"Kau tau...?? Aku sempat menemui Steven" lanjut Elang. Yura menautakn alisnya "aku berterimakasih kepada bajingan itu, karena ulahnya aku bisa bersamamu." Yura terkekeh.
"Kau sudah mengembalikan hidupku, kau adalah obat bagi semua kesakitanku dimasa lalu" Elang merubah posisinya, digenggamnya kedua tangan Yura Erat erat, ditatapnya manik lentik wanitanya lekat lekat "aku mohon kepadamu, tetaplah bersamaku, jangan pernah berfikir lagi untuk meninggalkan aku, aku sangat mencintaimu."
Mata Yura mulai berkabut, dia sungguh menyesali sikapnya atas Elang kemarin kemarin. Andai ia mau mendengarkan penjelasan pria itu, andai ia tidak bersikap egois dan kekanak kanakan, ia tidak akan merasakan sakit karena harus menahan rindu, ia tidak harus merasakan sakit karena harus berpisah dari pria yang ia cintai itu.
"Maafkan aku, aku sudah bersikap egois, aku sudah sangat sangat menyakitimu, maaf...!!" Ucap Yura tulus dengan mata yang mulai melelhkan cairan bening.
Elang mengusap pipi Yura "percayalah kepadaku, aku hanya mencintaimu. Kita besarkan anak anak kita bersama, hidup selamanya bersama." Elang menjeda ucapannya dan menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya secara perlahan "Yura Kusuma, mau kah kau menikah denganku...?" Elang mengajukan lamaran kepada Yura.
Airmata Yura semakin deras mwngalir dan dengan senyuman dibibir Yura menjawab lamaran Elang "aku sangat mencintaimu dan aku mau menghabiskan sisa hidupku hanya bersamamu dan anak anak kita"
Elang memeluk erat tubuh Yura, dihujaninya puncak kepala wanita itu dengan kecupan. Sungguh malam ini benar benar menjadi malam yang merubah dunia Elang, kembali bersama dengan wanita yang diperutnya telah tumbuh benih cinta mereka.
"Berhentilah bekerja, dan kita persiapkan pernihakan bersama. Aku tidak mau terjadi apa apa padamu dan anak kita." Pinta Elang dan diangguki oleh Yura. Dan pagi ini, mereka berdua bersama mengarungi bahtera mimpi dengan saling memberi pelukan dan bibir tersenyum bahagia.
Sementara itu ditempat lain, ada tiga pria yang masih belum memejamkan mata walau sudah sehari semalam bekerja. "Bedebah itu belum memberi kabar...?" Tanya Dion kepada Jefry dan Mario.
"Belum...!" Jawab keduanya.
"Aku takut terjadi sesuatu, bedebah itu banyak minum tadi." Ungkap Dion.
"Aku yakin dia tidak akan menyakiti Yura, kau tau bagaiman dia bukan..?" Ucap Mario menenangkan.
"Lebih baik kita istirahat, kalau nanti dia memerlukan kita, dan terjadi sesuatu pasti dia kana menghubungi." Kata Jefry dan diiyakan oleh Dion juga Mario.
Tepat pukul satu siang, Elang dan Yura baru membuka mata. "Selamat siang anak ayah...!" Ucapnya kepada perut Yura seraya mengusapnya. Yura tersenyum kemudia menjawab "selamat siang ayah" dengan suara yang dibuat layaknya anak balita, Elang terbahak. Diciumnya kening Yura sebelum akhirnya ia bangkit dan mengambil segelas air bagi wanita itu.
"Kau menginginkan sesuatu...??" Tanya Elang seraya membuatkan susu khusus bagi wanita hamil untuk Yura.
"Tidak...!! Bagaimana kau tau kalau aku sedang hamil..?" Tanya Yura heran.
Elang tersenyum "bukankah aku semalam kalau Bella pernah hamil, ciri cirinya sama seperti dirimu dan aku melihat susu ini semalam. Bukankah kau tidak pernah meminum susu..?"
"Calon suamiku ini memang sangat hebat, bisa tau dalam segala hal." Puji Yura dengan setengah meledek, Elang terkekeh sembari memberikan gelas berisikan susu kepada Yura. Setelahnya ia menghubungi Dion untuk membawakan makanan untuk porsi tujuh orang, buah buahan serta pakaian gantinya. Setelah Yura menghabiskan susunya, mereka berdua segera membersihkan diri.
