Number Sixteen

93.3K 5.1K 66
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

***
Di bawah ruang bawah tanah yang sangat gelap dan seram  terdengar beberapa kali suara cambukan dan teriakan. Bau anyir darah dapat tercium saat kita ada di sana.

Varro, cowok yang terlahir sebagai seorang mafia. Membunuh seperti makanan sehari-harinya. Misi Varro malam ini adalah menghabiskan nyawa seorang pria berumur 40-an yang berhasil mengkhianati keluarganya.

"Arghh ampun" teriak pria tersebut saat cambukan dari Varro berhasil membuat tangan sebelah kanannya koyak, darah segar keluar begitu saja.

"Silakan langsung bunuh saya, jangan siksa saya"

Varro menyeringai, "gak adil penghianat gak di siksa"

Ctass

Varro tersenyum melihat ukiran indah di tubuh pria tersebut. Garis-garis yang mengeluarkan darah seperti hiburan tersendiri bagi dirinya. Varro mengambil sebuah pistol.

Smith and Wesson 500 Magnum (S&W 500M), pistol yang di ambil oleh Varro. Peluru pistol yang berasal dari Amerika Serikat ini mampu menghancurkan objeknya.

Varro mengarahkan pistol itu tepat di dada pria tersebut tanpa rasa kasihan Varro menembak tepat pada dada pria tersebut hingga tewas.

Darah langsung mengenai pakaian Varro. Varro berdecih, terdengar suara langkah kaki yang mendekati nya.

"Good boy" ucap seorang pria berumur 40 tahunan.

"Ayah ngapain di sini?" Tanya Varro.

"Hanya memeriksa kerja mu, ternyata kamu semakin hebat, ayah bangga sama kamu".

"Hmm,bereskan mayatnya" perintah Varro lalu melenggang pergi begitu saja.

****

Selesai membersihkan diri Varro mengacak-acak rambutnya yang masih basah dengan handuk. Dengan  hanya memakai kolor tanpa atasan yang menampilkan roti sobek yang tercetak jelas di perutnya. Varro duduk dekat kasur dan membuka WhatsApp untuk menelepon Alora.

"Apa!" Cetus Alora.

Varro dapat melihat Alora yang tengah duduk di kursi yang berada di balkon.

"Masuk udah malam, angin malam gak baik"  titah Varro.

"Nanti ah, lagi liat bintang gue. Lo tuh yang pakai baju, pamer Lo sama gue huh?" ucap Alora.

"Baru siap mandi gue. Besok Lo sibuk gak?" Tanya Varro .

Alora berpikir sejenak, "nggak , kenapa?".

"Besok gue jemput "

"Mau kemana?"

"Ikut aja"

"Awas aja Lo macem-macem gue patahin tangan Lo!" Sungut Alora.

"Iyaa iyaa"

"Gue matiin, bye"

Tut

Bukan apa- apa Alora hanya tidak tahan melihat body Varro yang seperti itu, rasanya ingin peluk saja.

Di sisi lain, Varro tertawa gemas. Tanpa sadar wanita yang ia sebut bunda sudah ada di hadapannya.

"Pantesan bunda panggil gak di jawab, kamu lagi senyum-senyum kenapa? Gara-gara cewek yaa" tanya Raisa ikut duduk di samping putra semata wayangnya itu.

Varro merebahkan tubuhnya menjadikan paha Raisa sebagai bantalannya.

"Namanya Alora bunda, perempuan tercantik setelah bunda".

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang