🕊 18

1.4K 16 0
                                    

Elang membuka matanya terlebih dahulu siang ini, dilihatnya wajah cantik Yura yang masih pulas mengarungi samudra mimpi. Setelah membelai wajah Yura perlahan, Elang bangkit dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Hampir tiga puluh menit waktu yang Elang habiskan didalam sana dan disaat dirinya keluar, Elang mendapati Yura yang sudah terbangun.

"Sejak kapan kau bangun...?" Tanya Elang yang membuyarkan lamunan Yura. "Baru saja" jawab singkat Yura. "Segeralah mandi dan setelah itu kita makan." Kata Elang sembari berjalan kearah nakas untuk mengambil benda pipih miliknya.

Yura pun bergegas ingin segera berlalu dari tempat itu, agar ia tak melihat Elang yang sekarang hanya memakai handuk saja untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Bagi Yura suasana ini benar benar terasa sangat canggung. Walau semalam ia sudah melihat bahkan menyentuh seluruh bagian tubuh Elang. "Aacckkkk...!!" Pekik Yura seraya memegangi area kewanitaannya. Elang bergegas menghampiri Yura. "Sakit..??" Tanya Elang cemas dengan tangan yang memegang perlahan paha serta pundak telanjang Yura. "Sangat..!! Sssttt..!!" Ringis Yura yang benar benar merasakan sakit diarea selangkangannya.

" Elang...!!" Pekik Yura kaget. Tanpa aba aba Elang membopong tubuh telanjang Yura dan membawanya masuk kedalam kamar mandi. "Bersihkan dirimu, agar bisa segera diobati lukanya." Ucap Elang setelah menurunkan Yura. Tanpa mau menunggu jawaban dari Yura, Elang pun berlalu keluar dari ruangan itu dan menutup pintunya.

Bukannya segera mandi, Yura justru malah melamun dan mengingat apa yang terjadi semalam. Dari saat ia bersama Steven diclub hingga ia kembali kemari bersama Elang dan ketiga sahabatnya juga Clara, lalu berakhir dengan kegiatan liarnya bersama Elang. Entah Yura harus berbuat apa setelah keluar dari dalam sini, sungguh ia merasa sangat malu apalagi jika nanti harus bertemu dengan keempat orang yang tau akan kejadian semalam.

Bayangan Steven kembali melintas dipelupuk mata, dan didetik itu juga kebencian muncul dihati Yura. Rasa suka dan sayang yang sudah tumbuh bagi pria yang selama ini ia anggap baik itu, seketika saja menguap lenyap tanpa ada sisa. Andai bajingan itu tidak meracuninya, pasti ia dan Elang tidak akan melakukan kegiatan panas itu semalam. Tapi dibalik semua rasa benci juga malu dan sesal, ada sedikit kelegaan terselip dihati Yura. Beruntung yang melakukan bersamanya adalah Elang, jika itu adalah Steven Yura sudah bisa memastikan jika ia akan dibuang begitu saja oleh pria itu.

Yura menyalakan sower dan membasuh tubuhnya yang sangat lengket akibat peluh yang banyak ia hasilkan bersama Elang semalam. Dan entah setan mana yang merasuki fikiran Yura, tiba tiba saja ia mengingat kembali saat Elang mencumbu serta bergerak liar diatas tubuhnya. Erangan juga panggilan yang berkali kali keluar dari mulut pria tampan itu, begitu menggairahkan terdengar ditelinga Yura. Semakin Yura mengingat pergulatannya dengan Elang, semakin bergejolak pula gairah nafsu didalam dirinya. Tanpa Yura sadari tangan kirinya kini sudah berada didaerah kewanitanya dan tangan kanannya sudah meremas perlahan kedua gumpalan daging diarea dadanya.

"Aaacchhhh...!!" Desah lirih Yura dengan kepala yang mendongak keatas dan mata terpejam. Nikmat, itulah yang ia rasakan. Tapi rasa itu sungguh berbeda dengan kenikmatan yang ia dapatkan dari Elang semalam.

"Yura, apa yang kamu fikirkan." Gerutu Yura setelah ia menyadari kelakuan konyolnya. Yura terjingkat kaget saat tiba tiba saja pintu kamar mandi digedor tak sabaran oleh Elang.

"Yura...!! apa kamu baik baik saja...??" Tanya Elang yang terdengar sangat khawatir.

"Iya iya...!! Aku baik baik saja dan ini sudah hampir selesai." Balas Yura dengan sedikit mengencangkan suaranya.

"Cepatlah, nanti kamu sakit karena kedinginan.!" Perintah Elang kemudian.

Yura berbegas menyudahi kegiatannya dan dengan tertatih ia berjalan meraih handuk yang entah sejak kapan Elang siapkan diatas wastafel. "Kenapa sakit sekali..?" Ucap lirih Yura ditengah ringisannya.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang