Baby 10

12.6K 1K 31
                                    

Pagi ini kediaman Delhatore tampak kedatangan tamu tak lain adalah tamu dari Vander. Dua pria berperawakan kebule-bulean dengan rambut coklat tua nampak duduk angkuh di sofa ruang tengah. Di temani dengan cocktail di hadapan mereka masing-masing. Aura serius kini tercipta kala mereka mulai mengatakan beberapa kalimat bahasa Jerman namun juga lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia karena memang sudah cukup lama juga kedua pria Jerman itu tinggal di Indonesia. Vander selaku sang tuan rumah kini juga nampak terlihat angkuh di sofa single nya. Menyesap santai cocktail yang baru saja tertuang di gelas kaca nya. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan dengan guratan serius yang selalu hadir di setiap lekuk wajah rupawan pria itu. Sepatu pantofel yang terlihat mengkilap itu kini tampak menggantung di atas paha kaki kanan yang menjadi tumpuan kaki kiri pria itu.

Namun keseriusan mereka tak berlangsung lama saat tiba-tiba  seonggok daging hidup kini berada tepat di atas pangkuan Vander. Keadaan Hening sejenak. Sampai sepersekon kemudian Vander menutup mata nya sejenak kala kibasan rambut tepat mengenai wajahnya. Netra legam pria itu melirik ke depan di mana Seline, sang istri tengah menggulung lengan piyama yang wanita itu pakai lalu Rambut yang di cempol.

"Jaga bayi ku, aku mau membuat nya bubur dulu. Dan ini susu nya," Seline menaruh sebotol besar susu vanilla milik Ael di atas meja. Wanita itu melengos menatap sang suami sampai akhirnya memilih melangkah ke dapur. Keadaan kembali di selimuti keheningan, tak berlangsung lama suara kentut seseorang terdengar membuat Vander menunduk menatap makhluk mungil yang kini mengerjap polos ke arah nya.

"Kau kentut?" Vander dengan bodoh nya bertanya membuat seketika tawa dari kedua pria asal Jerman itu mengudara.

"Hey Ayolah, apa itu seonggok daging hidup yang kini membuat keluarga Delhatore menjadi repot," Pecah sudah kala pria yang mengenakan kemeja putih itu berkata demikian.

"Belisik! Aman itu belisik daddy~" Si kecil berkomentar membuat kedua pria dominan itu cengo seketika, namun kembali menyemburkan tawa mereka saat itu juga.

"Namanya?" Anggap saja pria yang satu nya masih agak waras dari pria yang sedari tadi terus tertawa.

"Aelky Fael Delhatore," Vander menyahuti pertanyaan yang terlontar pada nya. Tangan kekar nya mengambil botol susu di atas meja dan mulai memberikan susu pada si kecil. Sang bayi sendiri sudah berbaring mencari posisi nyaman untuk meminum susu mahalnya.

Mereka bertiga diam terus memperhatikan Ael yang berada di pangkuan Vander. Sebenarnya mereka agak sedikit kaget karena teman nya itu memiliki anak lagi, namun saat Vander menjelaskan lebih detail lagi. Ternyata mereka mengangkat anak.

"Kau terlihat berbeda jika bersama daging hidup ini," Jeron-- pria yang memakai setelan kemeja hitam itu membuka suaranya.

"Tentu saja dia merasakan bahagia, jika aku punya anak seperti itu juga. Maka aku juga akan ikut bahagia, makhluk kecil itu sangat lah memikat." Rimba-- pria yang sedari tadi terus tertawa akan tingkah Ael.

Vander hanya diam mendengar ocehan kedua teman nya. Pria itu lebih memilih memperhatikan setiap lekuk wajah Ael, namun entah mengapa lekuk wajah anak itu sangat mirip dengan nya. Bahkan dari lekukan bola mata anak itu juga sangat mirip dengan Seline. Vander tersadar dari lamunan karena si kecil nampak langsung turun dari pangkuan nya.

"Ini apa?" Ael menunjuk gelas kaca pendek yang berisi cairan berwarna kuning. Tangan kecil nya akan menyentuh benda itu namun Rimba dengan cepat membereskan semua itu. Menaruh nya di tempat di mana Ael tak bisa menjangkau nya.

"Kepo, itu minuman hanya untuk orang dewasa. Anak kecil seperti mu tidak di perkenankan meminumnya," Rimba berceletuk sembari melipat Kedua tangannya di depan dada. Terus memperhatikan gelagat bocah di depan nya ini.

Baby Delathore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang