Baby 5

14.6K 1K 5
                                    

Tak pernah terpikir oleh Vander jika dirinya mempunyai anak lagi, terlebih lagi seorang balita yang cukup aktif bergerak ke sana kemari saat tengah di pakaikan pempers oleh sang istri.

"Sayang mantep dulu yah, Mommy mau pakein kamu pempers dulu," Wanita cantik dengan penampilan urakan. Rambut yang di cempol. Setelan Baju piyama berwarna naive blue dengan keadaan celana yang turun sebelah sedangkan di sebelah kanan nya celana sebatas Lutut. Wajah yang terlihat berkeringat karena terus menerus berlari mengajar sang anak yang kini menggulung semua badannya dengan gorden panjang berwarna coklat tua yang berada apik di jendela kaca besar yang ada di kamar Vander dan Seline.

"Sayang! Anak nya Mom. Dimana mommy kok gak liat kamu," Seline berujar sedikit keras guna menarik perhatian sang anak. Berpura pura tidak melihat padahal mata cantik nya masih bisa melihat sebuah gundukan kecil di gorden panjang.

Vander sendiri hanya diam melihat tingkah pasangan ibu dan anak itu. Pria berwajah tegas itu duduk santai di sofa dengan menyesap kopi hitam nya tak lupa sebuah Laptop berada di atas pangkuannya.

"Huwaaaa, Amy~ kaki Ael di gigit semut~ " Tangisan Ael Terdengar. Balita lima tahun itu keluar dari tempat persembunyian.

Langkah kecil nya ia bawa kearah sang ibu yang saat ini tersenyum lebar saat melihat anak nya berlari menghampiri nya. "Oh iya, berarti siapa yang nakal Bayi Ael atau semut nya," Seline menarik lembut tangan Mungil itu menuntut bayi nya menuju kearah Vander.

Mata Ael berkaca kaca melihat kearah pasangan pasutri di hadapan nya itu. Vander yang hanya menampilkan raut wajah datar sedangkan Seline yang tampak menatap nya bertanya dengan kedua tangan di lipat di depan dada.

"Semut nya lah, yang nakal. Ael kan cuma mau sembunyi bental dali Amy tapi semut malah gigit kaki Ael," Anak itu menunduk sambil menggaruk kaki putih nya yang saat ini bentol karena gigitan Semut.

Seline masih diam melihat tingkah laku sang anak. Sampai akhirnya bayi nya itu mendongak menatap nya dengan mata berkaca kaca. "Amy hiks... Kaki Ael gatal, telus sakit huwaaaa!" Tangisan balita itu mengencang dengan menghentakkan kaki Mungilnya ke lantai. Hingga wajah tegas Vander seketika mengkerut menahan tawa apalagi saat melihat burung kecil sang anak tampak menggantung di selangkangan sang Anak. Karena anak itu memang tidak mengenakan celana  ataupun pempers. Bayi itu hanya mengenakan baju yang terangkat sebatas perut. Terlihat pusar di perut sang anak. Rambut yang tampak bergoyang karena hentakan sih kecil.

Seline sebenarnya tak tega melihat sang anak tapi wanita cantik itu memilih duduk di sebelah sang suami dengan tangan yang masih memegang pempers lembut nan mahal. Seline memang membelinya sendiri dia hanya ingin kualitas terbaik bahkan permukaan pempers itu sangat lah lembut dan halus.

Vander menghela nafas. Pria itu menaruh laptop nya di atas meja dan beralih mengapit perpotongan ketiak sang anak dan mulai mengangkat bayi itu ke atas pangkuannya. Tangannya terangkat menghapus jejak air mata sang anak, mengecup sekilas pipi tembam Ael.

"Mengapa tidak ingin di pakaian pempers hm, Mommy sudah menyiapkan pempers nya jadi Ael tinggal pakai saja tapi mengapa tidak mau?" Suara tegas namun lembut dari Vander mengudara membuat anak itu mengerjap kan matanya.

"Tapi Ael gak mau, pakek pempers nanti kalau pakek itu Ael jadi males ke kamal mandi buat pipis," Ucap Ael yang melirik kearah sang Mommy yang saat ini tengah bersandar di bahu kokoh Vander. Mata cantik itu menatap lekat bayi nya yang berdiri di pangkuan sang suami, Tangan nya terulur menahan tangan sih kecil yang akan anak itu masukkan ke dalam mulutnya.

"Apa Ael tak malu jika pow milik mu terlihat. Bahkan kini menjuntai ke bawah," Vander berucap demikian dengan menunjuk ke arah pow sang anak yang menyembul dari selangkangan Ael.

Baby Delathore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang