Elang yang sudah tidak lagi mampu menahan kerinduannya kepada Yura, dengan tak memperdulikan apakah Yura akan marah atau memakinya, ia menerobos masuk kedalam kamar Yura sesaat setelah wanita itu masuk kedalam.
"Elang...!" Yura kaget saat pintu yang akan ia tutup tertahan oleh tangan pria yang sangat ia rindukan. Bukan hanya Elang, Yura pun merasakan hal yang sama seperti pria itu, melihatnya dari kejauhan saja tak cukup untuk mengusir rasa rindu yang bersarang didadanya.
Elang menutup pintu, menguncinya dan membuang benda kecil itu kesembarang arah. Yura berbalik membelakangi Elang dan menyibukan diri.
"Apa kau benar benar tidak mencintaiku...?" Suara pria itu ditangkap oleh indra pendengaran Yura. Yura tetap mengatupkan bibirnya, seraya melepaskan baju hangat yang membalut tubuh yang terlihat sedikit lebih kurus. "Aku sedang bertanya kepadamu." Yura masih tak bergeming. "Yura...!" Suara Elang mulai meninggi.
Dan akhirnya berhasil membuat Yura menghentikan aktifitasnya guna membalas tatapan Elang dengan tak kalah dinginnya. "Apa kata kataku waktu itu kurang jelas...?" Elang yang tak terima atas jawaban yang ia dapat, langsung menerjang tubuh wanita didepannya dan menghimpitkan ketembok. "Lang...!" Yura berusaha melepaskan diri.
"Katakan lagi jika kau tidak mencintaiku." Yura terhenyak mendengar apa yang dikatakan pria yang saat ini wajah tampannya berjarak hanya beberapa inci saja. Aroma tubuh yang sangat Yura rindukan, mulai menyeruak masuk keindra penciumannya. Hembusan nafas Elang yang membelai lembut wajahnya, seketika saja membuat hatinya merasa begitu tenang. "Katakan Yura...!" Ucap Elang.
Yura memalingkah wajahnya, memutus tatapan dingin Elang "aku tidak mencintaimu." Akhirnya Yura mengatakan apa yang Elang perintahkan. "Katakan lagi" Elang meminta ulang. "Aku tidak mencintaimu" kata Yura dan seolah olah ada benda yang tajam tertancap dihatinya, sakit amat teramat sakit, setelah Yura mengucapkan kata kata itu lagi.
"Katakan lagi" pinta Elang seraya meraih dagu Yura dan menghadapkan wajah wanita itu untuk menatapnya. "Aku tidak mencintaimu" suara Yura mulai bergetar. "Katakan lagi" pinta Elang kembali.
"Elang...!!" Kata Yura saat ia merasakan tangan Elang menurunkan reseleting pakaian Yura dibagian belakang dan melepas pengait kain penutup payudaranya. Yura mencoba berontak, namun Elang justru malah semakin mengeratkan rengkuhan akan tubuhnya
"Katakan Yura...!!" Ucap Elang parau dengan tangan yang menurunkan kain dibagian pundak Yura hingga satu payudara Yura pun terlihat dimata Elang.
"Aku tidak mencintaimu...!!"
Elang menghisap bagian sisi sebelah kanan leher Yura "Katakan lagi..!"
Yura mencoba menahan rasa yang sudah lama ia tidak dapatkan dari pria itu "aku tidak mencintaimu." Suara Yura semakin bergetar dan mulai terbata. Dengan gerakan cepat Elang membawa tubuh Yura keranjang. Ditindihnya tubuh wanita itu dan semakin erat lagi rengkuhan akan tubuh yang sangat ia rindukan.
"Elang pe...!" Yura menghentikan ucapannya.
"Katakan lagi" seperti orang gila saja Yura dibuat oleh Elang sekarang ini. Harus berkali kali mengulang perkataan yang sama. "Aaaahhhh" bukannya menjawab, Yura malah meloloskan suara yang sejak tadi ia tahan, saat bibir Elang mencercap leher jenjangnya, dan tangannya membelai bagian atas tubuh yang tak terlapisi oleh kain.
"Katakan Yura." Tangan Elang bermain main dipuncak payudara Yura, dengan terbata Yura berusaha menjawab. Namun kata kata yang keluar dari mulutnya justru berbeda "sssstttt sakit". Elang menghentikan pergerakan tangannya yang sedang meremas payudara Yura. Diangkatnya kepala yang sejak tadi menelusup dileher wanita itu dan ditatapnya wajah yang kini tengah meringis menahan sakit dengan alis yang bertautan.
Elang bangkit, dan dengan masih menahan sakit Yura mencoba untuk bangun dari posisinya. Elang melangkah menuju meja rias Yura dan membuka laci, mengobrak abrik isi didalamnya. "Sedang apa kau...?" Tanya Yura namun tak diindahkan oleh pria yang saat ini telah beralih kelaci yang lain. Tak menemukan apa yang ia cari, Elang beralih ketas hitam Yura, mengeluarkan semua yang ada didalamnya.
"Sebenernya apa yang kau cari...??" Lagi Yura bertanya, namun tetap saja tak mendapatkan jawaban. Elang berkancah pinggang, karena semua laci dan tas Yura, tak ada benda yang ia cari. Sampai dimana mata pria itu melihat lemari pakaian Yura, dengan cepat ia bergerak menghampiri dan membukanya.
Yura yang sejak tadi mengamati pergerakan Elang, seketika saja membulatkan matanya dengan mulut menganga saat Elang membuka laci yang berada dilemari itu. Dengan cepat Yura turun dari ranjang dan bergerak kearah Elang, namun terlambat, Elang sudah menemukan apa yang dicarinya dan apa yang ia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH GENGSTER & WANITA MALAM
Romancearea khusus dewasa mengandung cerita adegan dewasa Jangan lupa tinggalkan koment serta votemu jika menyukai cerita ini