Bab 8 --Target--

1.4K 215 63
                                    

Carakha menghentikan mobilnya di halaman rumah VAnilla.

"Gue langsung aja ya La!"

"Tunggu!" Vanila memegang tangan Carakha. "MAmpir dulu!"

"Gue ngga salah dengar kan La?" CArakha antusias.

"Jangan GEER dulu!" Vanila melepaskan tangannya. "Gue cuma mau obatin tangan lo! kalau ngga mau ya ngga papa!" Vanila turun dan berjalan memasuki rumahnya tanpa menutup pintu.

"Tunggu La!" Ia buru-buru turun dari mobilnya. Kesempatan tidak datang dua kali.

--

"Makasih tadi udah nolongin!" Vanilla mulai membersihkan luka Carakha. Sebenarnya hanya luka kecil bagi carakha. Tapi dia tak mungkin melewatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Vanilla.

"No problem!" jawabnya singkat.

Mencintai itu sangat mudah, yang paling berat adalah mempertahankannya

***

Hari kedua

"Ra muka lo kenapa di tekuk? kemarin lo juga ga balik ke rumah? kemana?" Vanilla merasa heran melihat Aurora yang terlihat tak bersemangat seperti biasanya.

"Semedi! sambil mensucikan diri! Mandi kembang tujuh rupa! Abis dicium Rayyan" cerocosnya polos.

"LAh?" Vanilla menutup mulutnya mencoba menahan tawa tapi gagal.

Hahaha

"Kok lo ketawa La?"

"Lo polos banget Ra! emang di cium model gimana?'

"Cuma nempel aja!" sambil meperagakan dengan tangannya.

Hahaha

"Segala pake mandi kembang tujuh rupa!"

"Kita itu beda La, lo manusia gue ...." Aurora menghentikan kalimatnya, karena seseorang memotongnya.

"Lo apa Ra? Jin? apa setan?" RAyyan menyahuti tiba-tiba.

"Sejak kapan lo dateng!" Aurora bertambah kesal. Dia memutar bola matanya malas.

(perasaan yang salah lo deh Ra! dari pengamatan para reader sampai kejadian tak terduga itu terjadi 🙄_ Aukii POV)

"Baru aja emangnya kenapa?" jawab Rayyan.

"La ke kantin yuk!" Aurora menarik tangan Vanilla.

Hari ini, hari kedua mereka menyamar sebagai siswa SMU. Mereka sudah diberitahu siapa target mereka. Dan jadwal pelajaran hari ini adalah olahraga. Pelajaran yang paling dibenci Rayyan.

Mereka berbaris di lapangan sekarang, Hari ini pelajaran basket. Aurora masih mendiamkan Rayyan. Lapangan basket berada di dalam gedung.

"Ra lo kenapa sih?" tanya Rayyan bingung.

"Pikir sendiri!"

"Apa gara-gara ciuman kemarin?"

Ish malah dipertegas , batin Aurora bertambah kesal.

Aurora menarik vanilla untuk bergeser . VAnilla hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Eh katanya hari ini yang ngajar guru baru

Iyaakah?

Bener!

Moga aja cowok ganteng, males kalo kayak Pak Toni udah gendut, pendek , item kan jadi gak semangat.

Mr. Detective I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang