Baby 11

13.1K 1K 60
                                    

Cahaya Arunika tampak menyingsing, mengeluarkan rasa hangat saat cahayanya terkena kulit. Pagi yang cerah ini juga nampak begitu melelahkan bagi seorang pengidap OCD. Tak lain adalah Jake, putra ketiga Seline itu sedari tadi tak berhenti untuk mengelap lengan, kaki dan wajahnya yang kini terus menerus basah karena ulah daging hidup yang kini nampak tertawa riang sembari menyemprotkan tembakan air nya ke arah semua orang. Bahkan para anggota BlackMoon. Juga ikut kena imbas air dari tembakan air yang tuan muda bungsu mereka itu tembakan pada mereka.

"Ael, lihat kakak jadi basah. Jadi berhenti memainkan itu, dan lagi kau tau berapa banyak kuman yang melekat di air yang berada di dalam tembakan itu. Dan lagi bisa saja air yang mengenai kulit akan membuat kulit seseorang menjadi memerah dan gatal gatal--"

"Telus inti nya apa," Ael langsung memotong ucapan panjang lebar Jake. Dengan senyum jahil nya anak itu kembali menembakkan air ke wajah Jake. Membuat pria itu mendengus pelan, kembali mengelap wajah nya dengan kain steril yang sudah ia bawa sedari pagi ini.

"Intinya, berhenti bermain." Jake merampas tembakan air itu lalu melemparkan nya ke arah salah satu anggota BlackMoon yang berada di dekat taman belakang mansion. Karena memang mereka juga berada di halaman belakang Mansion.

Jake menarik kerah belakang baju Ael lalu melangkahkan kaki nya masuk ke dalam Mansion. Bibir si kecil nampak terus berceloteh membicarakan Jake namun nampaknya Jake hanya acuh tak acuh.

Melihat presensi Seline, Jake segera menghampiri wanita cantik itu yang kini nampak sibuk dengan alat alat masak di dapur steril. Jake berani memasuki dapur karena memang kebetulan sekali Seline tengah memasak di dapur steril. Sebenarnya seluruh dapur yang ada di Mansion ini semuanya bersih dan steril, namun untuk dapur ini sendiri sangat di khususnya untuk Jake Menginjakkan kaki nya di sana.

"Anak mu berbuat ulah lagi," Jake memberikan Ael pada Seline membuat wanita yang mengenakan celmek nampak langsung menahan badan si kecil karena Jake yang tiba-tiba langsung menaruh Ael di gendongan Seline.

"Jake.. " Tegur Seline, namun pemuda dewasa itu hanya acuh tak acuh. Beranjak berjalan menuju kulkas besar yang ada di dapur.

"Mommy, mau bolu." Si bungsu membuka suara nya saat mata bulat itu melirik ke arah bolu yang tengah di oven.

"Baiklah, tunggu sini. Mom ambilin dulu." Ael mengangguk dan duduk enteng di meja bar. Jake yang masih berada di sana segera bergerak cepat mendekati anak itu. Lalu memegangi badan si kecil, takut takut jika nanti anak itu akan terjatuh.

"Ini," Seline memberikan bolu kukus berwarna hijau pada si kecil, hingga tangan kecil itu langsung menerimanya lalu mulai mengigit permukaan bolu itu dengan perlahan. Seline sendiri hanya diam memperhatikan, jika di pikir pikir balita 6 tahun itu terlihat sangat mandiri. Apalagi Ael sangat jarang merengek. Dan lagi saat tertidur pun anak itu dengan mudah bisa tertidur hanya dengan di elus punggung nya.

"Jake, kau mau?" Tawar Seline pada Jake yang masih berdiri di sebelah Ael.

"Tidak steril," Kata Jake hingga pemuda itu memilih beranjak pergi dari sana.

Menghembuskan nafas pelan, wanita itu memilih tersenyum lebar saat melihat potongan bolu yang ada di tangan si kecil kini sudah habis. Cepat sekali pikirnya. Seline kembali memberikan anak itu bolu.

"Enak tidak sayang," Tangan lentik itu mengelus pipi tembam si bungsu. Mendengar ucapan dari sang ibu, Ael mengangguk antusias. Ael merentangkan tangan nya ke arah sang ibu, meminta di turunkan dari atas meja. Hingga Seline langsung mengendong bayi nya untuk turun. Hingga saat kaki kecil itu menyentuh lantai marmer. Sekejap kemudian anak itu berlari ke ruang tengah Mansion sembari menggenggam bolu milik nya. Seline sendiri hanya berjalan santai mengikuti langkah si bungsu.

Baby Delathore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang