Baby 6

14.3K 1K 20
                                    

Pagi pagi sekali Seline sudah sibuk memandikan sang anak. Jika biasanya wanita itu akan langsung pergi ke perusahaan nya atau ke tempat pemotretan tapi setelah kedatangan Ael. Wanita beranak tiga itu malah sibuk mengurus bayi lagi. Mulai dari menyiapkan baju baju sang anak. Bedak, minyak telon, minyak kayu putih, membersihkan kasur agar setelah mandi badan lembut bayi nya tidak gatal gatal karena kasur yang belum di bersihkan. Seline sendiri juga hanya mencempol rambutnya dengan setelah jas berwarna mint. Dirinya memang sudah mandi sebelum Ael bangun tapi belum membenahi rambutnya. Karena bagi nya yang terpenting sekarang adalah mengurus sang anak dulu.

Seline tak keberatan jika dia harus repot. Karena sedari Ketiga putra lahir diri nya memang selalu sibuk dan untuk mereka bertiga selalu di urus oleh ibu mertuanya. Bukan karena apa. Tapi karena memang sang ibu mertua sangat ingin mengurus ketiga putra nya dan lagi. Saat itu William yang berumur 6 tahun sudah Mandiri sejak dini. William juga tak ingin terlalu di perhatikan atau di urus karena kembali lagi pada fakta ketiga putra Seline dan Vander itu istimewa. Mereka punya keistimewaan nya masing masing.

"Sayang jangan berdiri dulu. Duduk tenang dulu dan pencet saja bebek nya oke," Seline menuntut tangan kecil sang anak agar memencet bebek berwarna kuning yang ada di bad rum.

Tettttttt, totttttttt

"Ih~ Amy!! Bebek unya Ael bunyi!" Pekik anak itu girang. Tangan kecil nya masih sibuk memencet bebek kuning itu. Seline sendiri hanya mengangguk merespon ucapan sang anak. Karena wanita itu sibuk menyabuni lembut punggung kecil sang anak.

"Selesai, waktu nya kita pakai baju bayi," Selain mengangkat tubuh sang anak yang sudah di baluti handuk. Ael sendiri hanya diam melihat bebek bebek nya yang mengambang di dalam Bad drum. Mau mengambil nya tapi tak bisa karena sang Mommy sudah menggendongnya.

Dengan telaten Seline memakaikan baju pada sang anak yang tampak hanya diam. Tangan nya berpegangan di bahu sang Mommy karena saat ini dia tengah di pakaikan celana.

Ael menutup mata nya kalah sang ibu Mulai membedaki wajah nya. Hingga mata bulat berair itu terbuka membuat Seline menahan gemas dan mulai mengecupi seluruh inci wajah sang anak. Wanita itu menyumpal Pacifier yang baru saja di beli karena Seline selalu membeli Pacifier baru.

"Ayo sekarang kita turun ke bawah untuk makan," Seruan Seline yang mengendong sang anak ala koala. Ael sendiri hanya bertepuk tangan saat melihat wajah bahagia sang ibu. Padahal bocah itu tak tau apa apa.

Seline tampak terkejut melihat ketiga putra nya sudah Stan by di meja makan. Biasanya ketiga putra nya tidak ada yang akan berkumpul sepagi ini. Tapi tak lama sudut bibir wanita cantik itu tertarik ke atas. Maka dengan santai Seline mendudukkan Ael di atas meja makan. Membuat tiga pasang mata melihat kearah tumpukan daging hidup itu. Ael sendiri hanya menatap ketiga kakak nya polos dengan mulut yang aktif mengemut pacifier.

"Mommy nitip Ael dulu, karena Mommy mau buat makanan nya dulu. Nitip nya," Tak menunggu jawaban. Seline langsung melesat ke dapur membuat kan sang anak bubur Nasi dan lauknya Ikan Salmon goreng.

Senyap itulah yang terjadi di meja makan. Ael sedari tadi menatap Kearah Jake yang saat ini juga ikut terdiam menatap nya. Mata bulat itu melirik kearah tangan pemuda itu yang terlihat memakai sarung tangan putih.

"Jake~ " Guman anak itu pelan. Tapi mereka bertiga masih bisa mendengar nya. Dengan rasa gugup dan kaku Tangan besar Jake terulur menusuk pipi tembam bocah itu. Hingga jari nya benar benar masuk ke dalam pipi tembam itu. Seakan tertelan.

"Mengapa pipinya seperti lumpur penghisap?" Tanya nya entah pada siapa tapi yang pasti Devant juga ikut menusuk pipi bocah itu.

Ael hanya diam saat kedua sisi pipi nya di tusuk. Dia malah menatap Devant dalam sampai akhirnya melepaskan pacifier nya. Lalu tanpa aba aba bocah itu menunduk kan kepala nya lalu mengecup lembut lengan Kekar Devant yang masih asik menusuk pipinya.

Baby Delathore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang