"Mas, Revan!" Celine menghampiri suaminya yang baru saja pulang dari rumah sakit. Ia menyambut suaminya dengan penuh kebahagiaan.
"Aku sudah dengar berita tentang Almira yang mengalami kecelakaan. Aku turut berduka cita karena anak kamu dan Tiffany tidak selamat. Aku yakin pasti kamu merasa sedih. Tapi kamu jangan khawatir, aku akan memberikan kamu anak sebanyak yang kamu mau." Celine dengan tatapan menggodanya menghampiri Revan. Bahkan saat ini penampilannya begitu menggoda menggunakan gaun malam.
Bahkan saat Revan masuk ke dalam kamar mereka. Celine mencoba memberikan sentuhan lembut yang membuat Revan tergoda.
Akan tetapi Revan yang melihat itu bukannya nafsu malah risih.
"Diam!" sentak Revan, ia menyingkirkan tangan Celine yang menyentuh dadanya.
"Tapi Revan... Kita itu udah menikah dan kita belum melakukan malam pertama sekalipun," ucap Celine. Ia kesal karena terus saja di abaikan oleh Revan.
"Jangan kau pikir aku diam. Aku tidak tahu apapun Celine, aku tahu semua yang telah kau lakukan!" Revan menatap Celine dengan tatapan tajamnya.
"Apa yang kau bicarakan. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau katakan." Celine tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh suaminya itu.
Revan tersenyum miring. "Cih." Ia mendecih pelan. Ia tidak lagi menanggapi ucapan Celine ia lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi. Setelah Almira pulang dari rumah sakit. Ia akan langsung menjalankan rencananya untuk mendapatkan keturunan dari Almira. Kenapa dia tidak menghamili Celine karena dia memiliki alasan yang tidak semua orang tahu.
Sementara Celine ia hanya bisa menahan kekesalan karena lagi-lagi diabaikan oleh Revan. Ia pikir setelah Almira kehilangan bayi itu. Dia bisa merebut hati Revan. Tapi ternyata tidak, Revan tetap sama.
"Jika dengan cara baik-baik aku tidak mendapatkan kamu. Maka dengan cara kotor ini akan aku lakukan, Mas." Celine sudah memikirkan ini, dia akan membuat Revan tidak sadar menyentuhnya.
***
Beberapa Minggu kemudian, Almira sudah pulih setelah ia melakukan operasi Cesar kemarin. Ia bahkan sudah bisa melakukan aktivitas kembali. Akan tetapi saat ini perasaannya benar-benar tidak tenang. Karena sebentar lagi Revan akan menemui dirinya untuk membahas tentang rencana Revan yang akan menikahi dirinya secara siri.
Pada saat Almira sedang memikirkan tentang apa yang akan dilakukan Revan. Orang yang sedang ia pikirkan muncul.
"Hari ini kita akan menikah!" kata Revan tanpa basa basi.
"Apa!" Almira terkejut.
"Meni-kah!" Almira terbata-bata ketika mengulang kata menikah.
"Mas, itu..." Belum selesai Almira menyelesaikan perkataannya. Revan sudah memotongnya.
"Tidak usah bicara, aku tidak mau mendengar pendapatmu. Bersiaplah, kita akan pergi menemui penghulu untuk menikahkan kita berdua."
"Mas, tolong izinkan aku menyampaikan sesuatu sebelum kita menikah."
"Apakah mba Celine mengetahui tentang pernikahan kita. Lalu apakah dia merestuinya atau tidak. Aku tidak ingin menyakiti hati mba Celine dengan pernikahan ini."
"Ikuti perintahku, itulah yang harus kau lakukan untuk menembus semua dosa-dosamu karena telah melenyapkan anakku!"
Almira meremas jemarinya ketika mendengar ucapan Revan.
"Ayo!" Tanpa persetujuan Almira. Revan menarik tangan Almira dan membawanya keluar dari apartemen.
Almira tidak bisa melawan karena sampai saat ini dia belum tahu di mana keberadaan kedua adiknya yang disembunyikan oleh Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim sewaan
General FictionNasib sial menimpa Almira, niat ingin menjadi wanita simpanan laki-laki tua kaya. Almira malah kepergok oleh istri sah yang dikencaninya di hari pertama. Bukannya mendapat caci maki, Amira malah mendapat tawaran menjadi Ibu pengganti dari anaknya ya...