🕊 05

2.2K 23 0
                                    

Wanita wanita cantik berbalut gaun berbagai model, kini nampak mulai hilir mudik ditempat itu. Ada yang bergerombol menduduki beberapa kursi besi dengan telefon genggam mereka yang diletakan dimeja berbentuk bulat didepan mereka. Ada juga yang sedang sibuk memainkannya, seperti sedang berbalas pesan singkat.

Ya, jika para wanita pekerja itu telah siap, mereka akan berpindah dari ruangan yang hanya dikhususkan untuk merias wajah, berganti pakaian dan menyimpan barang barang pribadi, mereka semua akan berpindah ketempat itu. Tempat dimana mereka akan bekerja menemani para pelanggan yang nantinya akan memilih mereka.

Madam Siska yang sudah melihat kedatangan Elang dan ketiga sahabatnya langsung menuju ketempat dimana Yura kini sedang duduk bersama Clara dan Tiara. Ia berniat akan memperkenalkan Yura pada pemuda pemuda itu. Namun belum juga sampai ditempat yang ia tuju, perhatian madam Siska teralihkan oleh sekelompok pria paruh baya yang baru saja memasuki ruangan. Madam pun mengurungkan niatnya dan langsung menghampiri para pelanggan itu.

Para wanita pun langsung berbisik bisik dan mulai memasang senyum terbaik mereka, kala mengetahui siapa pelanggan yang baru saja tiba.

"Apakah itu merpati baru yang tadi madam ceritakan saat menghubungiku.??" Tanya salah satu pelanggan yang bisa dibilang dia adalah bos dikelompok itu, saat melihat sesosok wanita asing yang duduk bergabung dengan para wanita pekerja. Hendra wijaya, pengusaha kaya raya, memiliki banyak bisnis yang tersebar diseluruh kota bahkan hingga keluar negeri.

"Benar...!! Namanya Yura" sahut madam Siska.

"Bawakan dia untukku" kata Hendra kemudian dan diiyakan oleh madam Siska.

Setelah Hendra dan ketiga temannya berlalu untuk menduduki sofa yang sudah mereka pesan, madam Siska langsung menghampiri Yura dan membawanya kehadapan Hendra. Sementara Clara dan Tiara yang tau jika Yura akan menemani pelanggan yang selalu dinanti kedatangannya langsung bersorak gembira.

"Selamat malam tuan tuan...!!" Sapa Yura sopan dengan gerakan badan sedikit membungkuk. Hendra dan yang lain pun menjawab sapaan Yura.

"Duduklah...!" Perintah hendra seraya menepuk sofa kosong disebelahnya. "Terimakasih" ucap Yura kemudian lalu segera duduk sesuai apa yang pelanggan mau.

Perbincangan mereka pun terjadi, diselingi dengan minum bersama. Yura yang memang tidak terbiasa minum, tentu saja tidak tau harus berbuat apa. Beruntung Hendra adalah pelanggan yang terkenal sangat baik kepada para wanita yang menemaninya. Yura pun dipesankan minuman non alkohol yang tersedia ditempat itu.

"Bukankah wanita itu yang kita lihat tempo hari...??" Kata Mario seraya menunjuk Yura dengan dagunya untuk memberi tahu ketiga sahabatnya.

"Iya benar...!! Sejak kapan dia bekerja disini..??" Kata Dion.

"Dia sepertinya dekat dengan wanitamu..??" Ucap Jefry yang tertuju kepada Dion.

Belum sempat Dion menjawab, madam Siska sudah menyapa mereka dengan ramah seperti biasanya, dan untuk sesaat madam bergabung dengan mereka.

"Madam, itu...!!" Kata Mario dengan mata yang tertuju keYura. Seperti paham akan maksud Mario, madam pun segera menjelaskan. "Maaf, aku belum memperkenalkannya kepada kalian, namanya Yura dan baru malam ini mulai bekerja. Tadi aku berniat memperkenalkannya, tapi sudah didahului oleh tuan Hendra yang memilih." Jelas madam Siska.

"Tidak apa apa madam, tidak perlu tak enak hati." Balas Elang "pastikan dia tau aturan ditempat ini dan pastikan juga ia tidak memiliki catatan hitam." Sambung Elang dengan masih menampilkan wajah yang datar.

Madam pun mengangguk. Elang kembali meneguk minuman dari dalam gelasnya, setelah madam Siska kembali ketempat ia semestinya berada. Dengan tangan yang sibuk mengupas kacang dari kulitnya untuk kemudian ia masukkan kedalam mulut, mata Elang masih tak juga lelah menelisik tempat yang semakin larut semakin ramai.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang