongin berpikir sejenak.

"Huft.. bahkan aku saja selalu menganggapnya teman mengobrolku, Taeyongie.. rasa nyaman ada tapi masih dalam batas normal. Segala perhatian yang dia tunjukkan padaku selalu kubalas sama. Tapi hatiku tidak bisa berbohong. Aku belum mencintainya. Aku tahu Chanyeol pria baik, tapi.. entahlah"

"Baiklah, hyung.. memang cinta tidak bisa dipaksakan. Tapi kuharap, kau bisa menemukan cintamu hyung" Jongin diam mendengar ucapan adiknya. Cinta. Entah kenapa Jongin tidak bisa merasakan cinta dalam dirinya. Sedari kecil ia seperti tidak pernah diajari bahkan merasakan apa itu cinta. Jongin selalu diajari tentang aturan-aturan keluarganya dan menjadi seorang yang berambisi besar. Maka dari itulah dia juga kini memberontak dengan ambisinya sendiri. Ambisi yang melibatkan orang lain yang entah akan berakhir bahagia atau celaka.

"Hyung.. tapi aku takut" suara Taeyong langsung membuyarkan lamunan Jongin. Pria tan itu menoleh pada adiknya yang menampilkan raut wajah sedihnya.

"Ada apa Taeyong?"

"Hyung, aku takut jika suatu saat identitas asli kita terbongkar. Lalu Jaehyun dan Chanyeol hyung tahu. Apalagi jika ayah juga tahu, kita harus bagaimana hyung?" Tanya Taeyong dengan wajah sedih bercampur khawatir.

"Taeyong.. ayah tidak akan tahu. Percaya padaku. Dan tentang identitas kita.. aku akan pikirkan tentang itu. Tapi yang pasti, jangan berpikir terlalu jauh, Taeyongie.. kita jalani dulu saja apa yang terjadi kini. Okay?" Ucap Jongin berusaha menenangkan adiknya. Memang selama ini keluarganya masih merahasiakan identitas keduanya dari publik. Hal itu dilakukan Tuan Kim karena beliau adalah seorang politisi dan juga memiliki beberapa bisnis. Jadi merahasiakan identitas anak-anaknya ia lakukan agar tidak terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Selama inipun, masyarakat hanya tahu jika Tuan Kim memiliki 2 orang anak laki-laki. Hanya sebatas itu.

***
Di asrama lainnya, Chanyeol dan Jaehyun baru saja selesai dengan kuliah mereka. Ketika memasuki kamar, mereka mendapati Sehun yang duduk dilantai dengan meja yang sudah dipenuhi oleh banyak makanan. Mereka berdua langsung saja menghampiri sahabatnya itu dan duduk.

"Sehun hyung.. dalam rangka apa kau membawa makanan sebanyak ini?" Tanya Jaehyun antusias. Jujur ia juga lapar karena baru pulang kuliah dan belum sempat membeli makanan. Sehun tersenyum penuh arti memandang kedua sahabatnya tersebut.

HURT ON LOVE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang