Waktu terasa cepat berlalu, tak ada lagi kesedihan setelah aku bersamamu, tak lagi merasakan kesepian saat aku memelukmu. Ada sedikit rasa tak rela saat aku kehilangan senyummu hanya karena rasa posesifku, tapi itulah aku, yang memiliki rasa takut kehilangan akan semua kebahagiaan ini.
Senda gurau dan celotehan dengan berbagai tema menjadi selingan bagi para wanita pekerja club saat mereka sedang bersiap siap sebelum bekerja. Ada madam Siska juga turut serta. Bagai seorang ibu, madam Siska berperan bagi hampir enam puluh wanita yang bekerja disana. "Hai madam...!!" Sapa seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan tersebut. Semua aktifitas diruangan itu pun seketika saja terhenti, melihat siapa sosok pemilik suara yang sedikit terdengar nyaring dan asing diindra pendengaran mereka.
"Hai Bella...!!" Balas madam Siska setelah melihat dah mengenali sosok penyapa tadi. Wanita bertubuh ramping serta tinggi yang tak berbeda jauh dengannya, memiliki kulit yang cukup exsotis , dengan bibir sedikit tebal dengan hidung mancung, bermata bulat dengan bulu mata yang sangat lentik. Cantik serta manis, begitulah gambaran bagi wanita pemilik wajah oval itu.
Mereka saling memberi pelukan "bagaimana kabarmu..?" Tanya madam Siska "aku baik madam...!!" Jawab wanita pemilik nama Bella itu. "Sudah sangat lama kita tidak bertemu, madam kira kau sudah melupakan madam dan tempat ini." Bella tersenyum "tentu saja tidak, hanya saja aku baru bisa kembali kenegara ini madam, jadi baru bisa berkunjung." Jelas wanita itu.
Sementara kedua wanita berbeda usia itu bertukar kata, para wanita pekerja saling bertanya kepada diri masing masing, siapakah sosok wanita cantik itu. Tak sedikit yang mengagumi penampilan serta parasnya. Sampai dimana waktu untuk berpindah dari tempat itu pun tiba.
Yura dan kedua sahabatnya sudah berada dikursi mereka, begitu juga dengan wanita wanita yang lain, sudah berada diposisi mereka masing masing. Gerombolan Elang pun nampak memasuki tempat itu dan menuju kesinggahsana mereka. Sempat mencuri pandang dan bertukar senyum, dengan wanita yang ia cintai. Dentuman music mengalun, bau alkohol mulai menyeruak, itu menandakan aktifitas ditempat itu sudah dimulai.
Perbincangan antara Elang dan ketiga sahabatnya nampak terjadi, dengan mata menelisik kesegala arah. Tangan dari keempatnya nampak bergerak dengan berbagai macam aktifitas hingga dimana ada seorang pria berbadan tegap menghampiri Dion dan membisikkan sesuatu ketelinga pria itu. "Benarkah...?? Apa kau tidak salah lihat..??" Begitulah kira kira pertanyaan Dion setelah pria itu selesai dengan apa yang dikatakan.
Dion mengibaskan tangannya dan pria itu pun pergi. Raut wajah Dion nampak sangat gusar. Elang, Jefri dan Mario memandang dengan memicingkan mata mereka masing masing, seolah menuntut agar secepatnya Dion memberikan penjelasan. Dengan ragu ragu Dion mendekat keElang dan belum sempat ia membuka mulutnya "hai semua...!" .
Mario membelalakkan mata dengan mulut yang menganga, Mario menyemburkan cairan yang baru ia masukan kedalam mulutnya, sementara Elang mengeraskan rahang dan mencengkram erat gelas yang ada digenggamannya, dan akhirnya Dion tak perlu lagi bersusah payah menjelaskan kepada Elang dan kedua sahabatnya perihal informasi apa yang anak buah mereka sampaikan tadi, karena sang objek sudah ada dihadapan mereka.
"Hei...!! Kalian tidak mau menyapaku..??" Semuanya masih tak bergeming. Dion, Mario, dan Jefri malah sibuk bertukar tatap dan kemudian memusatkan indra pengelihatan mereka kepada Elang. Karena tidak mendapatkan respon, dengan lancangnya sang penyapa tadi berjalan melewati Mario dan Jefri, dan tanpa punya malu langsung duduk disisi Elang yang kosong.
Merengkuh lengan Elang, dengan senyuman yang manis ia pun berkata "bagaimana kabarmu...??" Bukannya menjawab Elang semakin mengeraskan rahangnya, dan mengadukan gigi sembari menyalangkan tatapan membunuh kepada sang penyapa.
"Untuk apa kau kemari...?" Ucap Elang dengan dingin sembari melepaskan dengan paksa rengkuhan tangannya. Seolah sudah biasa mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari Elang, dengan masih tersenyum "tentu saja untuk bertemu denganmu." Elang tersenyum sinis "aku sangat merindukanmu" Elang semakin geram "tutup mulutmu Bella".
Bella, ternyata sang penyapa tadi adalah Bella. Entah siapa Bella ini, tapi jika ditelisik dari sikap yang Elang berikan serta reaksi dari ketiga sahabatnya, nampaknya ada kisah yang tak baik telah terjadi diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH GENGSTER & WANITA MALAM
Romancearea khusus dewasa mengandung cerita adegan dewasa Jangan lupa tinggalkan koment serta votemu jika menyukai cerita ini