🕊 26

1K 14 0
                                    

"Siapa perempuan tadi...?" Gumam Yura. Fikirannya kembali kebeberapa saat yang lalu, saat matanya menangkap seorang wanita bergabung dengan kelompok Elang, sampai membuat kelompok mereka pergi meninggalkan club sebelum waktunya, bahkan wanita itu pun nampak mengekor dibelakang Elang. "Kalau tidak salah, namanya Bella, ya Bella." Cicit Yura setelah mengingat siapa wanita itu.

Dengan menggigit kuku ibu jari serta berkancah pinggang dengan satu tangan, Yura bergerak gelisah memikirkan apa hubungan Bella dengan kelompok Elang, dan kenapa Elang pergi begitu saja tanpa berpamitan dengannya, hingga sekarang pun tak ada kabar dari pria itu.

Sementara ditempat lain, Elang tengah berdebat dengan Bella. Obrolan perihal masa lalu sebagai topik utama. "Kau tau kenapa aku menyewa tempat ini setelah kau menjualnya..?? Karena disini tersimpan banyak kenangan tentang kita. Disini kita selalu menghabiskan waktu bersama."

Elang naik pitam "cukup Bella, aku sudah muak dengan semuanya." Dada elang naik turun dengan cepat "jangan bersikap seolah olah hubungan kita masih baik baik saja dengan apa yang sudah kau lakukan." Ucap Elang tanpa berminat untuk menatap Bella.

"Apa kau tidak sadar...??  semua terjadi karena dirimu sendiri. Kalau saja kau tidak berbohong padaku, tidak menyembunyikan apapun dariku, semua itu tidak akan terjadi." Balas Bella dengan suara yang sedikit meninggi.

Elang berbalik badan dan menatap Bella dengan mata merah terselimuti amarah "aku tidak pernah berbohong padamu." Tukas Elang.

"Lang......"

Tangan Elang berdiri tegap, memberi tanda bahwa ia tak mau mendengar lagi perkatan dari Bella "jangan pernah temui aku, dan enyahlah selamanya dari hidupku." Elang berkata dengan penuh penekan sebelum akhirnya ia melangkah menjauh meninggalkan tempat itu, mengabaikan panggilan dari Bella.

"Kerumah...!" Ucap Elang setelah ia memasuki mobil dan menutup pintu dengan kencangnya. Disandarkannya kepala menengadah keatas seraya memberi pijitan dibagian pelipis. Dada Elang nampak masih naik turun dengan tak berirama. Ketiga sahabatnya tak ada yang berani membuka mulut sampai tak terasa mereka sudah tiba ditempat yang mereka tuju.

Elang langsung menuju kemini bar dan mengambil sebotol wishky dari lemari kaca, menenggaknya langsung dari botol dan menghebaskan bokong dengan kasar kesofa yang terdapat televisi berukuran besar didepan sana.

"Kapan dia kembali kenegara ini..?" Tanya Elang setelah ketiga sahabat sudah duduk bergabung dengannya.

"Tadi sore..!" Begitulah informasi yang Dion dapat.

Lagi dan lagi Elang menenggak wishky yang kini hanya tinggal setengah saja didalam botol kaca. Sementara ketiga sahabatnya ikut melakukan apa yang Elang lakukan, namun mereka meminumnya dari dalam gelas.

"Lalu...!" Tanya Elang setelah ia menelan cairan yang baru masuk kedalam mulutnya. "Setelah tiba dibandara, dia langsung keapartemen, sepertinya sebelum datang  dia sudah menyuruh seseorang untuk mengurus pembelian apartemen." Jelas Dion.

"Suaminya...?" Selidik Elang kembali.

"Mereka sudah bercerai, dan Bella sekarang adalah janda kaya. Karena dia mendapatkan sebagian harta suaminya, dia juga masih akan mendapatkan tunjangan yang cukup besar untuk dua tahun kedepan."

Elang menautkan alisnya "tunjangan itu sebagai ganti dari saham yang Bella minta, dan agar perceraian itu disetujui, karena awalnya Bella bertahan untuk tidak mau bercerai." Jelas Dion.

Elang menegakkan badannya "mencari informasi bisa dengan sangat detail dan cepat didapatkan, tapi kenapa kalian bisa sampai kecelongon..?? Kenapa kalian membiarkan dia kembali...?" Oceh emosi Elang.

"Dia masih menjadi warga negara ini Lang, kita tidak punya hak untuk melarang dia kembali. Dia bukan krimanal dan dia juga bukan penghianat negara ini." Kali ini Mario yang buka suara.

Ck

Respon Elang kesal dan kembali menenggak wishky yang pada akhirnya diambil alih oleh Jefry. "Kau mau mabuk...?" Seraya menjauhkan botol kaca itu dari Elang. Tatapan nyalang terarah kepada Jefry.

"Kau sudah menghubungi Yura...?" Tanya Dion yang seketika saja menyadarkan Elang akan keberadaan wanita yang berstatuskan kekasihnya itu. Elang merogoh kantung celana, mengambil telefon genggam miliknya lalu menekan nomor Yura setelah ditemukan. Namun bukan Yura yang menerima panggilannya, melainkan sang operator seluler  yang menandakan jika Yura menon aktifkan ponselnya.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang