Dokter yang mendengar teriakan Revan berusaha menenangkannya. Meskipun dokter sedikit dibuat bingung karena Revan salah menyebut nama. Jelas-jelas wanita yang baru saja keguguran itu adalah istrinya yang bernama Almira bukan Tiffany."Semua salah Mama! Gara-gara menyuruh wanita itu mengandung anakku. Sekarang anakku tidak selamat. Anakku dengan Tiffany harus pergi!" Revan menyalahkan tante Tina.
"Revan! Kamu jangan menyalahkan Mama. Semua ini salah perempuan itu karena tidak bisa menjaga kandungannya. Emangnya kamu pikir Mama tidak sedih, bayi itu adalah cucu Mama satu-satunya. Tapi sekarang dia harus pergi untuk selama-lamanya menyusul Tiffany!" Teriak Mama Tiffany tidak terima disalahkan oleh Revan. Karena menurut Tante Tina yang salah di sini adalah Almira.
"Tiffany maafkan aku. Karena aku tidak bisa menjaga anak kita. Maafkan aku Tiffany, ternyata aku bukan hanya gagal menjadi seorang suami tapi juga seorang Ayah," ucap Revan dengan suara yang bergetar.
"Pak, kami minta anda segera mendatatangani surat persetujuan untuk ibu Almira agar segera di operasi."
Revan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia mengepalkan tangannya dengan erat lalu ia pun pergi ke tempat administrasi untuk mengurus semua keperluan Almira yang akan menjalani operasi pengangkatan bayinya hari ini juga.
"Almira tidak boleh mati, dia harus hidup. Dia harus membayar semua penderitaan yang aku dapatkan hari ini. Seperti dia orang yang telah membunuh Tiffany. Kalian semua harus sama-sama menderita dalam genggaman tanganku," ucap Revan dalam hati. Ia bersumpah akan hal itu.
***
Berita tentang kecelakaan yang dialami oleh Almira menjadi kabar bahagia bagi Celine dan juga ibu Revan. Keduanya begitu senang karena pada akhirnya Revan hanya akan fokus dengan rumah tangganya tanpa dibayangi oleh masa lalu.
"Mama senang banget mendengar wanita murahan itu kecelakaan dan bayinya meninggal."
"Apalagi kalau wanita itu juga ikut mati. Tambah senang aku, Ma," sahut Celine.
"Sepertinya kita harus merayakan hal ini," kata Selly.
"Itu benar, tapi sebelum itu kita harus mengunjungi rumah sakit dimana Almira dirawat dulu. Kita liat akhir dari wanita murahan itu. Aku yakin Revan akan sangat marah padanya dan kemungkinan Tante Tina juga akan ikut membencinya. Lebih parahnya lagi pasti Tante Tina meminta uang itu kembali. Membayangkannya saja sudah sangat seru." Celine mengepalkan kedua tangannya bersemangat.
"Mama yakin, Tina akan mengusirnya atau melaporkan wanita itu ke polisi."
"Jika bayi itu tidak selamat. Artinya sebentar lagi Revan akan mulai menerima aku Ma. Dan Revan akan menyentuhku dan kami akan memiliki anak dan kehidupan kami pasti akan bahagia."
"Itu benar, sekarang kita harus ke rumah sakit. Kita ambil simpati Revan, Mama yakin sekarang dia pasti sangat sedih."
"Ayo, Ma. Aku sudah gak sabar lagi melihat kehancuran wanita murahan itu," ajak Celine dan disetujui oleh Selly.
"Ayo."
Keduanya pun berjalan bersama keluar dari rumah untuk pergi ke rumah sakit dengan Celine yang membawa mobil.
***
Operasi pengangkatan janin Almira berjalan dengan lancar. Kini hanya tinggal menunggu Almira sadar dari pingsannya. Saat ini keadaannya sungguh memperhatikan.
Tidak ada siapapun disana yang menunggu kesadarannya. Tante Tina ia memutuskan untuk pulang setelah bayi Tiffany keluar dan akan dimakamkan. Sementara Revan ia memilih untuk pergi menyendiri.
Hingga beberapa jam kemudian, akhirnya Almira baru sadar. Ketika Almira membuka matanya setelah operasi. Almira belum sadar jika dia ada di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim sewaan
General FictionNasib sial menimpa Almira, niat ingin menjadi wanita simpanan laki-laki tua kaya. Almira malah kepergok oleh istri sah yang dikencaninya di hari pertama. Bukannya mendapat caci maki, Amira malah mendapat tawaran menjadi Ibu pengganti dari anaknya ya...