Semakin hari hubungan Yura dan Steven semakin dekat saja. Hampir setiap ada waktu luang, Steven akan berkunjung ketempat Yura bekerja atau menemui Yura ditempat dimana Yura berada. Diwarung makan sekitar kawasan hiburan atau seperti sekarang, ditempat dimana Yura sedang bermain bersama anak anak dari pemukiman kumuh.
Yura yang selalu menolak ajakan Steven untuk pergi bersama, membuat pria itu harus rela bertemu dengan Yura ditempat kerja saja atau ditempat yang sering didatangi Yura. Bukan tak mau Yura pergi bersama Steven, namun perkataan dari Clara juga Tiara yang membuat Yura harus berhati hati dalam menerima ajakan seseorang pelanggan walau pun pelanggan itu adalah orang yang mulai Yura sukai "Jangan pernah mau kalau ada pelanggan mengajakmu bertemu diluar dengan alasan apapun, apalagi kalau hanya berdua. Nanti sekali kamu mau diajak pergi bersama, maka mereka akan terus mengajakmu pergi dan tidak akan mau berkunjung keclub lagi".
Lagi pula Yura juga belum begitu yakin akan perasaannya pada Steven, Yura juga paham sekali akan posisinya. Steven adalah anak dari orang terpandang dan memiliki pendidikan bagus, sudah pasti keluarganya akan memililih wanita yang setara derajatnya dengan mereka, jadi Yura lebih menarik diri untuk tidak terhanyut dengan perasaan yang justru akan membuatnya terluka nanti.
"Mereka sepertinya berpacaran..?? Hampir setiap hari laki laki itu datang keclub, bahkan dimana ada titisan dewi kebajikan pasti ada dia." Oceh Dion dari dalam mobil yang ia tumpangi bersama dengan ketiga sahabatnya. Seperti biasa sebelum mereka pergi kekantor, mereka pasti akan mampir untuk menemui anak anak itu dan memberikan apa yang mereka butuhkan.
"Dia Steven bukan...?? Anak dari pemilik perusahaan Corer dan juga anak dari jendral korup itu." Tanya Elang kepada ketiga sahabatnya.
"Benar sekali...!!" Sahut Dion.
"Kekantor dan berikan semua itu keTeddy, biar dia yang mengirimkan untuk anak anak." Kata Elang sedikit sewot. "Bagaimana hubunganmu dengan Clara..??" Tanya Elang tiba tiba kepada Dion ditengah perjalanan mereka.
"Masih sama dan tidak ada kemajuan." Sahut Dion "bagaimana mau ada kemajuan, bertemu dengan Clara saja hanya diclub, itu juga cuma memandang dari kejauhan." Gerutu Dion kemudian.
"Apa kau sedang melakukan protes kepadaku..??" Kata Elang menimpali gerutuan Dion.
"Menurutmu...??" Tanya Dion balik.
"Aku bebas tugaskan kau dari semua pekerjaan mulai besok dan carilah tempat tinggal sendiri." Kata Elang dingin.
"Hei...! Kau ini manusia atau bukan...?? Apa kau mau aku benar benar jadi bujang lapuk dan menghabiskan sisa hidup juga uangku dengan hanya menatap wanitaku saja...??" Oceh kesal Dion.
"Itu lebih baik. Aku tidak rela Clara harus menghabiskan hidupnya bersama pria seperti dirimu." Balas Elang lagi.
"Aku memang sahabatmu dan aku akan melakukan apa saja untukmu, tapi aku tidak akan pernah mau menghabiskan masa tuaku denganmu dan mereka berdua." Ucap Dion kesal seraya menunjuk Jefry serta Mario yang tengah tertawa dibangku depan.
"Baiklah kalau itu maumu, tapi tidak dengan Clara." Canda Elang namun terlihat seperti bersungguh sungguh dipendengaran Dion.
"Lebih baik kau membunuhku saja sekarang, dari pada menyiksaku dan membuat aku gila secara perlahan." Teriak Dion frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH GENGSTER & WANITA MALAM
Romancearea khusus dewasa mengandung cerita adegan dewasa Jangan lupa tinggalkan koment serta votemu jika menyukai cerita ini