Carakha NAreshwara, seorang detectiva arogan yang selalu dikelilingi wanita, harus bertekuk lutut di hadapan mahasiswa magang, jurusan hukum yang menjadi partnernya, Vanilla Agysta. Dia mengklaim si gadis sebagai miliknya di hari pertama mereka bert...
Carakha menatap Vanila tanpa berkedip, senyumnya perlahan mengembang. Gadis di hadapannya benar-benar tampak memukau dalam balutan gaun hitam yang pas dengan siluet tubuhnya. Itu adalah hasil rancangan Emily, yang sengaja Carakha minta merancang gaun spesial untuk kesempatan spesial ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo cantik banget, La," ucap Carakha, matanya masih menatap Vanila tanpa sedikit pun berpaling. Dia benar-benar terhanyut oleh pesona gadis di hadapannya.
"Berhenti memuji, Rakh. Jangan kebanyakan bicara. Gue di sini cuma buat bayar utang janji gue," sahut Vanila sambil pura-pura cuek, meskipun hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya. "Sekarang apa permintaan kedua lo?"
Carakha menyandarkan punggungnya ke kursi, tersenyum penuh arti. Restoran di atas kapal yang khusus ia sewa malam itu terasa lebih intim. Suara ombak lembut dan kerlip lampu-lampu kota di kejauhan menciptakan suasana yang sempurna.
"Buru-buru amat La, permintaan kedua dan ketiga bakal gue simpan buat saat-saat darurat!"
"Ish!" Vanila mengambil segelas minuman jeruk di hadapannya lalu meminumnya hingga habis. Carakha tertawa melihat tingkah gadis di hadapannya.
Vanilla mengakui, Carakha memang tampan, tak heran banyak gadis memujanya. Yang dia herankan kenapa lelaki ini suka sekali menempel padanya. Seolah tak mau lepas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Musik lembut mengalun, mengisi udara dengan suasana romantis. Di atas dek kapal yang diterangi lampu-lampu kecil seperti bintang, Carakha dan Vanilla berdiri saling berhadapan. Vanilla tampak begitu memukau dengan gaun hitam berpotongan rendah yang menonjolkan sisi elegannya. Sementara itu, Carakha, dengan kemeja berwarna senada yang membingkai tubuh tegapnya, tampak seperti sosok pria yang tak bisa dijauhi pandangan.
"Lo nggak bakal nolak kalau gue ajak dansa, kan?" Carakha menyodorkan tangannya, menatap Vanilla dengan senyum menggoda.
Vanilla menghela napas kecil, berusaha menyembunyikan debar jantungnya yang semakin cepat. "Lo kan udah tau gue nggak bisa dansa," gumamnya, sedikit malu.