Tak lama ketiga sahabat mereka datang membawakan apa yang Elang mau. Setelah mereka masuk kedalam kamar Yura, tak lama Tiara dan Clara datang dan bergabung bersama mereka. Dion, Mario, Jefry, Clara dan Tiara, mereka nampak saling bertukar pandang, saling bertanya untuk apa mereka diminta berkumpul oleh Elang. Nampak raut ketakutan dipelihatkan oleh Clara dan Tiara.
"Makanlah, agar kalian punya tenaga untuk mendengarkan apa yang akan aku katakan." Ucap Elang. Dion, Jefry dan Mario yang sudah paham betul watak Elang, tentu saja mereka makan dengan santainya, tapi berbeda dengan Clara dan Tiara, mereka makan dengan takut takut dan kepala menunduk.
"Nikmatilah makanan kalian, jangan takut. Kalau bedebah ini macam macam kepada kalian, aku yang akan mematahkan tangannya terlebih dahulu." Ucap Dion kepada Clara dan Tiara.
"Makanlah dengan benar, jangan sampai anak kita kelaparan didalam sini." Ucap Elang seraya mengelus perut Yura, saat melihat wanita itu nampak enggan menyantap makanannya.
Dion dan Mario menyemburkan makanan yang belum sempat tertelan oleh mereka, sementara Jefry, Tiara dan Clara terbantuk batuk akibat tersedak. "APA KAU BILANG...??" tanya kelima orang itu dengan kompak serta mata yang hampir melompat dari cangkangnya.
Dan akhirnya kembali mereka melihat senyum Elang yang tercetak sempurna dibibir pria tampan itu "sebentar lagi kalian akan memiliki keponakan, aku dan Yura akan menjadi orangtua."
"BENARKAH...?" tanya mereka berlima lagi dengan kompak. Elang dan Yura mengikan bersamaan juga.
"Dan mulai malam ini Yura akan berhenti bekerja, dan aku mengumpulkan kalian disini karena aku mau meminta bantuan kalian untuk mempersiapkan pernikahanku dan Yura." Akhirnya Elang mengurakan maksud dan keinginannya.
Mata Dion, Mario dan Jefry nampak memerah menahan sesuatu yang tidak mau mereka keluarkan. "Bedebah...!" Umpat Dion seraya merangkul Elang "berbahagialah dan terimakasih karena sudah kembali." Ungkapan Dion bercampur haru. Elang membalas rangkulan sahabatnya itu dengan tak kalah terharunya. Mario dan Jefry pun melakukan hal yang sama.
"Aku mau kalian berdua " elang berbicara dengan Clara dan Tiara "berhenti bekerja dan mulai mempersiapkan pernikahan kalian dengan kedua bajingan ini." Tunjung Elang keDion dan Mario.
"Hei, apa maksudmu...?" Dion dan Mario mencoba untuk protes.
"Sudah waktunya kalian juga bahagia. Aku tau kalian memiliki hubungan tapi kalian rahasiakan dan aku tau akan janji kalian. Aku sudah menemukan kebahagiaanku, dan aku mau kalian juga meraih kebahagiaan kalian." Kata Elang tulus. "Dan kau...!!" Tunjuk Elang keJefry "cepatlah kau mencari wanita untuk kau jadikan istri."
"Kau tidak usah fikirkan aku, sudah memilikinya." Jawab Jefry seenaknya.
"Benarkah..?"
"Siapa...?"
"Sejak kapan...?"Itulah pertanyaan dari kesemuanya yang memang tidak mengetahui jika selama ini Jefry memiliki kekasih, karena tak ada yang pernah melihat pria itu berinteraksi dengan seorang wanita.
Jefry meraih telefon genggam miliknya yNg ia letakan disisi kiri tempat ia duduk saat ini dan menghubungi seseorang "kemarilah, kekamar Yura". Ucapnya
Dan tak lama terdengar langkah kaki mendekat kearah mereka, seketika saja semua orang yang berada ditempat itu selain Jefry, membulatkan mata mereka saat melihat siapa yang berada diambang pintu "ANNA....!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH GENGSTER & WANITA MALAM
Romancearea khusus dewasa mengandung cerita adegan dewasa Jangan lupa tinggalkan koment serta votemu jika menyukai cerita ini